Rabu, 30 April 2014

KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN BERAWAL DARI RUMAH, YAITU KELUARGA

KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN BERAWAL DARI RUMAH, YAITU KELUARGA


Oleh : Yuyung Riana, S. Psi

Keluarga ibarat miniatur masyarakat dan masyarakat seperti miniatur sebuah negara. Berangkat dari sebuah keluarga lah kita bisa meraih keberhasilan atau justru kegagalan. Dari keluargalah kita belajar tentang berbagai hal tentang kehidupan ini. Dari yang sifatnya sangat sederhana sampai yang berat sekalipun dan itu sangat kompleks sifatnya. Dari kasih sayang seorang ibu kita mendapatkan kehangatan dan kasih sayang yang tiada tara sehingga kedepannya akan mencetak generasi-generasi hebat yang cerdas tapi punya hati nurani. Dan dari ayah, kita mendapat sifat keteladanan dan figur yang kuat yang membuat kita pantang menyerah mengejar mimpi-mimpi kita. Ya idealnya seperti itu. Support dari sebuah keluarga yang hangat sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang anak baik secara fisik dan psikis, dan ini akan terbawa saat dewasa terutama saat terjun ke masyarakat nantinya.Dan tentunya ini sangat dibutuhkan bagi generasi muda sebagai penerus bangsa.

Kalau kita perhatikan, sejarah banyak mencatat bahwa orang sukses berawal dari keluarga dan rumahnya. Pun juga sebaliknya, banyak orang yang terjerumus ke hal-hal yang negatif juga karena mempunyai latar belakang keluarga yang buruk, entah broken home, atau tak ada kehangatan dan keharmonisan dalam keluarga. Berapa banyak remaja yang terjerumus ke dunia narkoba karena tidak ada perhatian dari kedua orang tuanya, dsb. Dan itu semua membuktikan bahwa keluarga dengan keberhasilan ternyata mempunyai benang merah yang cukup kuat. Kesuksesan seseorang bukanlah sesuatu yang sifatnya instan. Keberhasilan seseorang juga bukanlah  proses yang sebentar. Namun Kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup seseorang merupakan rangkaian peristiwa yang banyak faktornya. Diantara faktor utama yang sangat menentukan kesuksesan seseorang adalah faktor keluarga. Dari keluarga inilah seseorang bertolak menaiki tangga-tangga kesuksesan dan keberhasilan. Rumah benar-benar ibarat batu loncatan pertama yang digunakan seseorang meraih karier dan citanya.

“ Rumahku adalah surgaku dan tiada tempat yang lebih indah selain dirumah “. Tentunya kita tidak ingin kalimat tersebut hanya sebagai jargon semata bukan ? Coba kita ingat-ingat deh, bila kita sedang bepergian ke luar kota untuk beberapa hari lamanya. Apa yang kita rindukan dari rumah kita ? Suasana kehangatan seluruh penghuni rumahkah ? Perhatian, support dan komunikasi seluruh penghuni rumahkah ? Barang-barang koleksi kita di rumah ? Hewan peliharaan kita ? Atau tidak ada yang kita rindukan sama sekali di rumah kita ? Tanyakan kepada hati nurani kita yang terdalam dan disanalah akan ditemui jawaban sejujurnya.
Setiap keluarga akan sangat bervariasi budaya dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin bagi beberapa keluarga kualitas waktu lebih penting ketimbang kuantitas. Ya ini mungkin berlaku bagi keluarga yang kedua orang tuanya bekerja. Tapi bagi keluarga yang lain kuantitas yang lebih penting. Karena dengan seringnya bertatap muka, berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik akan menambah kedekatan emosional antar satu dengan yang lainnya. Saling support dan mendoakan satu sama lain.Ya....semua memang pilihan. 
 
Akan sangat jauh berbeda hasilnya, pola kebiasaan dan budaya di rumah yang dibangun dengan kehangatan dan keharmonisan bila dibandingkan dengan keluarga yang hanya disatukan oleh hubungan darah semata tapi tidak ada kedekatan emosional sama sekali. Semua sibuk dengan urusan sendiri-sendiri dan lebih mementingkan aktivitas diluar rumah yang tidak perlu. Sehingga seolah-olah mereka punya “dunia sendiri” yang lebih menarik daripada sekedar berkumpul di rumah, nonton tv bersama, makan bersama di meja makan dan hal-hal sederhana lainnya. Kesemuanya hal kecil yang bila dibiarkan akan semakin membesar dan kompleks akibatnya dan tanpa disadari itu membentuk karakter kepribadian bagi masing-masing individu.

Apalagi saat ini kemajuan teknologi yang sedemikian cepat membuat jurang pemisah yang sangat curam dengan hubungan interpersonal sesama manusia. Lihat saja generasi sekarang kalau sudah memegang gadget di tangan, wah, serasa punya dunia sendiri walaupun hanya sebatas dunia maya. Terlalu terbawa arus dunia maya menjadikan kita apatis, autis , egois dan tak peduli dengan lingkungan sekitar. Dan that's fact. Terkadang bentuk eksistensi yang kita capai dengan susah payah, tapi jika tak ada penghargaan dan apresiasi dari keluarga menjadi tak ada artinya sama sekali. So, untuk apa prestasi yang kita raih kalau ucapan selamat, pelukan hangat dan support tidak kita dapatkan dari keluarga. So sad !

“ Kembali ke rumah ”. Sebuah kalimat sederhana yang besar maknanya. Seorang kriminal besar pun pasti suatu saat dalam hidupnya akan merindukan kembali ke rumah. So...bagaimana dengan keluarga kita ? Apakah keluarga kita adalah keluarga yang membawa kita berhasil atau justru malah sebaliknya. Keluarga....hanya itu yang kita punya. Dari sanalah akan dicetak generasi-generasi penerus bangsa masa depan.