FLUKTUASI
RASA
By
: Yuyung Riana, S. Psi
Bertahun-tahun
berkutat dengan pertanyaan yang sama. Hampir setiap bertemu dengan teman yang
sudah lama tidak berjumpa selalu menanyakan hal yang sama dan berulang.
Kayaknya mereka itu gak pernah move on ya dengan pertanyaannya, hehehehe… ( Kok
jadi egois yaa….)
“
Hai…apa kabar ? Tinggal dimana sekarang ? Anakmu sekarang sudah berapa ? “
Pertanyaan yang
sederhana dan klasik memang. Pertanyaan klasik seperti diatas mungkin selalu ditanyakan
sebagai kalimat pembuka saat bertemu teman lama. Tapi ternyata, bagi sebagian
orang pertanyaan yang sederhana itu bisa membuat nge – jleb di hati lho.
Sakitnya tuh disini ( sambil megangin hati ) hehehehe…..
Yup…..tentu
saja hal ini berlaku bagi kita-kita yang sudah menikah bertahun-tahun tapi belum
dikarunai momongan. Jujur saja yaa….lepas dari rasa kepasrahan yang mendalam
dan menerima semua suratan-Nya….kita tetap manusia biasa yang mempunyai rasa
dan hati. Tiba-tiba pertanyaan yang sederhana itu bisa menjadi suatu hal yang
luar biasa susahnya untuk dijawab. Ya….mungkin setiap pertanyaan memerlukan
jawaban , tapi terkadang tidak semua jawaban menjawab pertanyaan itu sendiri
bukan, hehehe…
Yaa….mereka
tak pernah salah. Tak ada yang aneh dengan pertanyaannya, mungkin kita-kita aja
yang terlalu berlebihan dan sensi meresponnya. Dan entah kenapa, secara tiba-tiba
segala hal yang berhubungan dengan anak menjadi hal yang besar dan paling berharga
di dunia ini. Isn’t true ?? Bisa ya bisa tidak. Jika kita menganggap itu
sebagai ujian yang berat dan seolah dunia berhenti karenanya, tentu saja hal
itu akan selalu membebani setiap langkah kehidupan kita. Kita mungkin merasa
menjadi orang yang tidak beruntung di dunia ini. Padahal kalau kita menyadarinya
masih banyak kenikmatan dan kemudahan yang kita terima di dunia ini yang jauh
lebih penting untuk kita syukuri daripada sekedar selalu mengeluh karena hal
yang itu-itu melulu. Hal ini tentu saja bisa menguras semua energi kita.
Tetapi
coba kita ambil sisi positifnya. Allah memberi kita kondisi ini karena kita
adalah manusia pilihanNya. Bukankah setiap ujian yang Allah berikan sudah
sesuai takarannya masing-masing. Allah tidak akan menguji hambaNya diluar
kemampuan hambaNya bukan. So…yakinlah para bunda yang sampai sekarang belum dikarunai
momongan. Allah yakin kita mampu melalui ini semua yang mungkin untuk sebagian
orang ini akan sulit. See it !! So…berbanggalah kita para bunda.
Sisi
positif lainnya adalah, kita bisa melakukan berbagai hal yang positif yang kita
sukai yang mungkin akan sulit dilakukan jika kita mempunyai anak. Kita bisa
travelling kemanapun kita suka. Mengunjungi tempat-tempat yang indah bersama
suami tentu akan menambah rasa syukur kita atas nikmat dan kebesaran-Nya. Hal
ini juga membuat fresh pikiran dan hati kita yang membuat kita selalu positif
thinking dan merasa good mood. Dan menambah keharmonisan keluarga. That’s wonderfull
!!.
Kita
bisa mengejar impian-impian yang tertunda dimasa lalu. Mengikuti kursus-kursus
yang untuk menambah wawasan kita atau bahkan kuliah lagi. Pokoknya apapun yang
bisa meningkatkan kualitas pribadi kita kearah yang lebih baik.
Kita
bisa menciptakan lapangan kerja yang bener-bener kita sukai. Jika kita
melakukannya dengan hati In sya Allah hasilnya akan lebih maksimal. Asal ingat
ya…prioritas tetap kepada keluarga walaupun keluarganya cuman berdua dengan
suami saja yaa….hehehe. Intinya melakukan hal-hal yang kita sukai yang membuat
kita bahagia dan tidak merasa stress dan tertekan. Bukankah bahagia itu
sederhana ?.
Menghabiskan
waktu dengan jalan-jalan, makan bersama suami itulah kebahagiaan kita saat ini.
Walaupun ,mungkin dimata mereka terasa tidak lengkap. Tapi sadarlah, justru
ketidak sempurnaan ini menyempurnakan kebahagiaan itu sendiri. Mempunyai anak
atau tidak, itu adalah kuasa Allah. Tapi menjadi bahagia atau tidak, itu adalah
pilihan kita. Semua ada dalam kendali kita. So, bahagia itu pilihan.
Terkadang
memang justru kondisi di luarlah yang seakan membuat semua menjadi terasa
berat. Tekanan sosial, sindiran-sindiran yang halus tapi menyakitkan di hati,
tuntutan lingkungan dan sebagainya semakin memperparah kondisi. Seolah-olah
mereka itu merasa sempurna dengan mempunyai anak. Tapi lihatlah kondisi yang
sebenarnya. Berapa anak yang kita lihat di jalanan tumbuh dan berkembang
menjadi pribadi yang urakan, kasar dan terlibat dalam kenakalan dan kriminal.
Berapa banyak keluarga yang seolah-olah sempurna dimata “umum” tetapi kering
kasih sayang didalamnya karena semua anggota kelurga terlalu mementingkan
kepentingan diri sendiri dan egois. Dan masih banyak lagi problem-problem
keluarga yang berat lainnya yang berkaitan dengan kenakalan anak. Intinya
mempunyai anak selain nikmat, juga berisi ujian disana, yang pertanggungjawabannya
sangatlah besar yang terkadang sedikit terlupakan.
Hidup
ini terlalu indah untuk diburamkan dengan hal-hal yang semestinya kita syukuri.
Berprasangka baik saja pada Allah. Semua manusia tak luput dari ujian hidup
apapun bentuknya yang jelas disesuaikan kemampuan masing-masing. Mungkin
kemasannya saja yang berbeda-beda. Ada yang diuji dari segi ekonomi, anak,
keluarga dan lain-lain.
Semoga
kita bisa menyukuri segala nikmat Nya. Kalaupun ada hal-hal yang tidak sesuai
dengan keinginan kita, ya memang begitulah adanya. Allah lebih tahu yang kita
butuhkan daripada yang kita inginkan. Kalaupun kita sedikit kecewa, lelah dan
lemah, itu manusiawi banget karena itu adalah bagian dari fluktuasi rasa.
Nikmati saja. Yang penting “ tetap bersyukur “ yaa….