MENERIMA
KEKALAHAN
Dalam
perjalanan hidup manusia, kita tak akan pernah luput dari kekalahan dan
kemenangan. Kekalahan dan kemenangan ini bukan hanya terjadi dalam suatu
kompetisi atau pertandingan saja, tetapi banyak hal di dalam kehidupan ini
dapat diartikan sebagai kekalahan dan kemenangan diri. Jika kita meraih
kemenangan, tentu saja kita akan merasa bahagia dan bangga akan diri sendiri.
Tetapi lihatlah diri kita saat menghadapi kekaalahan, disitulah sebenarnya
ukuran dari kematangan mental kita. Apakah kita akan terpuruk dan hancur. Atau
justru itulah awal dari kebangkitan kita untuk lebih meningkatkan diri.
Dalam
sebuah ajang kompetisi anak-anak balita, misalnya saja kompetisi lomba menari
atau lomba mewarnai. Lihatlah reaksi anak-anak yang kalah, mereka akan menangis
meraung-raung, berteriak bahkan ada yang sampai berperilaku temper tantrum .
Anak-anak bahkan melempar barang-barang yang ada di sekitarnya, berguling-guling
di lantai dan menendang. Mereka benar-benar kehilangan kontrol diri. Dan
parahnya, jika ini sering terjadi dan dibiarkan secara terus menerus akan
timbul trauma psikis yang bisa menggangu perkembangan mentalnya di kemudian
hari. Ya, memang anak seusia balita, tidak siap menerima kekalahan. Usia
mentalnya belum matang untuk menerima rasa sakit akibat kekalahannya. Untuk
anak seusia itu, kita pasti bisa memaklumniya. Dan masih terbilang wajarlah.
Kekalahan
jika dirasakan memang terasa pahit dan menyakitkan. Tapi
kalau mau diresapi terkadang terasa manis.. Ada orang yang memaknai kekalahan
sebagai bentuk kegagalan, inilah kepahitan. Namun ada juga yang memaknainya
kegagalan sebagai bentuk kemenangan yang tertunda, inilah buah manis. Sekarang
coba kita tanyakan kepada diri kita sendiri, berapa kali kita mengalami
kekalahan? Apa yang kita rasakan dan bagaimana reaksi kita menerima kekalahan
kita ?
Pada
umumnya saat kita menerima kekalahan hal yang umum dirasakan adalah kecewa.
Saya yakin hampir sebagian besar orang merasakan hal yang serupa. Apakah itu
hal yang wajar? Saya katakan ya selama tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan
kekecewaan. Kalau terlalu larut yang ada kita akan menjadi pesimis atas
tindakan yang akan kita lakukan selanjutnya. Akhirnya kita akan takut melangkah
untuk menebus kekalahan dengan sebuah kemenangan. Kalau kita mau belajar dari
sejarah dan belajar dari pengalaman hidup seseorang, di luar sana banyak
orang-orang hebat yang di awal karier dan cita-citanya pernah mengalami
kekalahan.Tapi mereka enjoy-enjoy saja. Karena mereka yakin kekalahan hari ini
bisa dibayar di hari yang akan datang. Hari ini kita boleh kalah, tapi hari
yang akan datang kita pasti bisa merebut kemenangan. Ini adalah prinsip hidup
para pejuang sejati, yang tidak akan pernah menyerah sampai titik darah yang
penghabisan.
Kalah dalam pertarungan itu adalah hal yang biasa. Tapi kekalahan sejati adalah ketika kita tidak mampu bangkit dari kekalahan, tidak mau mencoba untuk berbenah diri dan melanjutkan perjuangan. Inilah makna dari kekalahan yang sebenarnya. Jika hal ini sudah menggrogoti pikiran dan jiwa, maka kita tinggal menunggu kehancuran.
Cara
Menerima Kekalahan Secara Positif
Berikut ini adalah beberapa cara positif yang bisa
kita lakukan untuk menerima sebuah kekalahan dan memulai usaha untuk mencapai
sebuah kemenangan.
1. Mengakui Kelebihan Lawan
Ketika kita mengalami kekalahan, maka hal yang seharusnya kita lakukan pertama adalah mengakui kelebihan lawan. Ini adalah wujud dari jiwa besar yang kita miliki. Akuilah bahwa memang lawan kita lebih baik diri kita. Apakah mengakui kelebihan lawan itu hal mudah? Memang tidak mudah, tapi kalau mau jujur dengan diri sendiri maka semua akan menjadi mudah. Kenapa orang lain bisa menang dan kita kalah, itu adalah tanggung jawab kita bukan tanggung jawab orang lain.
1. Mengakui Kelebihan Lawan
Ketika kita mengalami kekalahan, maka hal yang seharusnya kita lakukan pertama adalah mengakui kelebihan lawan. Ini adalah wujud dari jiwa besar yang kita miliki. Akuilah bahwa memang lawan kita lebih baik diri kita. Apakah mengakui kelebihan lawan itu hal mudah? Memang tidak mudah, tapi kalau mau jujur dengan diri sendiri maka semua akan menjadi mudah. Kenapa orang lain bisa menang dan kita kalah, itu adalah tanggung jawab kita bukan tanggung jawab orang lain.
2. Tidak Perlu Beralasan
Orang yang banyak memberikan alasan adalah orang yang tidak bisa menerima kekalahan dengan jiwa yang besar. Berbagai alasan yang mereka utarakan hanya untuk menutupi kekurangan yang mereka punya. Hal ini tentu bukanlah mental yang dimiliki para juara, karena mental juara tidak akan punya pemikiran semacam itu. Jika diri kita masih suka mencari alasan dan suka mengambinghitamkan orang lain. Maka kemenangan tidak akan kita raih, kalaupun kita menang, kemenangan itu hanya semu.
3. Evaluasi Diri
Hal terpenting dalam hidup ini saat menerima kekalahan adalah dengan melakukan evaluasi diri. Evaluasi ini bisa di lakukan dengan banyak hal. Misalnya dengan merenung (introspeksi diri), meminta masukan dari orang lain, mau menerima kritik dan kalau perlu datanglah ke ahli yang punya kemampuan. Evaluasi diri ini akan menjadikan kita lebih peka terhadap kelemahan diri dan selalu berupaya untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
4. Belajarlah Terus
Setiap orang yang menang dan ingin mempertahankan kemenangannya maka ia harus belajar terus. Apalagi bagi kita yang kalah. Belajar itu adalah kunci keberhasilan dalam meraih kemenangan. Belajar ini bisa kita lakukan di mana saja dan dari siapa saja, termasuk dengan lawan kita. Seorang pejuang sejati dalam keadaan apapun ia selalu belajar untuk mengasah diri untuk menjadi pemenang Perlu saya ingatkan juga di luar sana lawan-lawan kita juga belajar terus. Sekarang coba kita bayangkan apa jadinya jika kita tidak mau belajar? Saya rasa tidak perlu dijelaskan pun anda akan tahu.
5. Mencobalah Terus
Ada kalanya kita melihat orang yang mengalami kekalahan cenderung memiliki kecemasan dan ketakutan. Kecemasan dan ketakutan inilah yang membuat mereka tidak berani mengambil risiko untuk yang ke dua kalinya atau seterusnya. Tentu hal ini bukanlah mental para pemenang sejati. Para pemenang sejati tidak akan pernah berhenti berjuang meskipun kekalahan demi kekalahan terus dialami. Namun ia tidak pernah menyerah dan yakin akan mencapai sebuah kemenangan.
Dalam kekalahan, bukan selalu
berarti kita kalah, kita masih bisa menang, kita masih bisa mencapai keadaan
yang kita harapkan, tetapi hal utama bangkit dari kekalahan adalah tekad dan
kemauan dalam diri kita, dan juga kerelaan menerima kenyataan bahwa yang kita
harapkan tidak selamanya bisa menjadi kenyataan. Inilah dinamika kehidupan.
Inilah perjalanan hidup manusia, dimana terkadang kekalahan itu juga memiliki
makna yang dalam. Dengan kekalahan, kita diterpa untuk berusaha. Dengan
kekalahan, kita dipaksa untuk membuka mata kita terhadap kemenangan orang.
Dengan kekalahan, kita belajar untuk menerima dan bersikap rendah hati. Dengan
kekalahan, kita diharapkan bangkit. Dengan kekalahan, kita bisa menatap hal-hal
indah di sekitar kita.
Hidup ini begitu indah, banyak
waktu yang terbuang apabila hanya kekalahan dan kegagalan saja yang dipikirkan.
Banyak hal dalam hidup ini yang masih bisa kita capai. Mentari yang akan
datang, pasti akan bersinar lebih indah bila kita tatap dengan semangat baru
untuk bangkit dari kekalahan ini. Memang tidak mudah tetapi ..... Kita pasti Bisa !!
Lihatlah para atlit atletik.
Untuk dia bisa lari sekencang-kencangnya, dia akan mundur kebelakang beberapa
langkah sebagai ancang-ancang untuk selanjutnya melesat kencang dan jadi
pemenangnya. Be a winner ….