Sabtu, 09 Mei 2020

PELANGI DI BALIK PANDEMI



PELANGI DI BALIK PANDEMI

Oleh : Yuyung Riana, S.Psi




Saat ini seluruh dunia sedang berperang melawan  pandemi covid – 19 (Corona Virus Diseases-19). Virus ini awalnya mulai berkembang di Wuhan, China di penghujung  tahun 2019. Wabah virus ini memang penularannya sangat cepat menyebar ke berbagai negara di dunia. Sehingga oleh World Health Organization (WHO), menyatakan wabah penyebaran virus covid-19 sebagai pandemi dunia saat ini. Di Indonesia sendiri kasus pertama ditemukan pada tanggal 02 Maret 2020. Pada kasus pertama dan kedua itu dua orang WNI yang terpapar COVID-19 sempat melakukan kontak dengan WN Jepang beberapa waktu sebelumnya.
Penyebaran virus ini pun sulit dikenali, karena virus ini baru dapat dikenali sekitar 14 hari. Namun, orang yang telah terpapar dengan virus ini memiliki gejala seperti demam di atas suhu normal manusia atau diatas suhu 38 C, gangguan pernafasan seperti batuk, sesak nafas serta dengan gejala lainnya seperti gangguan tenggorokan, mual, dan pilek. Apabila gejala tersebut sudah dirasakan, maka perlu adanya karantina mandiri (self quarantine).
Penyebaran virus covid-19 menjadi penyebab angka kematian yang paling tinggi di berbagai negara dunia saat ini. Sudah banyak korban yang meninggal dunia. Bahkan banyak juga tenaga medis yang menjadi korban lalu meninggal.

Status kasus COVID-19 per 09 Mei 2020: 
  • Total kasus positif global: 3.939.119 (92.170 kasus baru dalam 24 jam terakhir)
  • Total kematian: 274.917 (5.333 kematian baru dalam 24 jam terakhir)
  • Total sembuh: 1.322.289 (36.450 kesembuhan baru dalam 24 jam terakhir)
Catatan kasus di Indonesia:
  • Kasus positif: 13.112
  • Kasus positif baru dalam 24 jam terakhir: 336
  • Total kematian (rasio kematian): 943 (7,2%)
  • Kematian baru dalam 24 jam terakhir: 13
  • Total sembuh (rasio sembuh): 2.494 (19,0%)
  • Jumlah pasien baru sembuh dalam 24 jam terakhir: 113
Sumber: Coronavirus Resource Center, Universitas John Hopkins

Pandemi covid 19 masih menjadi ancaman bagi kesehatan secara global, kemunculannya pada akhir tahun 2019 hingga saat ini terus memakan korban. Meskipun beberapa negara telah melewati masa puncak pandemi dan angka kasus baru telah melandai dan mulai menurun. Di negara lainnya, masih atau bahkan baru memulai puncak pandemi COVID-19 dengan data kasus baru yang tinggi. Total kasus positif COVID-19 yang telah menginjak angka 3,9 juta ini telah mewabah di 212 negara di dunia.

Kebijakan-kebijakan strategis telah diambil oleh pemerintah negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia untuk dapat menekan penyebaran virus corona dan mengatasi dampak-dampak yang timbul dari akibat virus.
Beberapa langkah tersebut antara lain menerapkan PSBB, menetapkan Work From Home, belajar di rumah (home learning), menyiapkan Rumah Sakit Darurat, Pembatasan angkutan umum, keharusan menggunakan masker, keharusan mencuci tangan sesering mungkin,  memberikan bantuan sosial kepada warga terdampak, dan yang terakhir adalah pelarangan mudik menjelang lebaran yang merupakan tradisi turun temurun di Indonesia.

Meluasnya pandemic covid 19 yang secara cepat dan masif sungguh sangat membuat dunia kalang kabut dan kewalahan dalam menghadapinya. Karena pola penyebaran virus ini sulit dideteksi  dan semua orang mempunyai potensi untuk menularkan virus ini, karena penyakit ini kadang ditularkan oleh Orang Tanpa Gejala (OTG) yang telah berinteraksi dengan orang yang terpapar virus. Penyakit ini memang tidak memandang strata sosial, pejabat tinggi atau rakyat biasa, ras, negara, bahkan agama, semua memiliki potensi yang sama terpapar.

Dampak dari pandemi Covid 19 :
  1.  Keramaian dan kesibukan yang semula terjadi di seluruh belahan dunia menjadi kesunyian yang merata.
  2.  Aktivitas sekolah dan perkantoran di rubah menjadi bekerja dan belajar di rumah.  ( Work from home / WFH) dan home learning.
  3. Perusahaan dan industri terpaksa berhenti sesaat dan beberapa berdampak lahirnya pemutusan hubungan kerja (PHK).
  4.  Pasar dan Mall ditutup untuk sementara waktu untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19, sehingga dunia perdagangan terasa mati suri.
  5.  Pertumbuhan ekonomi melambat dan berimbas kepada menurunya kemampuan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat kalangan bawah.
  6.  Munculnya gangguan kejiwaan ringan karena ketakutan yang berlebihan akan terpapar virus corona. Seperti paranoid, phobia, obsesi compulsive dll.
  7. Bahkan aktivitas keagamaan yang sakral pun yang semula dilakukan di tempat ibadah dilaksanakan di rumah. Yang sedihnya adalah sholat tarawihpun dan sholat jum'at ditiadakan dulu selama pandemi. seumur hidup baru kali ini menaglami hal menyedihkan ini.
  8.  Yang pasti sebagai garda terdepan untuk melawan covid 19 adalah tenaga medis yang harus selalu siaga dan bekerja lebih keras dari biasanya serta memakai APD ( alat pelindung diri ) yang lengkap. Bukan hanya melakukan pengobatan dan perawatan kepada pasien tetapi juga harus melakukan protokoler yg sesuai SOP dalam menangani pasien covid 19 yang meninggal dunia.
  9. Social distancing ( pembatasan sosial ) dan physical distancing ( pembatasan fisik ).
  10.  Keharusan memakai masker jika keluar rumah dan selalu mencuci tangan sesering mungkin. Dan disarankan dirumah saja selama pandemi berlangsung.
  11. Pelarangan mudik disaat menjelang lebaran dimana merupakan tradisi turun temurun di Indonesia. Hal ini tentu saja membuat ramadhan dan lebaran tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Dan masih banyak lagi dampak yang ditimbulkan dari munculnya pandemic covid 19 ini. Dunia seakan berjalan melambat. Perekonomian jatuh kelevel paling bawah. Rakyat kecil yang bergantung pada penghasilan harian serasa hancur.

Tetapi dibalik semua dampak yang cenderung negatif tersebut  sempatkanlah kita  melihat sisi positif dan hikmah dibalik semua kejadian pandemi ini. Bukankah ini semua terjadi atas seizin Allah sebagai teguran untuk manusia yang ada dibumi ini. Dan tidaklah sia-sia yang Allah izinkan dibumi ini semua ada maksud dan tujuannya. Adanya sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah karena Allah swt akan memberikan hikmah di dalamnya. Allah telah berfirman dalam kitab suci yang artinya : Tidak ada sesuatu yang sia-sia dari penciptaan Allah (QS 3: 191). Allah berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi di bumi ataupun di langit, karena Dia adalah maha berkehendak (QS 85:16).
Yakinlah ada pelangi dibalik pandemi ini. Ada hikmah besar dibalik pandemi covid 19 ini. Pasti ada rencana Allah yang indah untuk kehidupan manusia yang akan datang. Inna maal usri yusro, wa inna maal usri yusro. Bersama kesulitan ada kemudahan dan bersama kesulitan ada kemudahan.


Hikmah dibalik pandemi covid 19 :
  1.   Kualitas udara membaik dan berkurangnya polusi udara. Berhentinya sebagian besar kegiatan industri mengurangi tingkat polusi udara. Bahkan, citra satelit mengungkapkan adanya penurunan yang signifikan terhadap tingkat global nitrogen dioksida (NO2), yakni gas yang dihasilkan dari mesin mobil dan pabrik manufaktur komersil yang menjadi penyebab buruknya kualitas udara di banyak kota besar. 
  2. Menurunnya emisi gas rumah kaca dan perbaikan lapisan Ozon. Sebagaimana dilansir dari Tehran Times, sejak awal 2020, banyak orang mengalami hal tak terduga. Untuk pertama kalinya secara berturut-turut, emisi gas rumah kaca, konsumsi bahan bakar fosil, lalu lintas udara, darat dan laut secara drastis telah menurun. Keadaan tersebut membuat emisi gas rumah kaca pada Maret 2020 menjadi sama kondisinya dengan 1990-an, yaitu 30 tahun yang lalu. Menurut Darvish, menurunnya pergerakan manusia di alam dan lingkungan luar ruangan secara signifikan mulai mengurangi jumlah polusi suara dan gempa bumi. Kompas (22 April 2020).
  3. Kedekatan dan keakraban keluarga semakin erat. Dalam kondisi biasa, anak-anak kurang mendapat perhatian orangtua karena kesibukan orangtua di luar rumah untuk mencari penghasilan/ berusaha. Namun dengan work from home, orang tua dapat menemani anak-anak dan bersama di rumah dalam waktu yang cukup lama.
  4. Kesadaran kebersihan masyarakat semakin membaik . Dengan lahirnya kesadaran mencuci tangan dan menerapkan pola hidup bersih, bijak pada saat batuk dan bersin serta adanya kerja bakti membersihkan rumah dan lingkungan serta penyemprotan disinfektan di lingkungan.
  5. Guru-guru menjadi akrab dengan teknologi untuk pembelajaran . Guru yang semula belum terbiasa menggunakan berbagai aplikasi dan beberapa tools untuk e-learning atau menggunakan gawai untuk pembelajaran maka sekarang hampir semua guru menjadi akrab menggunakan perangkat tersebut, ada yang menggunakan aplikasi dari Google, ada Zoom Cloud Meeting, web sekolah, WhatsApp group, email dan lain-lain. Tuntutan pelayanan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama Belajar dari Rumah (BDR) maka guru mau tidak mau harus menggunakan TIK dalam pembelajaran. 
  6. Munculnya solidaritas sosial yang tumbuh di kalangan masyarakat. Kesadaran berbagi kepada yang membutuhkan muncul di berbagai komunitas dan masyarakat. Ada pesan yang menarik dari peristiwa ini, walaupun fisik berjauhan namun hati dan perhatian selalu dekat.
  7.  Kesadaran membantu para petugas kesehatan yang dilakukan oleh beberapa kalangan masyarakat karena adanya kesadaran bahwa para petugas kesehatan adalah garda penting dalam mengatasi dan menyembuhkan wabah covid-19. Bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) yang semakin mahal harganya karena terbatasnya persediaan, bantuan masker serta hand sanitizer sampai kepada bantuan baerupa makanan dan minuman serta buah-buahan untuk mendukung stamina para petugas kesehatan. Kondisi ini baru terjadi saat adanya wabah virus corona ini, dan sebelumnya masyarakat sangat jarang membantu petugas kesehatan dalam kondisi normal. (Dr. Uswadin, M.Pd, Ketua IKA UNJ dan Ketua Bid. Pendidikan ISNU)
  8. Hikmah terbesar adalah bahwa manusia itu tidak punya kekuatan apa-apa. jika Allah berkehendak , maka terjadilah sesuai kehendakNya. Manusia dilarang sombong dimuka bumi ini. 

Banyak kejadian yang menyedihkan namun tidak sedikit juga yang memberikan kabar kegembiraan dan kebaikan bagi kehidupan manusia pada masa mendatang. Yang utama bagi kita semua sekarang adalah, tetap berpikir positif, menjaga kesehatan, menggunakan masker jika keluar, jaga jarak dan lebih baik di rumah (stay at home and keep health), serta peduli dengan masyarakat yang membutuhkan. Semoga kita semua dilindungi Allah. Dan semoga pandemi ini segera berakhir. Aamiin ya robbal alamiin.