Kamis, 25 April 2013

KISAH PERJALANAN UMROH + CITY TOUR KE HONGKONG ( PART 6 )

KISAH PERJALANAN UMROH +

CITY TOUR KE HONGKONG

( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )

( PART 6)



SELASA, 12 MARET 2013

MEKKAH



Jadwal hari ini dari lembaga kami tidak ada acara khusus, hanya ada ceramah agama dari pembimbing kami , Bp. KH. Achmad Shofwan setelah Sholat Ashar nanti.. Kami dibebaskan memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Pagi ini, setelah makan pagi di hotel, kami dan teman sekamar kami, berinisiatif untuk berjalan-jalan berempat di seputar Kota Makkah. Bp. Fanani mengajak kami untuk ke tempat pemondokan waktu beliau berangkat haji Thn 2011 dulu. Letaknya sebenarnya tidak begitu jauh dari hotel tempat kami menginap , tetapi karena rute jalannya memutar, jadi ya lumayan jauh juga jadinya. Kami memutuskan naik taxi berempat. Ya...jarak yang sebenarnya dekat, tetapi dengan naik taxi , ongkosnya jadi 20 real deh. ( sekitar kurang lebih 60 ribu rupiah lah ). 

Naik Taxi keliling Kota Mekah

Naik Taxi, keliling Kota Mekah

 

Kurang lebih 5 menit ditempuh dengan naik taxi, kami sampai ditempat yang dituju. Nama tempatnya sih saya sudah lupa. Pemandangan disana banyak terdapat perbaikan gedung-gedung, jadi banyak debu deh. Dan menurut Bp. Fanani, tempat itu saat musim haji banyak sekali orang berjualan kurma, dll murah-murah lho.....Bahkan nama tokonya pun bikin kami tertawa geli deh . Ada salah satu Toko yang masih tutup sih, dengan tulisan “ TOKO INDONESIA MAKAAN KHURMA MURA MURA “. 

 
Salah satu sudut Kota Mekah


Toko Indonesia Makaan Khurma Mura Mura

Toko Indonesia Makaan Khurma Mura Mura
Sudut lain Kota Mekah

Sudut lain Kota Mekah

Sudut lain Kota Mekah

Sudut lain Kota Mekah

 

Saat kami sampai ditempat itu, terlihat sepi. Hanya ada beberapa toko yang terlihat masih buka. Tetapi yang disepanjang jalan, tidak ada sama sekali orang berjualan. Mungkin orang yang berjualan disana hanya saat musim haji saja, semacam pasar kaget gitu kali ya atau pasar musiman.

Akhirnya kami hanya berjalan-jalan menyusuri sepanjang jalan itu sambil sesekali belanja seperlunya aja. Saat kita melewati sebuah bangunan gedung sekolah, kami berpapasan dengan sekelompok murid-murid laki-laki seusia SMP gitu deh. Wah...mereka sangat antusias menyapa kami berempat. “ Assalamualaikum....Indonisi ? “ tanya mereka kepada kami. Kayaknya mereka senang berpapasan dengan kami dari Indonesia. Wah...mereka kok tahu kalau kita dari Indonesia ya....hehehe. “ Waalaikumsalam.....yes, we are from Indonesia “, jawab kami. Wah...mereka terlihat senang dan malah mengajak kita berfoto bersama. Ya..jadi deh berfoto ria bersama ABG-ABG Arab Saudi, kapan lagi nih. Apalagi gaya mereka pada alay juga ternyata. Jadi terbawa deh jadinya. Hehehe....

 
Bersama siswa siswa Arab Saudi saat bubaran sekolah

Setelah itu kami lanjutkan lagi berjalan-jalan mengelilingi sepanjang jalan itu, kami juga mampir ke Money Changer yang kebetulan kami lewati, tapi ternyata nilai tukarnya cukup mahal, jadinya gak jadi tukar deh....:-(





Tak terasa matahari sudah sangat terik, kami langsung saja menuju Masjidil haram dengan naik taxi lagi. Karena ternyata kita jalan tadi lumayan jauh lho...sehingga posisi kita mendekati Masjidil Haram. Tetapi karena sudah agak kecapekan dan cuaca sangat panas, kami memutuskan naik taxi saja. Kali ini lebih murah ke Masjidil Haram naik taxi hanya di tarif 10 real. 

 
Pelataran Masjidil Haram jam 11 siang

 

Waktu kami sampai di Masjidil Haram sebenarnya masuk Sholat Dhuhur masih lama, sekitar 2 jam lagi. Tetapi kami putuskan untuk beri'tikaf disana. Kami bisa menikmati keindahan dan keagungan Masjidil Haram. Dan bisa puas-puasin melakukan ibadah dengan tenang, memperbanyak dzikir, sholat dan membaca Al Qur'an yang sudah disediakan di setiap sudut masjid.

Kami lihat di seputar Ka'bah selalu ramai dengan orang yang melakukan thowaf disana. Subhanallah....Ka'bah benar-benar tidak pernah sepi. Pagi, siang, sore, malam bahkan dini hari pun selalu ramai. Benar-benar 24 jam Ka'bah tidak pernah sepi. Allahu Akbar !!

Setelah sholat Ashar , kami berkumpul di aula hotel untuk mendengarkan ceramah agama dari pembimbing kami Bp. KH. Achmad Shofwan. Wah...ceramah agama beliau sangat menyentuh, sehingga tak terasa saya meneteskan air mata mendengarnya. Ya Allah Engkau benar-benar Maha Besar...terima kasih atas rahmatMu dan kebesaranMu Ya Allah...Engkau beri kesempatan yang luar biasa ini bagi kami bisa sampai ditanah suci-Mu ini untuk mengunjungi BaitullahMu dan menjalankan ibadah umroh ini dengan lancar dan mudah. Rasa syukur yang tiada henti-hentinya kami panjatkan kepadaMu Ya Allah......Alhamdulilahirrobbil alamien.

Pada Malam hari, kami bangun jam 2 dini hari, kami dengan beberapa orang rombongan segera menuju ke Masjidil Haram dengan dipimpin pembimbing kami. Kali ini tidak semua rombongan ikut, mungkin hanya setengahnya yang ikut. Kami langsung menuju ke Ka'bah untuk melaksankan Thowaf sunnah. Dan seperti biasanya, meskipun dini hari begini, Ka'bah tidak pernah sepi. Subahanallah.......

Saat thowaf, lagi-lagi saya tidak bisa membendung air mata saya yang meleleh......rasanya Allah begitu dekat.....Allahu Akbar. Setelah thowaf selesai, kami serombongan berdoa di depan Multazam, yaitu tempat diantara Batu Hajar Aswad dengan pintu Ka'bah, yang berjarak kurang lebih 1-2 meter saja. Tetapi semakin kami mendekat, semakin ramai oleh lautan manusia disini. Bayangkan saja, semua orang dari berbagai penjuru dunia berebutan untuk mendekati Batu Hajar Aswad yang terletak diujung Ka'bah ini. Air mata kami semakin menjadi-jadi tatkala kita berdoa di depan Multazam. Ya Allah...kabulkanlah segala permohonan kami ini. Amien.

Saat berdoa didepan Multazam, Masya Allah tubuh saya terasa dihempas gelombang lautan manusia. Tubuh saya yang kecil ini, harus bertahan dengan desakan dengan tubuh-tubuh yang besar terutama saat kita berdekatan dengan jamaah dari Turki atau negara timur tengah lainnya. Saya benar-benar seperti “berjalan sendiri” atau “bergeser dengan sendirinya” karena kuatnya arus gelombang manusia yang memenuhi tempat ini. Ya Allah...berilah hamba kekuatan. Tubuh saya terus bergeser sendiri ke arah mendekati Batu Hajar Aswad. Sementara saya melihat suami saya dan jamaah rombongan saya sudah berpindah mengarah ke arah Hijir Ismail. Mereka sudah berjalan kearah kanan. Tapi saya terdesak dengan lautan manusia disini. Saya tidak bisa mengikuti rombongan saya. Saya hanya menyaksikan mereke berlalu dari tempat saya berdiri ini, sedang saya terjebak dalam lautan manusia dan sulit untuk bergerak menyusul mereka. Ya Allah saya pasrah saja.

Tiba-tiba saya tersadar bahwa posisi saya sudah didepan Hajar Aswad, hanya beberapa jengkal saja. Wah...mumpung saya sudah diposisi depan, sangat disayangkan jika saya mundur kebelakang, lagipula saya sudah jauh-jauh kesini masa saya sia-siakan kesempatan luar biasa ini sih. Tangan saya terus menggapai-gapai kearah Batu Hajar Aswad. Didepan saya ada sepasang suami istri yang tiba-tiba membantu menarik tangan saya untuk bisa menyentuh Hajar Aswad. “ Sini dik, saya bantu..!! “ teriak mereka berdua. Tangan saya akhirnya bisa menggapai Batu Hajar Aswad tersebut, setelah menyentuh batu dari surga tersbut, trus tangan saya saya kecup, begitu lagi saya lakukan berkali-kali dengan dibantu sepasang suami istri yang berada didepan saya. Tetapi saya belum bisa secara langsung mencium batu Hajar Aswa tersebut.

Desakan gelombang manusia dari belakang, kanan, kiri depan semakin lama semakin memuncak. Rasanya tubuh saya semakin terdesak. Ya Allah...berilah kekuatan kepada hambaMu ini. Saya menyaksikan orang-orang pada berebut mencium Batu Hajar Aswad ini. Ya Allah....jangan sampai hamba tergoda untuk menyakiti orang-orang disekitar saya ini. Saya nggak mau ikut dorong-mendorong di sini. Saya nggak mau karena melakukan hal yang sunnah, tapi menyakiti orang lain. Akhirnya saya memutuskan untuk mundur dari gelombang lautan manusia ini. Toh saya sudah berhasil memegang batu Hajar Aswad tersebut dan mengecup lewat tangan saya , saya rasa itu sudah cukup. Walaupun belum bisa mencium batu Hajar Aswad secara langsung tapi saya sudah bersyukur. Bayangin saja, saya ngeri membayangkan lautan manusia ini semakin mendesak-mendesak saya. Bisa-bisa kehabisan nafas ini. Pelan-pelan saya meringsek mundur, saya menjauhi desakan manusia-manusia ini. Saya bergeser kebelakang sedikit demi sedikit. Saya gak mungkin berbalik arah dan melawan arus, wah...bisa gawat jadinya.

Akhirnya dengan kekuasaan Allah saya berhasil keluar dari himpitan lautan manusia itu. Akh...ternyata longgar juga setelah keluar dari situ. Dan posisi saya masih didepan Ka'bah....ternyata disini kok sepi yaa....akhirnya saya dengan leluasa bisa mencium dinding Ka'bah ini sepuasnya. Padahal pas didepan Hajar Aswad berjubel sekali dengan lautan manusia, sementara disebelah pintu Ka'bah sebelah kanan ini sangat longgar sekali, saya menangis sejadi-jadinya. Saya tumpahin segala rasa ini. Rasa syukur berhasil menyentuh dan mencium dinding Ka'bah ini. Tidak ada maksud apa-apa selain rasa syukur yang sangat besar. Tak cukup rasanya tangisan ini melukiskan betapa bersyukurnya saya saat itu Ya Allah. Bayangkan saja, saat ini saya berada sangat dekat, bahkan bisa mendekap erat rumahMu Ya Allah......yang selama ini kita sholat hanya bisa menghadap kearah kiblat, tanpa tahu keberadaan Ka'bah sebenarnya. Dan saat ini, detik ini, Ka'bah benar-benar bisa saya dekap....Subhanallah......Tak cukup kata untuk bisa melukiskan perasaan saya saat itu.....Allahu Akbar.....Allahu Akbar......Allahu Akbar !!!


 
Saat Mencium Ka'bah


Setelah cukup lama, bisa mendekap Ka'bah dengan leluasa, saya berjalan menuju Hijir Ismail. Masih dengan tangan menempel didinding Ka'bah, saya mengikuti arusnya. Kalau saya menuju ketengah lagi, pasti akan repot lagi kalau akan masuk ke Hijir Ismail.

Akhirnya saya berhasil masuk ke Hijir Ismail. Saya melihat ada askar yang menjaga di dekat pintu masuk Hijir Ismail ini, tetapi mereka hanya berdiam diri saja. Saya masuk ke Hijir Ismail untuk sholat disana. Setelah sholat di Hijir Ismail saya beranjak mendekati dinding Ka'bah lagi dan berdoa tepat di bawah Talang emas atau Pancuran emas . Saya dekap kembali dinding Ka'bah dan menciumnya. Saya tegaskan kembali, tidak ada maksud apa-apa mencium dinding Ka'bah, selain rasa syukur yang mendalam.

Aroma dinding Ka'bah begitu harum dan semerbak aromanya begitu lembut. Sama sekali tidak menusuk hidung wanginya. Sangat lembuut.....( saya masih bisa merasakan aroma harumnya, pun sampai sekarang dan rasanya tidak akan pernah bisa hilang ). Alhamdulilah...saya bisa leluasa berada dibawah Talang Emas sini dan berdoa sepuasnya tanpa ada yang mengganggu. Allahu Akbar !!

Setelah dirasa cukup berada di Hijir Ismail, saya keluar untuk segera mencari rombongan saya dan suami saya yang berpisah sedari tadi saat berada di Multazam. Rasanya apa yang saya alami sudah lebih dari cukup Ya Allah. Tetapi saat saya baru melangkah keluar dari Hijir Ismail, tiba-tiba ada seorang perempuan, memakai jubah hitam dan berkerudung putih mendekati saya. Lalu beliau menyapa saya . “ Assalamu'alaikum “ . “ Waalaikumsalam “, saya membalasnya.

Dia berkata lagi kepada saya “ Adik sudah mencium Hajar Aswad ?” .

Kalau mencium sih belum ibu, tapi saya berhasil menempelkan tangan saya di Batu Hajar Aswad dan saya mengecup tangan saya sebagai isyarat menciumnya “, jawab saya.

Mari saya antar adik. “

Apa....ibu mau mengantarkan saya ? Benarkah Ibu ?” jawab saya terbata-bata serasa tak percaya.

Ibu itu hanya mengangguk. Lalu saya berjalan mengikuti beliau. Saya seperti berlari menembus gelombang lautan manusia itu. Saat melintasi orang yang sedang thowafpun, rasanya mereka memberi jalan kepada saya untuk melintasinya. Ya Allah saya berjalan cepat menembus ribuan orang-orang berjubel disana dengan menangis sejadi-jadinya sambil berdzikir. Allahu Akbar!!. Serasa tak percaya, padahal saya tadi sudah berada ditempat ini sebelumnya rasanya sulit sekali menembus gelombang lautan manusia yang menyemut di depan Batu hajar Aswad ini. Dan kali ini sebegitu mudahnya saya sampai didepan Batu hajar Aswad dengan mudah, bahkan seperti berlari. Karena jalan seperti membuka dengan sendirinya dan longgar ditengah lautan manusia ini. Ya Allah......Engkau memang maha Besar !!

Tiba-tiba tanpa saya sadari posisi saya sudah didepan Batu Hajar Aswad. Ya Allah....Saya tidak rasa lagi bagaimana tadi saya bisa sampai di depan ini dengan mudahnya dalam hitungan menit. Dimana sebelumnya untuk menuju ke posisi ini sangat tidak mudah. Tiba-tiba Ibu itu menyeru kepada saya “ Ayo menunduk dik, masukkan kepalanya. ! “

Saya langsung memasukkan kepala saya ke dalam lingkaran batu berwarna silver yang menyelimuti Batu Hajar Aswad itu. Begitu berhasil memasukkan kepala saya, saya langsung mencium dan mengecup Batu Hajar Aswad itu berkali-kali. Ya Allah.....dengan seizin-Mu, aku berhasil mencium Batu dari surga ini Ya Allah. Puji syukur yang tiada henti kepadaMu Ya Allah.

Saat mencium Batu Hajar Aswad itu, aromanya sangat haruuumm sekali. Aroma yang lembut yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Sama sekali tidak menohok di hidung harumnya. Dan anehnya saat kepala saya masuk di dalam batu tersebut, Bleng.....!! saya terasa berada di dimensi lain. Entah dimana rasanya. Saya tidak pernah rasakan sebelumnya. Saya merasa ada di dimensi lain, tenang dan longgar. Bayangkan saja, batu ini diperebutkan oleh ribuan bahkan berjuta-juta orang diluar sana. Tapi begitu kepala saya masuk dengan posisi badan yang sedikit menunduk, secara logika pasti tubuh saya sudah terguncang-guncang oleh orang-orang dibelakang saya yang berusaha masuk ke lingkaran batu silver ini dan mencium batu Hajar Aswad yang berada didalamnya. Selain itu bisa jadi kepala saya bisa-bisa terbentur ke dinding batunya karena desakan orang-orang dibelakang saya. Tapi luar biasanya, saya tidak merasakan badan saya terguncang-guncang , atau badan saya disenggol-senggol oleh orang-orang disekitar saya yang pasti pada berebut untuk segera masuk dan mencium Batu Hajar Aswad ini. Dalam bahasa Jawa rasanya saya “ Ngijeni “ di tempat ini. Subhanallah...terasa longgar, sunyi dan syahdu. Bener-bener tidak bisa dilukiskan deh gimana rasanya. Tenang, damai, bener-bener seperti berada di dimensi lain , yang saya gak tahu apa namanya. Masya Allah.....Allahu Akbar!!. Bahkan suara orang-orang di belakang saya yang berjubel pada berebut ingin mencium Hajar Aswad terasa terdengar sayup-sayup saja, saya seperti tak merasa mereka ada di belakang saya. Padahal tahu sendiri khan, untuk sampai ke tempat ini, harus melalui lautan manusia itu.

Setelah saya rasa cukup mencium Batu Hajar Aswad tersebut, saya langsung mengeluarkan kepala saya, dan Masya Allah, saya kembali berada di antara ribuan orang-orang yang berjubel ingin mencium Hajar Aswad. Tubuh saya terhempas kesana kemari untuk mencari jalan keluar. Saya hanya memejamkan mata saja. Tak berani rasanya melihat tubuh kecil saya berhimpitan dengan ribuan orang dari berbagai penjuru dunia ini. Dengan mata terpejam , saya pelan-pelan bergeser mundur kearah luar. Dan begitu saya membuka mata, saya sudah berada ditempat yang agak longgar, dan tiba-tiba lautan manusia itu membelah sekan memberi jalan saya untuk melaluinya. Subhanallah....Allahu Akbar !!!. Saat berada ditempat yang agak sepi, saya langsung sujud syukur mensyukuri nikmat yang tiada tara ini Ya Allah. Dalam sujud saya mengucap syukur sebanyak-banyaknya dan menangis sejadi-jadinya. Saya seakan tak percaya dengan kejadian yang baru saja saya alami ini . Ini sungguh-sungguh pengalaman spiritual yang luar biasa. Alahamdulilah ya Allah.

Setelah manangis sejadi-jadinya, tubuh saya terasa agak lemas. Bayangkan saja peristiwa barusan, benar-benar menguras, fisik dan psikis saya. Saya langsung berdiri dan mengamati Ka'bah yang berdiri dengan kokoh dan megahnya itu. Dan sekali lagi saya bersyukur, karena berhasil melewati ribuan manusia yang saat ini masih memadati diseputar posisi Hajar Aswad berada. Ya Allah...serasa tak percaya saya tadi berada diantara kerumunan manusia itu dan saya berhasil menembusnya. Allahu Akbar !!

Kemudian saya berjalan sendirian menuju tempat sa'i untuk mencari air zam-zam. Untung saya sudah menguasai medan di Masjidil haram ini. Sehingga saya tahu posisi mana yang mau saya tuju. Saya putuskan untuk mencari rombongan saya nanti saja. Lagipula ini juga sudah mendekati adzan Shubuh. Lebih baik saya mencari tempat untuk sholat Shubuh saja. Saat tiba di galon-galon tempat air zam-zam saya langsung meminumnya dan saya buat berwudhu juga. Ya Allah....sungguh terasa segar air zam-zam ini. Begitu terasa manfaatnya sampai ke seluruh tubuh segarnya.

Saya langsung mengambil tempat sholat Shubuh di area tempat Sa'i . Sambil menunggu saat adzan Shubuh saya tak berhenti bersyukur, berdzikir atas karunia Allah. Saya menangis terus menerus tiada henti. Berbagai macam perasaan bercampur manjadi satu. Rasa haru, bersyukur, bahagia dan sebagainya rasanya tak cukup kata untuk melukiskan perasaan saya waktu itu. Mungkin karena menangis terus, mata saya jadi sembab. Saya sampai-sampai tak menyadari bahwa jamaah di kanan kiri saya yang semuanya sepertinya jaamah dari pakistan, nggak ada jamaah dari Indonesia satupun deh kayaknya.

Begitu selesai Sholat Shubuh saya langsung keluar menuju pintu 1, tempat saya masuk dari awal. Selain itu sandal saya khan saya taruh di tempat sandal di pintu 1. Saya tidak mencari rombongan saya deh. Bisa dibayangin nyari di sebelah mana mereka diantara luasnya Masjidil Haram ini. Pikir saya, meskipun nggak ketemu dengan suami dan rombongan saya yang lain , Insya Allah saya pulang sendiri saja menuju hotel. Alhamdulilah saya sudah faham tempat dan jalan menuju hotel.

Tetapi pas saat saya sampai di tempat penitipan sandal di pintu 1, saya bertemu dengan suami saya.....Alhamdulilah ya Allah. Rupanya suami saya menunggu saya. Rupanya sejak terpisah dari Multazam tadi suami saya mencari saya dan menanyakan keberadaan saya kepada jamaah yang lain.Dan Alhamdulilah ternyata kami dipertemukan Allah disini. Saat mengambil sandal, suami saya melihat sandal saya masih ada di tempatnya, jadi beliau menunggu saya . Emang suami saya TOP BGT deh. Alhamdulilah....akhirnya kami pulang menuju hotel berdua. Terima kasih ya Allah.......



( Bersambung ke Part 7 …...)

Selasa, 23 April 2013

KISAH PERJALANAN UMROH + CITY TOUR KE HONGKONG ( PART 5 )

KISAH PERJALANAN UMROH +

CITY TOUR KE HONGKONG

( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )

( PART 5 )

SENIN, 11 MARET 2013
MEKKAH

Jadwal hari ini adalah ziarah ke beberapa tempat seputar Kota Mekkah. Kami berangkat setelah makan pagi, tepatnya jam 7 pagi waktu Mekkah. Kami serombongan juga sudah menggunakan baju ihrom dari hotel, karena kami nanti sekalian ambil miqot untuk menunaikan umroh yang kedua di Masjid Ji'ronah.

JABAL TSUR
Setelah makan pagi, kami berangkat satu rombongan dengan menggunakan bus pariwisata. Tujuan pertama kami adalah ke Jabal Tsur. Jabal Tsur merupakan bukit yang terletak sekitar 3 km dari Kota Makkah. Disebut Tsur karena dinisbatkan ke Tsur bin Abdi Manaf. Bukit ini digunakan Rasulullah SAW untuk bersembunyi selama tiga hari tiga malam dari kejaran orang-orang kafir ketika hendak Hijrah ke Madinah.
Saat itu dikisahkan, orang-orang Quraisy yang mencari Nabi tidak melihat beliau bersama Abu Bakar yang bersembunyi di salah satu gua di Jabal Tsur tersebut.
Peristiwa itu diabadikan dalam Alquran, "Ketika orang-orang kafir (Musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang satu dinantara dua orang ketika keduanya berada di dalam. Di waktu dia berkata pada temannya, "Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS At-taubah : 40).
Allah SWT menyelamatkan Nabi-Nya dengan memerintahkan laba-laba untuk membuat sarang di pintu gua tersebut. Demikian juga burung merpati yang sedang bertelur, supaya mereka mengira bahwa gunung itu tidak mungkin dimasuki seesorang. Akhirnya, kaum Kafir Quraisy yang memburu Nabi pulang dengan tangan hampa, dan Nabi beserta Abu Bakar melanjutkan perjalanan hijrahnya Madinah.

Jabal Tsur, Mekkah


Jabal Tsur, Mekkah


Untuk mendaki gunung ini sampai puncaknya akan memerlukan waktu sekitar satu jam dengan jalan yang sulit dan berbatu. Gua ini mempunyai dua pintu masuk, keduanya tertulis nama Gua tsur. Akan tetapi yang kedua itulah yang lebih benar, karena tempat masuk itu di dalamnya hanya satu arah.
Gua ini sangat sempit. Di dalamnya hanya dapat di tempati untuk tiga orang. Di bawah gua itu terdapat terdapat batu besar berbentuk kubah yang dapat dipakai untuk berteduh oleh sekitar 30 orang. Sebagian ahli sejarah memberi nama sebagai Qubah Jibril AS.
Tetapi kami tidak smapai naik keatasnya , karena keterbatasan waktu.

JABAL RAHMAH
Perjalanan kami lanjutkan kembali menuju Jabal Rahmah.Belum marem rasanya jika ke Tanah Suci ini tak singgah di Jabal Rahmah, bukit yang ada di seputaran Padang Arafah. Di bukit itulah Nabi Adam dan Siti Hawa bertemu kembali setelah berpisah beberapa tahun lamanya. Sampai kini, bukit ini masih berbentuk batu cadas dengan sebuah tugu monumen di puncaknya. Banyak jemaah yang naik ke bukit ini.
Jabal Rahmah yang berarti bukit penuh rahmat, selalu dipenuhi peziarah karena mempunyai sejarah penting dalam Islam.


Jabal Rahmah, Mekkah


Jabal Rahmah, Mekkah


Jabal Rahmah, Mekkah

Dikisahkan, di bukit inilah Nabi Adam dan Hawa bertemu setelah 100 tahun diturunkan dari langit ke bumi. Konon, di tempat ini merupakan tempat terbaik untuk berdoa meminta jodoh. Dikatakan, apabila seseorang berdoa di atas bukit ini untuk meminta pendamping hidup, niscaya doanya dikabulkan Allah. Wallahualam.
Di Jabal Rahmah, saya dan suami memanjatkan doa-doa kami, dan titipan doa-doa dari keluarga, teman dan kerabat semua. Kami juga sempat ngobrol-ngobrol dengan jamaah dari Libya dan berfoto bersama tentunya. Mungkin saking lamanya berdoa disana, kami tidak menyadari ternyata semua rombongan kami sudah masuk ke bus. Waduh....kami jadi berlarian mencari bus kami. Wah...kami agak kebingungan mencari bus kami yang rata-rata memang sama dengan bus-bus yang lain. Tapi untunglah akhirnya ketemu juga. Wah...langsung deh begitu sampai di bus digojlogin deh sama temen-temen satu rombongan. Hehehehe.....

Berpose dengan jamaah asal Libya


Berpose dengan jamaah asal Libya


AROFAH
Setelah dari Jabal Rahmah, perjalanan kami lanjutkan kembali untuk menuju ke Arofah, Muzdalifah & Mina. Kami ditunjukkan medan beribadah haji. Juga tempat-tempat mahtab Haji dari Indonesia. Wah....tenda-tenda yang permanen sangat bagus. 


Tenda-tenda permanen untuk Jamaah Haji Indonesia


Tenda-tenda permanen untuk jamaah Haji Indonesia

Arafah adalah daerah terbuka dan luas di sebelah timur luar kota suci umat Islam di Mekah, Arab Saudi. Di padang yang luas ini, pada satu hari (siang hari) tanggal 9 Dzulhijah pada penanggalan Hijriyah berkumpullah lebih dari dua juta umat Islam dari berbagai pelosok dunia untuk melaksanakan inti ibadah haji, ibadah Wukuf.
Ada beberapa tempat utama di Arafah yang selalu dijadikan kunjungan jamaah haji:
  • Jabal Rahmah,
  • Masjid Namira


MUZDALIFAH
Muzdalifah adalah daerah terbuka di antara Mekkah dan Mina di Arab saudi yang merupakan tempat jamaah haji diperintahkan untuk singgah dan bermalam setelah bertolak dari Arafah. Muzdalifah terletak di antara Ma’zamain (dua jalan yang memisahkan dua gunung yang saling berhadapan) Arafah dan lembah Muhassir. Luas Muzdalifah adalah sekitar 12,25 km², di sana terdapat rambu-rambu pembatas yang menentukan batas awal dan akhir Muzdalifah.
Jamaah haji setelah melaksanakan wukuf di Arafah bergerak menuju Muzdalifah saat setelah terbenamnya matahari (waktu Maghrib). Di Muzdalifah jamaah haji melaksanakan shalat Maghrib dan Isya secara digabungkan dan disingkat ( jamak qashar ) dan bermalam di sana hingga waktu fajar. Di Muzdalifah jamaah haji mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumroh.
Bermalam di Muzdalifah hukumnya wajib dalam haji. Maka siapa saja yang meninggalkannya diharuskan untuk membayar dam. Dianjurkan untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW bermalam hingga memasuki waktu shalat Subuh, kemudian berhenti hingga fajar menguning. Namun bagi orang-orang yang lemah, seperti kaum wanita, orang-orang tua dan yang seperti mereka, boleh meninggalkan Muzdalifah setelah lewat tengah malam. Setelah shalat Subuh, jamaah haji berangkat menuju ke Mina.

MINA
Mina adalah sebuah lembah di padang pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah Timur kota Mekkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara Mekkah dan Muzdalifah Mina mendapat julukan kota tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jamaah haji seluruh dunia. Tenda-tenda itu tetap berdiri meski musim haji tidak berlangsung. Mina paling dikenal sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan lempar jumrah dalam ibadah haji
Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah.
Jamaah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumrah. Tempat atau lokasi melempar jumrah ada 3 yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula. Di Mina jamaah haji wajib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu malam tanggal 11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11,12,13 dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani.
Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan binatang kurban . Di Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Nabi Muhammad SAW melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah haji.

Terowongan Mina


JABAL NUR
Jabal Nur terletak sekitar lima kilometer di utara Makkah atau di sebelah kiri perjalanan saat menuju Arafah. Tinggi puncak Jabal Nur kira-kira 200 meter. Perjalanan mendaki puncak Gua Hira membutuhkan waktu sekitar dua jam. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Gunung ini menjadi salah satu favorit umat Islam yang datang ke Makkah sebab di pegunungan (Jabal Nur) inilah Rasulullah SAW menerima wahyu pertama (QS al-Alaq [96]: 1–5). Ayat ini diterima Rasulullah SAW saat sedang bertafakur di sebuah gua kecil yang dinamakan Gua Hira. Dengan turunnya ayat tersebut, sekaligus mengukuhkan diri Rasulullah SAW sebagai utusan Allah untuk memperbaiki akhlak manusia dan membawanya ke jalan yang lurus (shiratal mustaqim).
Wah...semua medan ibadah haji membuat kami merasa takjub. Semoga kami bisa kembali ke tanah suci ini ya Allah untuk menunaikan ibadah haji. Amien ya robbal alamien. 

Jabal Nur, tempat Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama


MASJID JI'RONAH
Setelah itu perjalanan kami lanjutkan menuju Masjid Ji'ronah, untuk mengambil miqot umroh kedua. Saat turun dari bus dan memasuki Ji'ronah , wah....cuacanya sangat panas dan terik. Sangat berbeda dengan cuaca di sekitar Masjidil haram yang lebih bersahabat. Begitu turun dari bus, kami langsung disambut oleh orang yang berjualan pernak-pernik sebagai souvenir khas Mekkah. Gantungan kunci, tasbih, dll.

 
Masjid Ji'ronah yang sangat terik


Masjid Ji'ronah, ambil miqot umroh kedua



Ji’ronah adalah nama sebuah perkampungan Wadi Saraf. Masjid Ji'ronah digunakan penduduk Makkah sebagai tempat miqat untuk umroh. Masjid ini terletak di bagian timur laut dari kota Makkah dan jauhnya 22 KM dari Masjidil Haram. Luasnya mencapai 1.600 M2 dan masjidnya bisa menampung hingga 1.000 jama’ah shalat.
Karena Ji’ronah merupakan tanda batas haram maka di masjid inilah menjadi tempat miqat, dimana harus memakai pakaian ihram dan berniat ihram sebagai syarat memasuki tanah suci Mekkah. Dari sinilah Rasulallah saw berihram untuk melakukan umrohnya yang ke tiga kalinya. Ji’ronah merupakan tempat miqat umroh yang paling afdhal bagi penduduk Makkah, juga merupakan miqat paling tinggi derajatnya dibanding miqat yang lain. Ini menurut kebanyakan pendapat para ulama. Rasulallah saw sendiri melakukan umroh dari Ji’ronah. Beliau bermukim di sana selama 13 hari dan berihram dari sana.
Dikampung ini terdapat beberapa tempat ziarah, salah satunya sebuah Masjid dan Sumur Bir Thoflah (sumur yang airnya dikenal memiliki rasa tersendiri). Menurut riwayatnya sumur ini dahulunya terdapat salah satu mukjizat Rasulullah SAW saat kehabisan air usai perang Hunain. Rasulullah SAW bersama para pejuang Islam berhenti untuk membagi-bagikan hasil kemenangan. Karena persediaan air habis dan disana tidak ada sumur, Rasulallah saw memukulkan tongkatnya lalu keluarlah air. Air ini sering dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan tidak pernah kering.

Setelah Pulang dari Ji'ronah, kami pulang kembali menuju hotel, untuk selanjutnya sholat Dhuhur berjamaah di Masjidil Haram. Dan setelah Sholat Ashar kami melanjutkan untuk menunaikan ibadah umroh yang kedua. Umroh yang kedua ini berbeda dengan yang pertama. Umroh pertama kami dilakukan pada malam hari, sedangkan umroh yang kedua dilakukan siang menuju sore. Matahari masih memancarkan sinarnya tapi tidak terlalu panas walaupun agak silau.
Subhanallah....Ka'abah tidak pernah sepi dari ribuan jamaah yang melakukan thowaf dan ibadah disana. 24 jam tak pernah sepi. Kalau mencari waktu yang agak sepi menunggu thowaf, tak akan pernah kesampaian deh. Yang penting niat , insya Allah kita diberi kemudahan oleh Allah.
Saat melakukan thowaf mengelilingi Ka'bah, lagi-lagi air mata saya selalu meleleh tiada hentinya. Rasa haru yang teramat dalam, rasa syukur yang tak terhingga dan bahagia bercampur menjadi satu. Sungguh besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Dan didepan Ka'bah ini Allah terasa sangat dekat. Sungguh...Allah terasa dekat. Allahu Akbar !!
Setelah thowaf, kami lanjutkan dengan Sa'i , yaitu berjalan dan berlari-lari kecil bolak-balik antara bukit safa' dan marwah sebanyak 7 kali. Setelah itu diakhiri dengan tahalul, yaitu mencukur sebagian rambut sebagai tanda berakhirnya ibadah umroh . Alhamdulilah semua berjalan dengan lancar.

( Bersambung ke part 6 …......... )

Sabtu, 20 April 2013

KISAH PERJALANAN UMROH + CITY TOUR KE HONGKONG ( PART 4 )

KISAH PERJALANAN UMROH +

CITY TOUR KE HONGKONG

( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )

( PART 4 )

MINGGU, 10 MARET 2013
MEKKAH

Acara Hari ini kami beserta rombongan mengikuti ziarah seputar Masjidil Haram dengan berjalan kaki. Karena tempat-tempat yang kita kunjungi tidak jauh dari hotel kami menginap dan masih di seputar Masjidil Haram. Sebelum berangkat, kami makan pagi bersama di ruang makan hotel. Wah...ternyata banyak cerita dari jamaah yang lainnya. Ada yang hilang dari semalem hingga diketemukan pagi ini. Ada yang sandalnya hilang...dll deh. Wah...bersyukur ya Allah.....kami tidak mengalami itu semua dan Engkau beri kelancaran dan kemudahan . Alhamdulilah.....Ini semua karena berkat pertolongan-Mu Ya Allah.....

 
Di Depan Hotel Elaf Al Multaqa, sesaat sebelum berangkat ziarah seputar Masjidil Haram
Bersama Penduduk setempat di depan Hotel Elaf Al Multaqa
 


Setelah semua rombongan berkumpul , kami mulai berangkat berjalan kaki menuju Masjidil Haram. Tapi ternyata ada beberapa orang dari rombongan kami yang tidak bisa ikut, karena kelelahan, atau ada yang tidak enak badan. Cuaca cukup terik pagi ini. Padahal jam masih menunjukkan jam 7 pagi. Tapi kami tetap semangat mengikuti perjalanan ini. Tujuan pertama kali adalah Masjidil Haram. Setelah sampai di depan pintu masuk Masjidil Haram, kami berhenti sejenak untuk mendengarkan penjelasan dari pembimbing kami tentang Masjidil Haram ini. Pertama kali kami melihat Masjidil Haram, tadi malam sangat berbeda dengan pagi ini. . Di saat malam hari penuh dengan lampu-lampu yang sangat terang dan indah. Dan pemandangan pagi ini Masjidil Haram terlihat jelas keindahan lantai dan dinding marmernya. Dan sangat silau dari pelatarannya , karena terkena sinar matahari yang cukup terik.

Di Pelataran Masjidil Haram jam 8 pagi, terik matahari cukup menyilaukan


Bersama rombongan di pelataran Masjidil Haram
Pelataran Masjidil Haram jam 8 pagi


Masjidil Haram
Masjidil Haram adalah sebuah masjid di kota Mekkah , yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah shalat . Masjid ini juga merupakan masjid terbesar di dunia. Menurut keyakinan umat Islam, Ka'bah pertama sekali dibina oleh Nabi Adam. Dan kemudian dilanjutkan pada masa Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya, Nabi Ismail yang meninggikan dasar - dasar Ka'bah, dan sekaligus membangun masjid di sekitar Ka'bah tersebut. Ka'bah kurang lebih terletak di tengah masjidil Haram: tingginya mencapai limabelas hasta; bentuknya kubus batu besar.
Selanjutnya perluasan Masjidil Haram dimulai pada tahun 638 sewaktu Khalifah Umar Bin Khattab dengan membeli rumah-rumah di sekeliling Ka'bah dan diruntuhkan untuk tujuan perluasan, dan kemudian dilanjutkan lagi pada masa khalifah Ustman bin Affan sekitar tahun 647 M.


Sudut lain Masjidil Haram Mekkah

Menurut hadits shahih, satu kali salat di Masjidil Haram sama dengan 100.000 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Satu kali salat di Masjid Nabawi sama dengan 1.000 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Adapun satu kali salat di Masjidil Aqsha sama dengan 250 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi..
Kami berjalan bersama-sama menyusuri sepanjang Masjidil Haram ini. Kami masih terpukau dan kemegahan Masjidil Haram ini. Pesona pualamnya yang indah, plus arsitektur modern terlihat mewah. Kami juga berhenti sejenak untuk mengambil air zam-zam yang tersedia di sepanjang Masjidil Haram ini. Di sisi luar ini, air zam-zamnya disalurkan melalui kran-kran yang banyak. Berbeda jika didalam masjid, air zam-zam di sedikan dalam kemasan galon-galon. Dan air zam-zam dipisah, antara yang untuk diminum berbeda dengan yang untuk wudhu.


Air Zam-zam untuk diminum tersedia dalam kran-kran air



Jabal Qubays
Perjalanan kami lanjutkan kembali. Kami berhenti setelah sampai di Jabal Qubays. Jabal Qubais terletak di Mekkah. Masih dalam area Masjidil Haram. Tingginya 420 meter, bertentangan dengan Hajar Aswad , di penjuru tenggara Ka'bah. Imam as-Sayuthi meriwayatkan bukit pertama yang dicipta Allah di atas muka bumi ini ialah 'Jabal Qubais'. Ibadat Sa'i terletak di ujung Jabal Qubais.
Di sinilah juga batu hitam Hajar Aswad diturunkan Allah ke dunia ini. Tatkala Nabi Ibrahim membangun semula Baitullah, maka Jabal Abi Qubais mengeluarkan kembali Hajarul Aswad lalu dibawa oleh malaikat Jibril dan diserahkan kepada Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim juga menyeru umat manusia menunaikan haji dari atas Jabal Abi Qubais.
Di atas Jabal Qubais ini juga Nabi Muhammad membelah bulan atas permintaan kaum musyrikin Mekah.
Pada tahun 1974, ada sebuah masjid di atas bukit ini yang dinamakan Masjid Bilal. Baitullah Kaabah jelas nampak dari sini. Orang yang mengerjakan haji akan 'melambai-lambaikan' kepada sanak saudara, handai taulan yang masih belum mengerjakan haji di atas bukit ini. Kini, di atas bukit ini dibina istana mewah keluarga Saud.
Saat ini Jabal Abu Qubais, yang letaknya di muka pintu Babusalam Masjidil Haram itu, hilang berganti bangunan Istana Raja Saudi yang tinggi dan megah. Istana ini juga berguna bagi para pemimpin atau tamu negara yang akan beribadah di Makkah.

Pembimbing kami Bp. KH. Achmad Shofwan memberi penjelasan tentang Jabal Qubays
 
Jabal Qubays

Pada awal pembangunan di bukit ini ditentang sebagian kalangan umat Muslim. Pasalnya, banyak peristiwa bersejarah yang berkaita dengan Jabal Abu Qubais ini. Mulai dipercayainya kebedaraan Makam Siti Hawa, tapi ini diragukan, karena justru banyak jamaah yang menziarahi makamnya di Jeddah.
Sebelum dibongkar dan dibangun Istana Raja, di kawasan bukit ini dulunya merupakan perkampungan, yang banyk dihuni Syeikh (Ulama) dan sejumlah pelajar yang ingin mendalami agama. Jabal Abu Qubais yang dulunya dikenal juga dengan sebutan Jabal al Amin (bukit kepercayaan). Karena, Allah SWT telah menyelamatkan batu atau Hajar Aswad ketika topan dan banjir bah dasyat di zaman Nabi Nuh AS. Hajar Aswad kembali ditemukan oleh Nabi Ibrahim AS atas pertolongan Malaikat Jibril, ketika akan membangun Baitullah yang hancur.
Bagi jamaah haji / umroh yang baru pertama kali datang ke kota suci ini mungkin hanya bisa melihat begitu luas dan eksotisnya Masjidil Haram dan bangunan mewah nan megah di depannya. Tapi bagi jamaah yang sudah berulang kali melakukan ibadah Haji, mungkin merasa ada yang kehilangan.
Bila 5 tahun lalu jamaah haji / umroh bisa melihat hiruk pikuknya pusat perdagangan di Jalan Al Gudaria yang berada di antara Kampung Qararah dan Suq ul-Lail, yang jaraknya 50 meter dari Masjidil Haram. Di jalan itulah dulu ada sebuah pasar tradisinal yang disebut Pasar Seng sepanjang 300 meter.
Pasar Seng yang dulunya selalu menjadi tempat favorit jamaah Indonesia berbelanja, saat ini menjadi tempat terbuka dan tinggal kenangan. Namun belum terlihat ada bangunan. Hanya puluhan kios yang memberikan layanan potong rambut masih berdiri berjejer, namun sifatnya tidak permanen.
Bangunan ini setiap saat bisa digusur. Tidak ada lagi toko yang menjajakan tasbih, tas, pakaian, jam, dan barang elektronik seperti di masa lalu, hanya beberapa bagalah (warung) yang menjajakan minuman yang masih berdiri dengan bangunan yang tidak permanen. Toko yang dulu sangat meriah kini mundur ke belakang.
Kenangan satu-satunya yang tersisa, Maulid Nabi, sebuah bangunan yang dulunya merupakan rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Saat ini bangunan ini dijadikan perpustakaan dan selalu terkunci rapat dan dijaga askar.

Bersama rombongan di depan perpustakaan yang dulunya adalah tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW


Tempat Lahirnya Nabi Muhammad SAW

Tempat lahirnya Nabi Muhammad yang dijaga ketat oleh askar-askar


Burung-burung dara yang beterbangan , indah sekali


Burung-burung dara, disekitar Masjidil Haram Mekkah


Perjalanan kami lanjutkan kembali ke makam Ma'la. Sepanjang perjalanan kami juga disuguhi oleh indahnya burung-burung dara yang beterbangan rendah kesana kemari. Wah....saya jadi berlarian mengejar burung-burung dara....hehehe....
Di makam ma'la hanya jamaah laki-laki yang boleh masuk. Kami para jamaah wanita menunggu diluar area makam. Makam Ma'la adalah makam bagi para jama'ah haji yang meninggal dunia di Mekah saat menjalankan ibadah haji. Saat menunggu diluar, kami para jamaah wanita memperoleh air mineral dingin yang dibagikan secara gratis oleh beberapa orang disana. “ Halal...halal....air...air...!! “ kata mereka sambil membagikan air mineral dingin dalam kemasan botol. Wah...seger banget airnya.

Masjid Al-Jiin
Setelah dari makam ma'la , kami berjalan lagi menyusuri jalan-jalan seputar Masjidil Haram ini. Kami juga melalui beberapa kawasan di Kota Mekah. Kami berhenti disebuah Masjid yang dikenal dengan Masjid al-Jiin.


Di depan Masjid Jin


Masjid Jin Mekkah


Masjid Jin terletak di al-Hujun, di daerah Sulaiminiyah di sebelah selatan Pekuburan Ma’la, jaraknya kurang lebih 3 km dari Masjidil Haram. Masjid ini termasuk masjid yang punya nilai penting dalam sejarah Islam, makanya banyak dikunjungi jama’ah haji atau umrah.
Kalau diperhatikan sebetulnya masjid ini terhitung sangat sederhana. Tapi jutaan peziarah selalu menyempatkan untuk mengunjunginya. Mereka pada umumnya datang bukan hanya untuk melaksanakan shalat ataupun duduk beri’tikaf di dalamnya. Mereka datang juga untuk melihat dari dekat tempat bersejarah ketika Nabi saw menerima wahyu sehingga turunnya ayat ayat al-Qur’an yang kemudian dipatenkan nama Surat Jin.
Masjid yang ukurannya kurang lebih 12×22 meter ini merupakan tempat yang memiliki riwayat penting dalam da’wah Rasulallah saw . Diriwayatkan ketika Nabi saw dan para sahabat sedang salat subuh di tempat tersebut dan dibacakan beberapa ayat Al-quran, sekumpulan Jin melewati tempat itu dalam perjalanan mereka ke Tihamah. Mereka mendengar bacaan beliau dan merasa kagum. Setelah Rasulallah saw membacakan Alquran, para jin ini kemudian membai’at Nabi saw untuk beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Makanya masjid ini juga di beri nama “Masjid Bai’ah”, karena ditempat ini para Jin berjanji (ber-bai’at) kepada Rasulullah saw.
Peristiwa ini diabadikan Allah dalam Al-Quran dan suratnya dinamakan surat al-Jin. Di tempat itulah Allah menurunkan wahyu kepada Nabi saw dalam surat Al-Jin ayat 1-2 yang berbunyi:
Telah diwahyukan kepadamu bahwa sekumpulan Jin mendengarkan ayat Al-quran. Lalu mereka berkata: “sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-quran yang menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, karena itu kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT kami dengan siapapun juga”.

 
Setelah dari Masjid Jin, kami kembali ke hotel. Tak terasa ternyata kami berjalan lumayan jauh juga ya. Kira-kira lebih dari 4 km. Tapi tak terasa karena sepanjang berjalanan kami berhenti beberapa saat untuk mendengarkan penjelasan dari pembimbing kami dan sekalian menikmati keindahan Kota Mekah ini. Benar-benar perjalanan yang menyenangkan. Akhirnya kami kembali ke hotel dengan naik taxi.
Setelah sesampai di hotel, kami istirahat sejenak dan membersihkan diri untuk berangkat lagi ke Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah sholat Dhuhur. Walaupun agak capek juga, tapi kami harus tetap semangat !!. Sayang kalau sudah nyampai di tempat suci hanya dipakai untuk malas-malasan di hotel. Walaupun hotelnya sangat nyaman dan sejuk.
Saya berangkat berdua dengan suami saja ke Masjidil Haram dari hotel, karena teman sekamar kami, Bp. Fanani dan Mbak Maisarah rupanya belum kembali ke hotel juga. Kami membiasakan untuk berangkat lebih awal dari waktu sholat , karena agar bisa mendapat tempat sholat di Masjidil Haram, selain itu, kita beri'tikaf disana. Cuaca siang ini sangat panas dan terik. Apalagi disebelah hotel kami, ada perombakan hotel, sehingga banyak debu saat melintasi didepan area proyek itu. Saat memasuki Masjid , saya berpisah dengan suami, tapi kami nanti janji bertemu di depan pintu 1.
Setelah usai sholat Dhuhur, saya dan suami tidak langsung ke hotel. Kami menuju Hotel Grand Zam-zam, yang terletak persis didepan Masjidil Haram dimana diatasnya terdapat menara jam yang terkenal itu. Di area bawah Grand zam-zam itu terdapat semacam shopping center-lah atau mall gitu. Namanya Abraj Al Bait Shopping Centre.. Kami disana bukan untuk belanja, tapi kami mau membeli obat titipan teman kami dari Indonesia. Ini amanah lho. Ya Alhamdulilah kami menemukan obat untuk teman kami itu, di stand farmasi disana. Nama tokonya adalah Al-Halwani Pharmacy. Wah...lega deh, akhirnya bisa menemukan barang titipan teman kami. Soalnya sama sekali nggak terbayang di benak saya, dimana belinya. Kita khan belum menguasai medan sana. Tapi Alhamdulilah....Allah selalu memberi kemudahan. 

 
Didepan Toko Obat Al-Halwani, Membeli obat titipan teman







 
Seharian ini, kami habiskan waktu untuk memperbanyak beribadah di Masjdil Haram. Dipuas-puasin deh mumpung berada di tanah suci yang sudah kami idam-idamkan sebelumnya. Berbagai sudut Masjidil Haram kami coba untuk tempat sholat. Di lantai basement, di lantai dasar, lantai satu, area tempat sa'i, dll, wah...pokoknya hati tentram rasanya. Sungguh indah sekali . Ya Allah...Kami pasti akan merindukan tempat suci nan indah ini.


( Bersambung ke part 5 …......... )