Senin, 07 Oktober 2019

PUNYA GELAR SARJANA KOK CUMAN BERDAGANG ? APA GELARNYA GAK SIA-SIA?



PUNYA GELAR SARJANA KOK CUMAN BERDAGANG ?
APA GELARNYA GAK SIA-SIA?



Oleh : Yuyung Riana, S.Psi

“ Punya gelar sarjana kok cuman berdagang, apa gelarnya gak sia-sia tuh ?”
Pertanyaan seperti ini pernah ditujukan kesaya saat memulai berdagang baju muslim. Ya setiap orang bebas mempunyai pendapat dan mindset seperti tersebut. Mungkin mereka menyayangkan saja , buat apa sekolah tinggi kalau akhirnya hanya berdagang. Apalagi bagi saya dengan basic pendidikan psikologi yang lulus dengan predikat Cumlaude hehe….

Tapi satu hal yang mereka lupa bahwa berdagang itu adalah membangun bisnis kita sendiri, Membangun bisnis yang serius itu memerlukan pemikiran dan edukasi yang baik, attitude serta komitmen.  Kita bisa mengembangkan kreatifitas dan pemikiran kita sendiri yang tentu saja hal ini membutuhkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas dan up to date walaupun mungkin dalam skala kecil. I create my own company. And it needs knowledge. It takes integrity obviously. Walaupun mungkin dalam skala kecil kita adalah bos dari perusahaan kita, kita bebas mengkreasikan dan mencurahkan seluruh kemampuan kita untuk mengembangkan bisnis kita apapun bidangnya , dan setinggi apapun jabatan kita di sebuah perusahaan kita adalah tetap sebagai karyawan dan bawahan. Ini memerlukan mindset yang berbeda memang. Tapi bukan berarti bekerja disebuah instansi perusahaan tidak bagus, ini hanyalah tentang mindset.
Dulu selepas SMA saya pernah bekerja di perusahaan ekspedisi pelayaran selama 9 tahun. Ini juga saya lakukan sambil kuliah. Jadi saya membiayai kuliah saya dari bekerja. Dan begitu lulus kuliah saya sempet bekerja di perusahaan yang sesuai dengan bidang keilmuan saya yaitu psikologi. Saya pernah bekerja di Biro Psikologi. Setidaknya saya mengaplikasikan ilmu yang saya dapat dibangku kuliah. Saya juga sempet bekerja dilembaga pendidikan dimana ilmu psikologi saya juga bisa diaplikasikan sesuai bidangnya.
Setelah menikah, saya memutuskan resign dari semua pekerjaan untuk fokus ke keluarga. Dan memilih untuk mulai berbisnis yang tidak menyita waktu dan bisa dilakukan secara part time saja. Dan diluar dugaan saya ternyata ilmu itu sangat luas dan kompleks kita tidak bisa terpacu pada ilmu yang kita dapat dibangku kuliah saja. Diluar sana masih banyak sekali ilmu ilmu yang bisa dikembangkan yang dapat membuka cakrawala berpikir kita sehingga bisa mengubah mindset kita. Kita harus selalu “merasa hijau” dan selalu open minded terhadap perubahan zaman yang sangat cepat dan pesat. Dengan begitu kita akan menyerap banyak ilmu yang berbeda beda yang dikemudian hari ternyata sangat bermanfaat buat saya tanpa disadari.
Dari semua bidang pekerjaan konvensional dan bisnis yang saya jalani di masa lalu semuanya bagus dan tidak ada yang sia-sia. Pengaplikasian ilmu itu luas dan kompleks. Dari berbagai bidang pekerjaan yang saya jalani semua memberikan pengalaman yang berbeda beda dan dari akumulasi itulah membentuk mindset yang yang berbeda buat saya kedepannya.

So kesimpulannya adalah :
1.      Gelar sarjana bukan untuk semata-mata sebagai “alat” untuk mencari pekerjaan agar kita bisa bekerja disebuah instansi atau perusahaan  besar. Tapi justru kita bisa membuka lapangan pekerjaan buat orang lain yang mungkin tidak mampu untuk kuliah sehingga secara tidak langsung kita ikut membantu mengurangi pengangguran dengan membuka lapangan kerja buat mereka.

2.      Berdagang itu bukan sekedar berjualan, semua ada ilmuya. Jika kita ingin bisnis kita jangka panjang, untuk bisa terus bertahan, tentu saja kita harus serius menjalankannya dan ini sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dan attitude yang baik serta komitmen. Dan hal ini semua terbentuk dari pengalaman pengalaman dan basic pendidikan kita. Tentu saja jika pendidikan kita lebih tinggi tingkat bisnis kita juga lebih berkelas dan bisa survive dan bekembang pesat. Belajar tiada henti sampai kapanpun akan terus belajar, karena dunia ini akan terus bertumbuh , dinamis , berkembang secara pesat. Kalau kita tidak mengikuti perkembangan jaman tentu kita akan tergilas kemajuan zaman dan menjadi kudet. Karena sepintar apapun anda dimasa lalu, tapi jika anda berhenti belajar dan stag, anda tidak akan jadi apa-apa dimasa sekarang karena zaman terus berubah. Jadi kita harus selalu mengupgrade mindset kita mengikuti perkembangan zaman terbaru.
Contoh :
Ø  Bisnis wartel dijaman tahun 1990 an itu adalah bisnis yang menghasilkan dan menjamur tapi sekarang, apakah masih ada yang bertahan ? Sekarang semua pegang HP bahkan smartphone yang canggih sudah ada digenggaman. Ini hanya salah satu contoh kecil saja bahwa kemajuan zaman bisa menggerus bisnis yang trend jaman dahulu sekalipun.

3.      Ilmu psikologi bisa diaplikasikan juga dalam berdagang. Tentu saja disamping ilmu marketing dan ekonomi yang umum dipakai dalam berdagang. Ilmu psikologi bisa kita terapkan untuk pendekatan kepada konsumen juga lho. Psikologi Konsumen adalah salah satu ilmu psikologi yang bisa diterapkan untuk berdagang. Ini bisa kita terapkan dalam menjalin hubungan yang baik yang agar kita mendapat konsumen yang loyal dan menaikkan repeat order karena mereka nyaman dengan kita. Semua ada ilmunya. DEngan berdagang setiap hari bertemu banyak orang dengan karakter yang berbeda-beda tentu perlakuan kita ke mereka juga berbeda-beda donk sesuai karakter mereka agar mereka nyaman dengan kita dan membeli produk kita . Nah, disinilah ilmu psikologi konsumen yang diaplikasikan kesana. Jadi buat saya, kita tidak bisa seperti katak dalam tempurung dalam berdagang. Open minded dan selalu merasa hijau sehingga saya terus belajar dan meingkatkan diri agar bisnis kita tetap bertahan bahkan disaat semua bisnis gulung tikar seperti dimasa sekarang ini. Tetap optimis dan positif thinking.

4.      Bisnis fashion adalah passion saya. Dari zaman dulu saya suka fashion. Saya juga hobbi belanja seperti pada umumnya perempuan hehe. So apa salahnya jika perpaduan hobi dan ketertarikan kita dijadikan lahan bisnis yang halal yang insyaAllah menjadikan bisnis yang besar dan bertahan. Karena jika kita bekerja sesuai passion kita akan bekerja tanpa merasa “bekerja”. Tidak ada beban dalam menjalankannya dan feel enjoy. Ini sangat bagus untuk menjaga ritme kerja yang tentu saja outputnya juga bagus.

5.      Berdagang merupakan salah satu cara mencari rezeki yang halal yang disarankan.
Dalam Al-Mughni ‘an Hamlil Asfar, Al-Hafizh Al-‘Iraqi pada hadits no. 1576 membawakan hadits,
عليكم بالتجارة فإن فيها تسعة أعشار الرزقة
Hendaklah kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki.
Diriwayatkan oleh Ibrahim Al-Harbi dalam Gharib Al-Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman,
تِسْعَةُ أَعْشَارِ الرِزْقِ فِي التِّجَارَةِ
Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.”.
6.      Dengan berdagang saya bisa membuka lapangan kerja buat orang lain walaupun dalam skala kecil. Sehingga kita bisa memberi manfaat kepada orang lain. So justru gelar sarjana bagus buat berdagang khan ? Tidak ada yang sia-sia. Mengelola bisnis menggunakan pikiran dan kemampuan jadi butuh edukasi yang baik dan komitmen.. Dan semua itu didapat dari tingkat pendidikan yang tinggi juga. Kalau dulu kemampuan saya digunakan untuk membesarkan perusahaan orang lain, kalau sekarang kemampuan saya digunakan untuk membesarkan usaha saya sendiri.Justru karena saya kuliah saya bisa punya pemikiran seperti sekarang ini dan punya usaha sendiri walaupun kecil-kecilan. Karena keberanian saja tidak cukup tanpa dibekali ilmu pengetahuan. Itu modal nekat namanya.hehehe... So Hapus mindset punya gelar sarjana kok cuman berdagang sih. :-)