PSIKOSOMATIS
Kita mungkin pernah mengalami gangguan kesehatan yang sangat mengganggu, tetapi
setelah berobat ke dokter dengan melewati segala rangkaian
pemeriksaan medis yang lengkap, ternyata hasilnya kita dinyatakan
sehat , alias tidak ada penyakit secara medis. Tentu kita
bertanya-tanya kenapa itu bisa terjadi, karena faktanya kita yang
merasakan adanya penyakit dalam tubuh kita.
Atau contoh sederhana saja, saat kita cemas dan takut menghadapi ujian akhir, atau saat tes wawancara kerja yang menegangkan, tubuh kita pasti ikut bereaksi, perut tiba-tiba menjadi mules, keringat dingin atau bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil, semua reaksi tersebut adalah manifestasi dari perasaan tegang dan cemas kita. So.....apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh kita ?
Atau contoh sederhana saja, saat kita cemas dan takut menghadapi ujian akhir, atau saat tes wawancara kerja yang menegangkan, tubuh kita pasti ikut bereaksi, perut tiba-tiba menjadi mules, keringat dingin atau bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil, semua reaksi tersebut adalah manifestasi dari perasaan tegang dan cemas kita. So.....apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh kita ?
Apakah
Psikosomatis itu ?
Gangguan
psikosomatis atau somatisasi adalah gangguan psikis yang menyebabkan munculnya
gangguan fisik. Pendek kata, psikosomatik adalah penyakit fisik yang
disebabkan oleh pikiran negatif dan/atau masalah emosi. Masalah emosi
itu antara lain rasa berdosa, merasa punya penyakit, stress, depresi,
kecewa, kecemasan atau masalah emosi negatif lainnya. Gangguan ini
tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun bisa
mengalaminya.
Perlu diketahui bahwa pikiran dapat menyebabkan gejala fisik. Sebagai contoh, ketika seseorang takut atau cemas dapat memacu detak jantung yang cepat, jantung berdebar, merasa sakit, gemetar (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, dan bernafas cepat. Gejala-gejala fisik tersebut melalui saraf otak mengirim impuls tersebut ke berbagai bagian tubuh, dan pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.
Gejala:
Psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan dengan gejala fisik yang beragam. Namun umumnya penderita mengalami atau mengeluhkan beberapa gejala berikut:
* mual
* muntah
* sendawa
* sakit perut
* rasa pedih
* kulit gatal
* pusing
* nyeri saat berhubungan seksual
Perlu diketahui bahwa pikiran dapat menyebabkan gejala fisik. Sebagai contoh, ketika seseorang takut atau cemas dapat memacu detak jantung yang cepat, jantung berdebar, merasa sakit, gemetar (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, dan bernafas cepat. Gejala-gejala fisik tersebut melalui saraf otak mengirim impuls tersebut ke berbagai bagian tubuh, dan pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.
Gejala:
Psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan dengan gejala fisik yang beragam. Namun umumnya penderita mengalami atau mengeluhkan beberapa gejala berikut:
* mual
* muntah
* sendawa
* sakit perut
* rasa pedih
* kulit gatal
* pusing
* nyeri saat berhubungan seksual
Bagaimana
cara membedakan psikosomatis dengan penyakit biasa?
Ciri-cirinya
psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan dengan gejala fisik yang
beragam, antara lain seperti yang anda rasakan yaitu mulai dari
pegal-pegal, nyeri di bagian tubuh tertentu, mual, muntah, kembung
atau perut tidak enak, sendawa, serta sekujur tubuh terasa tidak
nyaman. Tak jarang, ada yang merasa kulitnya seperti gatal,
kesemutan, mati rasa, pedih seperti terbakar, dan sebagainya.
Rasa
sakit di kepala, migrain, nyeri di bagian dada, punggung dan tulang
belakang, linu pada persendian, bahkan sampai rasa nyeri saat
berhubungan seks juga bisa saja disebabkan oleh masalah emosi.
Keluhan
semacam itu bisa berlangsung lama dan berulang-ulang serta
berganti-ganti atau berpindah-pindah tempat, dan memang bisa dirasa
sangat mengganggu sehingga wajar jika Anda bolak-balik memeriksakan
diri ke dokter.
Orang
yang mengalami psikosomatis mungkin akan sulit membedakan apakah
penyakit yang diderita itu psikosomatis atau disebabkan gangguan
organis biasa, apalagi jika masalah emosi/pikiran penyebab sakit itu
tidak disadari. Cara paling mudah dan akurat untuk mengetahui apakah
suatu penyakit adalah psikosomatis atau sakit biasa adalah dengan
hipnotis. Pikiran bawah sadar tahu apa yang terjadi pada Anda.
Hypnotherapist bisa bertanya langsung ke pikiran bawah sadar Anda.
Namun,
disarankan apabila anda sakit, tetaplah periksa ke dokter. Apabila
setelah dilakukan pemeriksaan secara medis tidak ditemukan akar
penyebab masalahnya, maka diduga kuat anda mengalami psikosomatis.
Begitu pula apabila penyakit-penyakit ringan sering kambuh seolah tak
ada hentinya. Kemungkinan anda mengalami psikosomatis.
Gejala
psikosomatis bisa saja diringankan dengan obat-obatan semisal penahan
rasa sakit. Namun itu hanya menahan sementara, dan gejala penyakit
akan muncul kembali berulang-ulang, dan kadang dalam bentuk yang
berbeda-beda. Obat-obatan hanya menangani gejala. Selama penyebabnya
(program pikiran dan emosi negatif) masih ada, gejala penyakit akan
terus timbul.
Pengobatan:
Ada dua macam pengobatan untuk gangguan psikosomatik, pengobatan fisik dan mental. Pengobatan fisik disesuaikan dengan penyakit yang diderita. Sedangkan perawatan mental dapat dilakukan dengan hipnoterapi, obat, atau dengan bantuan psikolog.
Ada dua macam pengobatan untuk gangguan psikosomatik, pengobatan fisik dan mental. Pengobatan fisik disesuaikan dengan penyakit yang diderita. Sedangkan perawatan mental dapat dilakukan dengan hipnoterapi, obat, atau dengan bantuan psikolog.
Tips
untuk menghindari gangguan psikosomatis :
Dari
situasi tersebut penderita psikosomatis tidaklah bisa disembuhkan
melalui pengobatan secara medis dengan obat-obatan. Penyembuhan bagi
penderita psikosomatis adalah dari “dalam diri” si penderita
supaya tidak terjadi stres yang berkepanjangan, untuk itu ada
beberapa solusi untuk menghindari terjadinya stres dan sembuh dari
psikosomatis yaitu :
1. Hidup dengan pola pikir
positif
Harus dapat merubah mind set agar lebih positif, ketika kita positif maka kita bisa menerima hal-hal yang terjadi di kehidupan kita sehingga kita akan terhindar dari stres.
Harus dapat merubah mind set agar lebih positif, ketika kita positif maka kita bisa menerima hal-hal yang terjadi di kehidupan kita sehingga kita akan terhindar dari stres.
2. Realistis
Manusia yang realistis lebih dapat menerima kenyataan, dapat pasrah dan menerima apa adanya.
Manusia yang realistis lebih dapat menerima kenyataan, dapat pasrah dan menerima apa adanya.
3. Lawan
stres harus dilawan atau dikalahkan dengan kekuatan dari dalam diri manusia itu sendiri yaitu berpikiran positif.
stres harus dilawan atau dikalahkan dengan kekuatan dari dalam diri manusia itu sendiri yaitu berpikiran positif.
4. Sehat jasmani dan
rohani
Menjalankan pola hidup yang benar dengan mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna, cukup tidur dan berolah raga. Lakukan relaksasi, meditasi, yoga atau dapat dengan meluangkan waktu untuk berlibur melepaskan dari kepenatan rutinitas kita sehari-hari.
Menjalankan pola hidup yang benar dengan mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna, cukup tidur dan berolah raga. Lakukan relaksasi, meditasi, yoga atau dapat dengan meluangkan waktu untuk berlibur melepaskan dari kepenatan rutinitas kita sehari-hari.
Psikosomatis perlu ditangani sedini
mungkin sebab dapat mempengaruhi yang lain, karena pada tahap yang
intens akan mengganggu kualitas hidup manusia tersebut terhadap orang
lain. Sebagai contoh penderita psikosomatis parah akan mengalami
penebalan kulit yang menimbulkan bau. Keadaan inilah yang akan
mengganggu manusia disekelilingnya dan bagi penderita bisa menurunkan
rasa percaya diri yang dapat lebih memperburuk keadaan si penderita.
Ternyata benar, psikosomatis yang mengobati adalah diri sendiri. Terimakasih mbak Yuyung Riana
BalasHapusSama-sama Sdr Bimasena Putra
BalasHapus