PERSAHABATAN
PALSU
Oleh : Yuyung Riana, S.Psi
“
Sahabat itu main bareng….bukan jaim bareng “
Tentunya
kita pernah mendengar potongan kalimat diatas dari sebuah iklan di televisi ya.
Ya….bersahabat
memang sudah menjadi kebutuhan bagi tiap-tiap kita sebagai makhluk sosial.
Terlebih lagi di zaman sekarang dimana media sosial menjadi gaya hidup dalam
bersosialisasi. Semua fasilitas di media sosial yang semakin menjamur menjadi
ajang untuk menunjukkan eksistensi diri.
Tidak mengenal usia, mulai anak-anak, remaja, dewasa dan bahkan yang usia
sudah matang tak mau ketinggalan untuk eksis di media sosial. Media sosial mampu
mempertemukan kembali teman-teman dimasa lampau yang sudah lama tak berjumpa akhirnya
silaturrahim bisa bersambung kembali. Yaa…itu sebagian sisi posistif dari
sebuah kemajuan zaman dan teknologi.
Dunia
maya memang terlihat begitu mengasyikkan sehingga banyak yang tersita waktunya
hanya untuk bersosialisasi disana. Saling beradu komentar, bercengkarama dengan
teman lama dan sahabat. Dan tiba-tiba kita merasa seolah-olah begitu mudahnya
mencari teman dan sahabat yang baik dan mengerti kita. Tapi didunia nyata kita
tetap akan dihadapkan dengan sahabat-sahabat yang real. Sahabat yang selalu ada
dalam keadaan suka maupun duka. Sahabat yang mampu membawa kita kearah
kebaikan. Kita memang baru akan tahu siapa sejatinya sahabat sejati kita saat
kita tertimpa musibah. Menemukan sahabat
sejati tidak jauh berbeda dari mencari pasangan yang setia. Karena seperti
pasangan hidup, sahabat juga merupakan soulmate kita lho. Bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah
mencari sahabat, bisa-bisa kita terjebak dalam lingkaran sahabat “palsu”. Nah
lho…
Dalam
suatu persahabatan ada yang benar-benar murni bersahabat , tetapi ada yang
memanfaatkan persahabatan itu hanya sebagai media menunjukkan eksistensi diri
lho. Ada beberapa yang masuk ke sebuah komunitas tetapi punya tendensi pribadi
yang menguntungkan diri sendiri. Terlebih lagi di zaman sekarang dimana
kebutuhan untuk kongkow-kongkow dan hang out seolah menjadi kebutuhan yang
primer. Tentu saja hal ini mulai ada pergeseran makna seiring kemajuan zaman.
Fenomena
yang ada misalnya, dalam sebuah acara kongkow-kongkow atau arisanlah…ada yang
sedang membicarakan salah satu “sahabatnya” yang lain yang belum datang diacara
tersebut. Mereka dengan bebasnya membicarakan aib-aib sahabatnya tersebut….bla…bla…bla…
sampai pada suatu ketika datanglah si sahabat yang dibicarakan tersebut…..ehh..dengan
santainya semuanya pada menyambut sang sahabat yang baru saja dibicarakan
bersama tadi dengan senyum melebar serta diiringi “cipika-cipiki” seolah-olah
beberapa saat sebelumnya tidak terjadi apa-apa ….. Dan dengan santainya salah
satu dari mereka menyeletuk “ehh….kita barusan aja ngomongin kamu lho…..” tetap
dengan senyum ramahnya. Dan si sahabat yang baru datang dengan senangnya
membalas dengan ramah dan ceria pula “ Oh yaa….berarti kita sehati dong….hehehe
“.
See….persahabatan macam apakah itu ?? “ Fake Friendship “…..persahabatan
palsu. Kok bisa ya mereka ada dalam lingkaran persahabatan palsu. Terlihat
seperti bersahabat…tetapi yang ada didalamnya bisa dibilang seperti musuh dalam
selimut gitu sih. Dan ini memang faktanya.
Sebenarnya
jika kita sedikit peka dan sensitif, kita bisa kok mengetahui mana sahabat
sejati kita dan mana sahabat “palsu”. Ya sekedar indikator aja agar kita bisa
lebih berhati-hati, karena biasanya sahabat “palsu” bisa menusuk kita dari
belakang lho. So…waspadalah…hehehe.
Dibawah
ini ada beberapa indikator tentang sahabat “palsu” so….be aware yaa….
1.Merasa Iri
Dia sering merasa
iri akan pencapaian kita dan iri dengan apa saja yang membuat kita berbahagia. Tetapi
didepan kita dia seolah-olah ikut berbahagia dan pura-pura mengucapkan selamat.
Contohnya ketika kita diterima bekerja disebuah instansi bergengsi. Atau ketika
kita lulus dengan predikat Cumlaude. Seorang sahabat sejati harusnya ikut benar-benar
berbahagia ketika sahabatnya bahagia.
2. Egois
Dia selalu meminta bantuan kita, namun dia selalu menghilang saat kita tengah mencari pertolongan. Selalu fokus pada kepentingan diri sendiri , tidak mau mengalah dan selalu merasa paling benar juga menjadi tanda seseorang tidak layak dijadikan sebagai sahabat yang dapat dipercaya. Sahabat yang baik ialah yang selalu ada untuk Anda di saat susah dan senang.
Dia selalu meminta bantuan kita, namun dia selalu menghilang saat kita tengah mencari pertolongan. Selalu fokus pada kepentingan diri sendiri , tidak mau mengalah dan selalu merasa paling benar juga menjadi tanda seseorang tidak layak dijadikan sebagai sahabat yang dapat dipercaya. Sahabat yang baik ialah yang selalu ada untuk Anda di saat susah dan senang.
3. Bukan pendengar yang baik
Percakapan yang baik akan terjadi jika saat salah satu pihak sedang berbicara, lawan bicaranya mendengarkan dengan baik. Jika dia cenderung lebih banyak bercerita tentang diri sendiri, namun terlihat ogah-ogahan saat mendengarkan pembicaraan Anda, itu tandanya dia bukanlah sahabat yang baik.
Percakapan yang baik akan terjadi jika saat salah satu pihak sedang berbicara, lawan bicaranya mendengarkan dengan baik. Jika dia cenderung lebih banyak bercerita tentang diri sendiri, namun terlihat ogah-ogahan saat mendengarkan pembicaraan Anda, itu tandanya dia bukanlah sahabat yang baik.
4. Tidak dapat diandalkan
Teman Anda sering membatalkan janji secara mendadak dengan 1001 alasan yang nampak dibuat-buat. Sifat ini merupakan tanda teman yang tidak dapat diandalkan, karena menepati janji merupakan hal yang penting untuk membangun kepercayaan.
Teman Anda sering membatalkan janji secara mendadak dengan 1001 alasan yang nampak dibuat-buat. Sifat ini merupakan tanda teman yang tidak dapat diandalkan, karena menepati janji merupakan hal yang penting untuk membangun kepercayaan.
5. Tidak mampu memegang kepercayaan
Kepercayaan merupakan hal yang paling utama dalam membangun suatu hubungan, baik hubungan percintaan maupun persahabatan. Jika teman pernah membocorkan rahasia kita, maka kepercayaan pun sudah terkoyak.
Kepercayaan merupakan hal yang paling utama dalam membangun suatu hubungan, baik hubungan percintaan maupun persahabatan. Jika teman pernah membocorkan rahasia kita, maka kepercayaan pun sudah terkoyak.
6.
Berbohong
Seorang
fake friend sering berbohong untuk menutupi kekurangan mereka. Ia
berbohong supaya tidak bisa kalah dari kita. Dan selalu jaim, tidak apa adanya. Saat tertawa barengpun, pasti tertawanya terlihat berbeda.....tertawa yang palsu, terkesan dibuat-buat.
7.
Pengkhianat
Wah
mendengar kata 'pengkhianat' saja sudah seram ya. Seorang fake friend
adalah orang yang paling sering mendengar cerita kita tentang orang yang tidak kita sukai. Tetapi
tiba-tiba dia sering bersama dengan orang-orang yang tidak kita sukai itu. Waduh…Sakitnya
tuh disini….hehehe.
Menemukan seorang
sahabat sejati bukanlah hal yang mudah. Kadang seorang sahabat yang paling kita
percaya pun bisa saja menusuk dari belakang. Kita harus benar-benar tahu mana
kawan dan mana lawan. Berhati-hatilah
saat mencari teman. Percaya memang baik, tapi jangan terlalu percaya pada
sahabat kita yang mempunyai ciri-ciri seperti diatas ya. Nanti kita sendiri yang sakit
hati. Karena Sahabat itu tahu caranya berteman...tetapi musuh itu tahu caranya berpura-pura jadi teman .....Be wise….!
Masyaallah, ternyata aku due mbk penulis handal.. good job sist.❤️
BalasHapus