Selasa, 28 Februari 2012

A Walk To Remember


A Walk to Remember


Bak terhempas di kedalaman samudera , lalu aku kembali menyusuri jalan itu lewat memori ingatanku. Tanyaku hanya satu “Apa yang sebenarnya terjadi?”. Saat ini aku telah merelakanmu untuk kembali ke tempat indah yang memang disanalah semestinya engkau berada. Menarilah, tertawalah dengan keabadian. Saat masa akhirnya menjawab “Ia bukan milikmu.”.
Saatnya aku berjalan di atas bayangan diriku sendiri, tanpa harus ada raga dan bayangan mungil yang indah. Tanpa ada lagi genggaman jemari dan hangatnya kebersamaan.
Bisa? Jawabanku “Bisa”. Membenahi semua hal yang selama ini terasa indah dan berwarna akan hadirmu walaupun hanya sekejab. Selalu ada rahasia dibalik rahasia. Pasti ada rencana besar yang indah dibalik semua ini. Walaupun tidak mudah untuk tersenyum kala hati menangis. Tapi semua akan terasa indah jika kita menyadarinya bahwa dengan begitu kita tahu bahwa selalu ada makna indah yang ditujukan untuk kebaikan diri kita, yang terbaik tentunya.
Terkadang dalam pikiran ini bertanya “Apa mungkin sanggup menjalankannya dengan sayap kehidupan yang telah hilang sebagian ?”. Hingga selalu saja ada jawaban dalam bisik batin pada diri “Kamu harus sabar menanti, hingga saat indah itu tiba.”.
Bertahun-tahun aku berjalan pada jalan hidupku, hanya ditemani oleh bayang sejati diri. Selama hidup masih menangkap cahaya, bayang diri itu selalu setia di samping raga ini. Ia menjadi saksi bisu senyum simpul, tawa, canda, serta tangis haru dan syahdu yang dari sanalah kenangan itu dibuat.
Saat ini, saat aku berdiri pada jejak-jejak hidupku, aku meyakini di ujung persimpangan itu, ada sentuhan kasih Sang Pencipta  yang maha dahsyat yang akan memberiku kebaikan ...yang terbaik tentunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar