SEMUA
ADA MASANYA
Hidup
adalah anugerah dari Allah SWT yang merupakan rangkaian waktu,
peristiwa dan semua hal yang membawa kita sampai dititik usia saat
ini. Masih soal waktu. Ia terus merambat, kadang terasa
pelan terkadang pula seolah cepat. Ia terus berlalu. Mengantarkan
kita pada sebuah titik yang kita belum pernah berhenti di sana. Ya,
kadang ia melesat begitu cepat hingga kita merasa telah melewatkan
banyak hal. Kadang pula ia terasa menjemukan, berjalan begitu pelan
tak segera mengantarkan kita pada saat-saat yang kita tunggu. Pada
sesuatu yang kita nanti-nantikan.
Saat
baru lahir, ada banyak senyuman bahagia menyambut kehadiran kita,
lalu tak lantas tiba-tiba mampu berjalan. Kita harus merangkak
terlebih dulu. Itu pun tak bisa dilakukan ketika masih di bawah
sembilan bulan.Saat pertama berjalan pun tak lantas ia bisa langsung
berlari. Kadang keseimbangan sering hilang dan terjatuh. Butuh
beberapa waktu lagi untuk bisa benar-benar berjalan seimbang. Itulah
waktu yang telah ditentukan dan tak bisa dielakkan dalam tahapan
proses.
Kita
punya impian di waktu yang lain. Dengan penuh percaya diri kita
merasa sanggup meraih apa yang ingin kita raih. Membayangkan
menggenggam apa yang menjadi keinginan. Layak kita berbangga, rasa
itu ada. Tak ada yang salah, rasa itu memang harus kita punya!.
Hanya
saja kita tak pernah menyadari, seringkali kita merasa berkuasa atas
waktu yang kita lalui. Merasa lebih kuat melebihi apa yang kita duga,
karena telah sampai pada titik di mana sekarang kita berdiri.
Sementara
di waktu yang lain pula, ketika apa yang kita harapkan, menghindar
dari yang telah kita perhitungkan. Meski sekuat apapun kita berusaha
meraih tiap ingin, merengkuh tiap harap, terkadang apa yang kita
kehendaki tak seperti yang telah kita bayangkan. Nampak tergambar
begitu jelas hingga kita merasa mampu menggenggam meski dengan mata
terpejam, namun sedikitpun tak terjamah oleh kita. Hingga pada
akhirnya kita merasa rapuh dan harus mengeluh karena merasa kalah.
Sayangnya,
kita tak bisa mengulang atas waktu yang berlalu. Kita hanya memiliki
kesempatan untuk belajar darinya. Sedikit menengok seolah memutarnya
kembali. Dari tempat-tempat yang telah kita singgahi. Dari tiap orang
yang kita temui. Dari langkah kita menyisir tiap waktu, yang
menyimpan jejak di tiap masa. Menemani kita meresapi resah, hingga
kita merasa yakin tak akan jatuh pada lubang yang sama.
Hingga
suatu kali, barangkali kita harus merasa yakin, semua ada masanya. Di
suatu waktu, kita merasa tak ada yang perlu dipaksakan. Dan kembali
merasa, semua ada masanya.
Ada banyak hal yang
berubah dalam kehidupan kita. Siang, malam. Kaya, miskin. Tua, muda.
Sakit, sehat. Semua ada masanya.
Ada banyak orang yang
datang dan pergi dalam kehidupan kita, dengan berbagai alasan.
Beberapa mungkin tetap tinggal, tapi tidak sedikit juga yang
tiba-tiba pergi.
Bila kita review apa yang
sudah kita lalui sampai dititik ini, begitu indah dan tertata
sempurnanya skenario Allah untuk kita. Dari mulai lahir, belajar
berjalan, belajar berbicara, belajar bersosialisai, mengenyam
pendidikan formal sampai menuntaskannnya sehingga tercapai cita-cita
yang diimpikan. Lalu memasuki dunia kerja, meningkatkan karir sampai
dititik puncaknya, lalu berkeluarga, dan akhirnya menghabiskan sisa
waktu hidup kita dengan akumulasi perjalanan hidup kita, sungguh
skenario yang sangat indah dari Allah. Dan tak ada yang serba
kebetulan. Semua benar-benar telah tertoreh dalam suratanNya. Dan
ada skala prioritas dimasing-masing masa itu yang tentunya akan
berbeda disetiap masanya. Pengalaman hidup juga akan mengajarkan kita
bahwa semua ada masanya.
So....tak
ada salahnya kalau kita menikmati masa dimana saat ini kita berdiri
dan mensyukurinya. Apapun itu keadaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar