Sabtu, 20 April 2013

KISAH PERJALANAN UMROH + CITY TOUR KE HONGKONG ( PART 4 )

KISAH PERJALANAN UMROH +

CITY TOUR KE HONGKONG

( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )

( PART 4 )

MINGGU, 10 MARET 2013
MEKKAH

Acara Hari ini kami beserta rombongan mengikuti ziarah seputar Masjidil Haram dengan berjalan kaki. Karena tempat-tempat yang kita kunjungi tidak jauh dari hotel kami menginap dan masih di seputar Masjidil Haram. Sebelum berangkat, kami makan pagi bersama di ruang makan hotel. Wah...ternyata banyak cerita dari jamaah yang lainnya. Ada yang hilang dari semalem hingga diketemukan pagi ini. Ada yang sandalnya hilang...dll deh. Wah...bersyukur ya Allah.....kami tidak mengalami itu semua dan Engkau beri kelancaran dan kemudahan . Alhamdulilah.....Ini semua karena berkat pertolongan-Mu Ya Allah.....

 
Di Depan Hotel Elaf Al Multaqa, sesaat sebelum berangkat ziarah seputar Masjidil Haram
Bersama Penduduk setempat di depan Hotel Elaf Al Multaqa
 


Setelah semua rombongan berkumpul , kami mulai berangkat berjalan kaki menuju Masjidil Haram. Tapi ternyata ada beberapa orang dari rombongan kami yang tidak bisa ikut, karena kelelahan, atau ada yang tidak enak badan. Cuaca cukup terik pagi ini. Padahal jam masih menunjukkan jam 7 pagi. Tapi kami tetap semangat mengikuti perjalanan ini. Tujuan pertama kali adalah Masjidil Haram. Setelah sampai di depan pintu masuk Masjidil Haram, kami berhenti sejenak untuk mendengarkan penjelasan dari pembimbing kami tentang Masjidil Haram ini. Pertama kali kami melihat Masjidil Haram, tadi malam sangat berbeda dengan pagi ini. . Di saat malam hari penuh dengan lampu-lampu yang sangat terang dan indah. Dan pemandangan pagi ini Masjidil Haram terlihat jelas keindahan lantai dan dinding marmernya. Dan sangat silau dari pelatarannya , karena terkena sinar matahari yang cukup terik.

Di Pelataran Masjidil Haram jam 8 pagi, terik matahari cukup menyilaukan


Bersama rombongan di pelataran Masjidil Haram
Pelataran Masjidil Haram jam 8 pagi


Masjidil Haram
Masjidil Haram adalah sebuah masjid di kota Mekkah , yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah shalat . Masjid ini juga merupakan masjid terbesar di dunia. Menurut keyakinan umat Islam, Ka'bah pertama sekali dibina oleh Nabi Adam. Dan kemudian dilanjutkan pada masa Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya, Nabi Ismail yang meninggikan dasar - dasar Ka'bah, dan sekaligus membangun masjid di sekitar Ka'bah tersebut. Ka'bah kurang lebih terletak di tengah masjidil Haram: tingginya mencapai limabelas hasta; bentuknya kubus batu besar.
Selanjutnya perluasan Masjidil Haram dimulai pada tahun 638 sewaktu Khalifah Umar Bin Khattab dengan membeli rumah-rumah di sekeliling Ka'bah dan diruntuhkan untuk tujuan perluasan, dan kemudian dilanjutkan lagi pada masa khalifah Ustman bin Affan sekitar tahun 647 M.


Sudut lain Masjidil Haram Mekkah

Menurut hadits shahih, satu kali salat di Masjidil Haram sama dengan 100.000 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Satu kali salat di Masjid Nabawi sama dengan 1.000 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Adapun satu kali salat di Masjidil Aqsha sama dengan 250 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi..
Kami berjalan bersama-sama menyusuri sepanjang Masjidil Haram ini. Kami masih terpukau dan kemegahan Masjidil Haram ini. Pesona pualamnya yang indah, plus arsitektur modern terlihat mewah. Kami juga berhenti sejenak untuk mengambil air zam-zam yang tersedia di sepanjang Masjidil Haram ini. Di sisi luar ini, air zam-zamnya disalurkan melalui kran-kran yang banyak. Berbeda jika didalam masjid, air zam-zam di sedikan dalam kemasan galon-galon. Dan air zam-zam dipisah, antara yang untuk diminum berbeda dengan yang untuk wudhu.


Air Zam-zam untuk diminum tersedia dalam kran-kran air



Jabal Qubays
Perjalanan kami lanjutkan kembali. Kami berhenti setelah sampai di Jabal Qubays. Jabal Qubais terletak di Mekkah. Masih dalam area Masjidil Haram. Tingginya 420 meter, bertentangan dengan Hajar Aswad , di penjuru tenggara Ka'bah. Imam as-Sayuthi meriwayatkan bukit pertama yang dicipta Allah di atas muka bumi ini ialah 'Jabal Qubais'. Ibadat Sa'i terletak di ujung Jabal Qubais.
Di sinilah juga batu hitam Hajar Aswad diturunkan Allah ke dunia ini. Tatkala Nabi Ibrahim membangun semula Baitullah, maka Jabal Abi Qubais mengeluarkan kembali Hajarul Aswad lalu dibawa oleh malaikat Jibril dan diserahkan kepada Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim juga menyeru umat manusia menunaikan haji dari atas Jabal Abi Qubais.
Di atas Jabal Qubais ini juga Nabi Muhammad membelah bulan atas permintaan kaum musyrikin Mekah.
Pada tahun 1974, ada sebuah masjid di atas bukit ini yang dinamakan Masjid Bilal. Baitullah Kaabah jelas nampak dari sini. Orang yang mengerjakan haji akan 'melambai-lambaikan' kepada sanak saudara, handai taulan yang masih belum mengerjakan haji di atas bukit ini. Kini, di atas bukit ini dibina istana mewah keluarga Saud.
Saat ini Jabal Abu Qubais, yang letaknya di muka pintu Babusalam Masjidil Haram itu, hilang berganti bangunan Istana Raja Saudi yang tinggi dan megah. Istana ini juga berguna bagi para pemimpin atau tamu negara yang akan beribadah di Makkah.

Pembimbing kami Bp. KH. Achmad Shofwan memberi penjelasan tentang Jabal Qubays
 
Jabal Qubays

Pada awal pembangunan di bukit ini ditentang sebagian kalangan umat Muslim. Pasalnya, banyak peristiwa bersejarah yang berkaita dengan Jabal Abu Qubais ini. Mulai dipercayainya kebedaraan Makam Siti Hawa, tapi ini diragukan, karena justru banyak jamaah yang menziarahi makamnya di Jeddah.
Sebelum dibongkar dan dibangun Istana Raja, di kawasan bukit ini dulunya merupakan perkampungan, yang banyk dihuni Syeikh (Ulama) dan sejumlah pelajar yang ingin mendalami agama. Jabal Abu Qubais yang dulunya dikenal juga dengan sebutan Jabal al Amin (bukit kepercayaan). Karena, Allah SWT telah menyelamatkan batu atau Hajar Aswad ketika topan dan banjir bah dasyat di zaman Nabi Nuh AS. Hajar Aswad kembali ditemukan oleh Nabi Ibrahim AS atas pertolongan Malaikat Jibril, ketika akan membangun Baitullah yang hancur.
Bagi jamaah haji / umroh yang baru pertama kali datang ke kota suci ini mungkin hanya bisa melihat begitu luas dan eksotisnya Masjidil Haram dan bangunan mewah nan megah di depannya. Tapi bagi jamaah yang sudah berulang kali melakukan ibadah Haji, mungkin merasa ada yang kehilangan.
Bila 5 tahun lalu jamaah haji / umroh bisa melihat hiruk pikuknya pusat perdagangan di Jalan Al Gudaria yang berada di antara Kampung Qararah dan Suq ul-Lail, yang jaraknya 50 meter dari Masjidil Haram. Di jalan itulah dulu ada sebuah pasar tradisinal yang disebut Pasar Seng sepanjang 300 meter.
Pasar Seng yang dulunya selalu menjadi tempat favorit jamaah Indonesia berbelanja, saat ini menjadi tempat terbuka dan tinggal kenangan. Namun belum terlihat ada bangunan. Hanya puluhan kios yang memberikan layanan potong rambut masih berdiri berjejer, namun sifatnya tidak permanen.
Bangunan ini setiap saat bisa digusur. Tidak ada lagi toko yang menjajakan tasbih, tas, pakaian, jam, dan barang elektronik seperti di masa lalu, hanya beberapa bagalah (warung) yang menjajakan minuman yang masih berdiri dengan bangunan yang tidak permanen. Toko yang dulu sangat meriah kini mundur ke belakang.
Kenangan satu-satunya yang tersisa, Maulid Nabi, sebuah bangunan yang dulunya merupakan rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Saat ini bangunan ini dijadikan perpustakaan dan selalu terkunci rapat dan dijaga askar.

Bersama rombongan di depan perpustakaan yang dulunya adalah tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW


Tempat Lahirnya Nabi Muhammad SAW

Tempat lahirnya Nabi Muhammad yang dijaga ketat oleh askar-askar


Burung-burung dara yang beterbangan , indah sekali


Burung-burung dara, disekitar Masjidil Haram Mekkah


Perjalanan kami lanjutkan kembali ke makam Ma'la. Sepanjang perjalanan kami juga disuguhi oleh indahnya burung-burung dara yang beterbangan rendah kesana kemari. Wah....saya jadi berlarian mengejar burung-burung dara....hehehe....
Di makam ma'la hanya jamaah laki-laki yang boleh masuk. Kami para jamaah wanita menunggu diluar area makam. Makam Ma'la adalah makam bagi para jama'ah haji yang meninggal dunia di Mekah saat menjalankan ibadah haji. Saat menunggu diluar, kami para jamaah wanita memperoleh air mineral dingin yang dibagikan secara gratis oleh beberapa orang disana. “ Halal...halal....air...air...!! “ kata mereka sambil membagikan air mineral dingin dalam kemasan botol. Wah...seger banget airnya.

Masjid Al-Jiin
Setelah dari makam ma'la , kami berjalan lagi menyusuri jalan-jalan seputar Masjidil Haram ini. Kami juga melalui beberapa kawasan di Kota Mekah. Kami berhenti disebuah Masjid yang dikenal dengan Masjid al-Jiin.


Di depan Masjid Jin


Masjid Jin Mekkah


Masjid Jin terletak di al-Hujun, di daerah Sulaiminiyah di sebelah selatan Pekuburan Ma’la, jaraknya kurang lebih 3 km dari Masjidil Haram. Masjid ini termasuk masjid yang punya nilai penting dalam sejarah Islam, makanya banyak dikunjungi jama’ah haji atau umrah.
Kalau diperhatikan sebetulnya masjid ini terhitung sangat sederhana. Tapi jutaan peziarah selalu menyempatkan untuk mengunjunginya. Mereka pada umumnya datang bukan hanya untuk melaksanakan shalat ataupun duduk beri’tikaf di dalamnya. Mereka datang juga untuk melihat dari dekat tempat bersejarah ketika Nabi saw menerima wahyu sehingga turunnya ayat ayat al-Qur’an yang kemudian dipatenkan nama Surat Jin.
Masjid yang ukurannya kurang lebih 12×22 meter ini merupakan tempat yang memiliki riwayat penting dalam da’wah Rasulallah saw . Diriwayatkan ketika Nabi saw dan para sahabat sedang salat subuh di tempat tersebut dan dibacakan beberapa ayat Al-quran, sekumpulan Jin melewati tempat itu dalam perjalanan mereka ke Tihamah. Mereka mendengar bacaan beliau dan merasa kagum. Setelah Rasulallah saw membacakan Alquran, para jin ini kemudian membai’at Nabi saw untuk beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Makanya masjid ini juga di beri nama “Masjid Bai’ah”, karena ditempat ini para Jin berjanji (ber-bai’at) kepada Rasulullah saw.
Peristiwa ini diabadikan Allah dalam Al-Quran dan suratnya dinamakan surat al-Jin. Di tempat itulah Allah menurunkan wahyu kepada Nabi saw dalam surat Al-Jin ayat 1-2 yang berbunyi:
Telah diwahyukan kepadamu bahwa sekumpulan Jin mendengarkan ayat Al-quran. Lalu mereka berkata: “sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-quran yang menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, karena itu kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT kami dengan siapapun juga”.

 
Setelah dari Masjid Jin, kami kembali ke hotel. Tak terasa ternyata kami berjalan lumayan jauh juga ya. Kira-kira lebih dari 4 km. Tapi tak terasa karena sepanjang berjalanan kami berhenti beberapa saat untuk mendengarkan penjelasan dari pembimbing kami dan sekalian menikmati keindahan Kota Mekah ini. Benar-benar perjalanan yang menyenangkan. Akhirnya kami kembali ke hotel dengan naik taxi.
Setelah sesampai di hotel, kami istirahat sejenak dan membersihkan diri untuk berangkat lagi ke Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah sholat Dhuhur. Walaupun agak capek juga, tapi kami harus tetap semangat !!. Sayang kalau sudah nyampai di tempat suci hanya dipakai untuk malas-malasan di hotel. Walaupun hotelnya sangat nyaman dan sejuk.
Saya berangkat berdua dengan suami saja ke Masjidil Haram dari hotel, karena teman sekamar kami, Bp. Fanani dan Mbak Maisarah rupanya belum kembali ke hotel juga. Kami membiasakan untuk berangkat lebih awal dari waktu sholat , karena agar bisa mendapat tempat sholat di Masjidil Haram, selain itu, kita beri'tikaf disana. Cuaca siang ini sangat panas dan terik. Apalagi disebelah hotel kami, ada perombakan hotel, sehingga banyak debu saat melintasi didepan area proyek itu. Saat memasuki Masjid , saya berpisah dengan suami, tapi kami nanti janji bertemu di depan pintu 1.
Setelah usai sholat Dhuhur, saya dan suami tidak langsung ke hotel. Kami menuju Hotel Grand Zam-zam, yang terletak persis didepan Masjidil Haram dimana diatasnya terdapat menara jam yang terkenal itu. Di area bawah Grand zam-zam itu terdapat semacam shopping center-lah atau mall gitu. Namanya Abraj Al Bait Shopping Centre.. Kami disana bukan untuk belanja, tapi kami mau membeli obat titipan teman kami dari Indonesia. Ini amanah lho. Ya Alhamdulilah kami menemukan obat untuk teman kami itu, di stand farmasi disana. Nama tokonya adalah Al-Halwani Pharmacy. Wah...lega deh, akhirnya bisa menemukan barang titipan teman kami. Soalnya sama sekali nggak terbayang di benak saya, dimana belinya. Kita khan belum menguasai medan sana. Tapi Alhamdulilah....Allah selalu memberi kemudahan. 

 
Didepan Toko Obat Al-Halwani, Membeli obat titipan teman







 
Seharian ini, kami habiskan waktu untuk memperbanyak beribadah di Masjdil Haram. Dipuas-puasin deh mumpung berada di tanah suci yang sudah kami idam-idamkan sebelumnya. Berbagai sudut Masjidil Haram kami coba untuk tempat sholat. Di lantai basement, di lantai dasar, lantai satu, area tempat sa'i, dll, wah...pokoknya hati tentram rasanya. Sungguh indah sekali . Ya Allah...Kami pasti akan merindukan tempat suci nan indah ini.


( Bersambung ke part 5 …......... )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar