KISAH
PERJALANAN UMROH +
CITY TOUR KE HONGKONG
( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )
( PART 4 )
CITY TOUR KE HONGKONG
( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )
( PART 4 )
MINGGU,
10 MARET 2013
MEKKAH
Acara
Hari ini kami beserta rombongan mengikuti ziarah seputar Masjidil
Haram dengan berjalan kaki. Karena tempat-tempat yang kita kunjungi
tidak jauh dari hotel kami menginap dan masih di seputar Masjidil
Haram. Sebelum berangkat, kami makan pagi bersama di ruang makan
hotel. Wah...ternyata banyak cerita dari jamaah yang lainnya. Ada
yang hilang dari semalem hingga diketemukan pagi ini. Ada yang
sandalnya hilang...dll deh. Wah...bersyukur ya Allah.....kami tidak
mengalami itu semua dan Engkau beri kelancaran dan kemudahan .
Alhamdulilah.....Ini semua karena berkat pertolongan-Mu Ya Allah.....
Setelah
semua rombongan berkumpul , kami mulai berangkat berjalan kaki menuju
Masjidil Haram. Tapi ternyata ada beberapa orang dari rombongan kami
yang tidak bisa ikut, karena kelelahan, atau ada yang tidak enak
badan. Cuaca cukup terik pagi ini. Padahal jam masih menunjukkan jam
7 pagi. Tapi kami tetap semangat mengikuti perjalanan ini. Tujuan
pertama kali adalah Masjidil Haram. Setelah sampai di depan pintu
masuk Masjidil Haram, kami berhenti sejenak untuk mendengarkan
penjelasan dari pembimbing kami tentang Masjidil Haram ini. Pertama
kali kami melihat Masjidil Haram, tadi malam sangat berbeda dengan
pagi ini. . Di saat malam hari penuh dengan lampu-lampu yang sangat
terang dan indah. Dan pemandangan pagi ini Masjidil Haram terlihat
jelas keindahan lantai dan dinding marmernya. Dan sangat silau dari
pelatarannya , karena terkena sinar matahari yang cukup terik.
Di Pelataran Masjidil Haram jam 8 pagi, terik matahari cukup menyilaukan |
Bersama rombongan di pelataran Masjidil Haram |
Pelataran Masjidil Haram jam 8 pagi |
Masjidil
Haram
Masjidil
Haram
adalah sebuah masjid di kota Mekkah , yang dipandang sebagai tempat
tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam
ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi
arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah shalat . Masjid
ini juga merupakan masjid terbesar di dunia. Menurut
keyakinan umat Islam, Ka'bah pertama sekali dibina oleh Nabi Adam.
Dan kemudian dilanjutkan pada masa Nabi Ibrahim bersama dengan
anaknya, Nabi Ismail yang meninggikan dasar - dasar Ka'bah, dan
sekaligus membangun masjid di sekitar Ka'bah tersebut. Ka'bah kurang
lebih terletak di tengah masjidil Haram: tingginya mencapai limabelas
hasta; bentuknya kubus batu besar.
Selanjutnya perluasan
Masjidil Haram dimulai pada tahun 638 sewaktu Khalifah Umar Bin
Khattab dengan membeli rumah-rumah di sekeliling Ka'bah dan
diruntuhkan untuk tujuan perluasan, dan kemudian dilanjutkan lagi
pada masa khalifah Ustman bin Affan sekitar tahun 647 M.
Sudut lain Masjidil Haram Mekkah |
Menurut hadits shahih,
satu kali salat di Masjidil Haram sama dengan 100.000 kali salat di
masjid-masjid lain, kecuali Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Satu
kali salat di Masjid Nabawi sama dengan 1.000 kali salat di
masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Adapun
satu kali salat di Masjidil Aqsha sama dengan 250 kali salat di
masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi..
Kami
berjalan bersama-sama menyusuri sepanjang Masjidil Haram ini. Kami
masih terpukau dan kemegahan Masjidil Haram ini. Pesona pualamnya
yang indah, plus arsitektur modern terlihat mewah. Kami juga berhenti
sejenak untuk mengambil air zam-zam yang tersedia di sepanjang
Masjidil Haram ini. Di sisi luar ini, air zam-zamnya disalurkan
melalui kran-kran yang banyak. Berbeda jika didalam masjid, air
zam-zam di sedikan dalam kemasan galon-galon. Dan air zam-zam
dipisah, antara yang untuk diminum berbeda dengan yang untuk wudhu.
Air Zam-zam untuk diminum tersedia dalam kran-kran air |
Jabal
Qubays
Perjalanan
kami lanjutkan kembali. Kami berhenti setelah sampai di Jabal Qubays.
Jabal Qubais
terletak di Mekkah. Masih dalam area Masjidil Haram. Tingginya 420
meter, bertentangan dengan Hajar Aswad , di penjuru tenggara Ka'bah.
Imam as-Sayuthi meriwayatkan bukit pertama yang dicipta Allah di atas
muka bumi ini ialah 'Jabal Qubais'. Ibadat Sa'i terletak di ujung
Jabal Qubais.
Di sinilah juga batu hitam Hajar Aswad
diturunkan Allah ke dunia ini. Tatkala Nabi Ibrahim membangun semula
Baitullah, maka Jabal Abi Qubais mengeluarkan kembali Hajarul Aswad
lalu dibawa oleh malaikat Jibril dan diserahkan kepada Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim juga menyeru umat manusia menunaikan haji dari atas
Jabal Abi Qubais.
Di atas Jabal Qubais ini juga
Nabi Muhammad membelah bulan atas permintaan kaum musyrikin Mekah.
Pada tahun 1974, ada sebuah
masjid di atas bukit ini yang dinamakan Masjid Bilal. Baitullah
Kaabah jelas nampak dari sini. Orang yang mengerjakan haji akan
'melambai-lambaikan' kepada sanak saudara, handai taulan yang masih
belum mengerjakan haji di atas bukit ini. Kini, di atas bukit ini
dibina istana mewah keluarga Saud.
Saat
ini Jabal Abu Qubais, yang letaknya di muka pintu Babusalam
Masjidil Haram itu, hilang berganti bangunan Istana Raja Saudi yang
tinggi dan megah. Istana ini juga berguna bagi para pemimpin atau
tamu negara yang akan beribadah di Makkah.
Pembimbing kami Bp. KH. Achmad Shofwan memberi penjelasan tentang Jabal Qubays |
Pada awal pembangunan di bukit ini ditentang sebagian kalangan umat Muslim. Pasalnya, banyak peristiwa bersejarah yang berkaita dengan Jabal Abu Qubais ini. Mulai dipercayainya kebedaraan Makam Siti Hawa, tapi ini diragukan, karena justru banyak jamaah yang menziarahi makamnya di Jeddah.
Sebelum dibongkar dan dibangun Istana Raja, di kawasan bukit ini dulunya merupakan perkampungan, yang banyk dihuni Syeikh (Ulama) dan sejumlah pelajar yang ingin mendalami agama. Jabal Abu Qubais yang dulunya dikenal juga dengan sebutan Jabal al Amin (bukit kepercayaan). Karena, Allah SWT telah menyelamatkan batu atau Hajar Aswad ketika topan dan banjir bah dasyat di zaman Nabi Nuh AS. Hajar Aswad kembali ditemukan oleh Nabi Ibrahim AS atas pertolongan Malaikat Jibril, ketika akan membangun Baitullah yang hancur.
Bagi
jamaah haji / umroh yang baru pertama kali datang ke kota suci ini
mungkin hanya bisa melihat begitu luas dan eksotisnya Masjidil Haram
dan bangunan mewah nan megah di depannya. Tapi bagi jamaah yang sudah
berulang kali melakukan ibadah Haji, mungkin merasa ada yang
kehilangan.
Bila 5 tahun lalu jamaah haji / umroh bisa melihat hiruk pikuknya pusat perdagangan di Jalan Al Gudaria yang berada di antara Kampung Qararah dan Suq ul-Lail, yang jaraknya 50 meter dari Masjidil Haram. Di jalan itulah dulu ada sebuah pasar tradisinal yang disebut Pasar Seng sepanjang 300 meter.
Pasar Seng yang dulunya selalu menjadi tempat favorit jamaah Indonesia berbelanja, saat ini menjadi tempat terbuka dan tinggal kenangan. Namun belum terlihat ada bangunan. Hanya puluhan kios yang memberikan layanan potong rambut masih berdiri berjejer, namun sifatnya tidak permanen.
Bangunan ini setiap saat bisa digusur. Tidak ada lagi toko yang menjajakan tasbih, tas, pakaian, jam, dan barang elektronik seperti di masa lalu, hanya beberapa bagalah (warung) yang menjajakan minuman yang masih berdiri dengan bangunan yang tidak permanen. Toko yang dulu sangat meriah kini mundur ke belakang.
Kenangan satu-satunya yang tersisa, Maulid Nabi, sebuah bangunan yang dulunya merupakan rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Saat ini bangunan ini dijadikan perpustakaan dan selalu terkunci rapat dan dijaga askar.
Bila 5 tahun lalu jamaah haji / umroh bisa melihat hiruk pikuknya pusat perdagangan di Jalan Al Gudaria yang berada di antara Kampung Qararah dan Suq ul-Lail, yang jaraknya 50 meter dari Masjidil Haram. Di jalan itulah dulu ada sebuah pasar tradisinal yang disebut Pasar Seng sepanjang 300 meter.
Pasar Seng yang dulunya selalu menjadi tempat favorit jamaah Indonesia berbelanja, saat ini menjadi tempat terbuka dan tinggal kenangan. Namun belum terlihat ada bangunan. Hanya puluhan kios yang memberikan layanan potong rambut masih berdiri berjejer, namun sifatnya tidak permanen.
Bangunan ini setiap saat bisa digusur. Tidak ada lagi toko yang menjajakan tasbih, tas, pakaian, jam, dan barang elektronik seperti di masa lalu, hanya beberapa bagalah (warung) yang menjajakan minuman yang masih berdiri dengan bangunan yang tidak permanen. Toko yang dulu sangat meriah kini mundur ke belakang.
Kenangan satu-satunya yang tersisa, Maulid Nabi, sebuah bangunan yang dulunya merupakan rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Saat ini bangunan ini dijadikan perpustakaan dan selalu terkunci rapat dan dijaga askar.
Bersama rombongan di depan perpustakaan yang dulunya adalah tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW |
Tempat Lahirnya Nabi Muhammad SAW |
Tempat lahirnya Nabi Muhammad yang dijaga ketat oleh askar-askar |
Burung-burung dara yang beterbangan , indah sekali |
Burung-burung dara, disekitar Masjidil Haram Mekkah |
Perjalanan
kami lanjutkan kembali ke makam Ma'la. Sepanjang perjalanan kami juga disuguhi oleh indahnya burung-burung dara yang beterbangan rendah kesana kemari. Wah....saya jadi berlarian mengejar burung-burung dara....hehehe....
Di makam ma'la hanya jamaah
laki-laki yang boleh masuk. Kami para jamaah wanita menunggu diluar
area makam. Makam Ma'la adalah makam bagi para jama'ah haji yang
meninggal dunia di Mekah saat menjalankan ibadah haji. Saat menunggu
diluar, kami para jamaah wanita memperoleh air mineral dingin yang
dibagikan secara gratis oleh beberapa orang disana. “
Halal...halal....air...air...!! “ kata mereka sambil membagikan air
mineral dingin dalam kemasan botol. Wah...seger banget airnya.
Masjid
Al-Jiin
Setelah
dari makam ma'la , kami berjalan lagi menyusuri jalan-jalan seputar
Masjidil Haram ini. Kami juga melalui beberapa kawasan di Kota Mekah.
Kami berhenti disebuah Masjid yang dikenal dengan Masjid al-Jiin.
Di depan Masjid Jin |
Masjid Jin Mekkah |
Masjid Jin terletak di
al-Hujun, di daerah Sulaiminiyah di sebelah selatan Pekuburan Ma’la,
jaraknya kurang lebih 3 km dari Masjidil Haram. Masjid ini termasuk
masjid yang punya nilai penting dalam sejarah Islam, makanya banyak
dikunjungi jama’ah haji atau umrah.
Kalau diperhatikan sebetulnya masjid ini
terhitung sangat sederhana. Tapi jutaan peziarah selalu menyempatkan
untuk mengunjunginya. Mereka pada umumnya datang bukan hanya untuk
melaksanakan shalat ataupun duduk beri’tikaf di dalamnya. Mereka
datang juga untuk melihat dari dekat tempat bersejarah ketika Nabi
saw menerima wahyu sehingga turunnya ayat ayat al-Qur’an yang
kemudian dipatenkan nama Surat Jin.
Masjid yang ukurannya kurang lebih 12×22
meter ini merupakan tempat yang memiliki riwayat penting dalam da’wah
Rasulallah saw . Diriwayatkan ketika Nabi saw dan para sahabat sedang
salat subuh di tempat tersebut dan dibacakan beberapa ayat Al-quran,
sekumpulan Jin melewati tempat itu dalam perjalanan mereka ke
Tihamah. Mereka mendengar bacaan beliau dan merasa kagum. Setelah
Rasulallah saw membacakan Alquran, para jin ini kemudian membai’at
Nabi saw untuk beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Makanya masjid ini
juga di beri nama “Masjid Bai’ah”, karena ditempat ini para Jin
berjanji (ber-bai’at) kepada Rasulullah saw.
Peristiwa ini diabadikan Allah dalam
Al-Quran dan suratnya dinamakan surat al-Jin. Di tempat itulah Allah
menurunkan wahyu kepada Nabi saw dalam surat Al-Jin ayat 1-2 yang
berbunyi:
Telah diwahyukan
kepadamu bahwa sekumpulan Jin mendengarkan ayat Al-quran. Lalu mereka
berkata: “sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-quran yang
menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, karena
itu kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT kami dengan siapapun
juga”.
Setelah
dari Masjid Jin, kami kembali ke hotel. Tak terasa ternyata kami
berjalan lumayan jauh juga ya. Kira-kira lebih dari 4 km. Tapi tak
terasa karena sepanjang berjalanan kami berhenti beberapa saat untuk
mendengarkan penjelasan dari pembimbing kami dan sekalian menikmati
keindahan Kota Mekah ini. Benar-benar perjalanan yang menyenangkan.
Akhirnya kami kembali ke hotel dengan naik taxi.
Setelah
sesampai di hotel, kami istirahat sejenak dan membersihkan diri untuk
berangkat lagi ke Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah sholat
Dhuhur. Walaupun agak capek juga, tapi kami harus tetap semangat !!.
Sayang kalau sudah nyampai di tempat suci hanya dipakai untuk
malas-malasan di hotel. Walaupun hotelnya sangat nyaman dan sejuk.
Saya
berangkat berdua dengan suami saja ke Masjidil Haram dari hotel,
karena teman sekamar kami, Bp. Fanani dan Mbak Maisarah rupanya belum
kembali ke hotel juga. Kami membiasakan untuk berangkat lebih awal
dari waktu sholat , karena agar bisa mendapat tempat sholat di
Masjidil Haram, selain itu, kita beri'tikaf disana. Cuaca siang ini
sangat panas dan terik. Apalagi disebelah hotel kami, ada perombakan
hotel, sehingga banyak debu saat melintasi didepan area proyek itu.
Saat memasuki Masjid , saya berpisah dengan suami, tapi kami nanti
janji bertemu di depan pintu 1.
Setelah
usai sholat Dhuhur, saya dan suami tidak langsung ke hotel. Kami
menuju Hotel Grand Zam-zam, yang terletak persis didepan Masjidil
Haram dimana diatasnya terdapat menara jam yang terkenal itu. Di area
bawah Grand zam-zam itu terdapat semacam shopping center-lah atau
mall gitu. Namanya Abraj Al Bait Shopping Centre.. Kami disana bukan
untuk belanja, tapi kami mau membeli obat titipan teman kami dari
Indonesia. Ini amanah lho. Ya Alhamdulilah kami menemukan obat untuk
teman kami itu, di stand farmasi disana. Nama tokonya adalah
Al-Halwani Pharmacy. Wah...lega deh, akhirnya bisa menemukan barang
titipan teman kami. Soalnya sama sekali nggak terbayang di benak
saya, dimana belinya. Kita khan belum menguasai medan sana. Tapi
Alhamdulilah....Allah selalu memberi kemudahan.
Seharian
ini, kami habiskan waktu untuk memperbanyak beribadah di Masjdil
Haram. Dipuas-puasin deh mumpung berada di tanah suci yang sudah kami
idam-idamkan sebelumnya. Berbagai sudut Masjidil Haram kami coba
untuk tempat sholat. Di lantai basement, di lantai dasar, lantai
satu, area tempat sa'i, dll, wah...pokoknya hati tentram rasanya.
Sungguh indah sekali . Ya Allah...Kami pasti akan merindukan tempat
suci nan indah ini.
(
Bersambung ke part 5 …......... )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar