Selasa, 23 April 2013

KISAH PERJALANAN UMROH + CITY TOUR KE HONGKONG ( PART 5 )

KISAH PERJALANAN UMROH +

CITY TOUR KE HONGKONG

( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )

( PART 5 )

SENIN, 11 MARET 2013
MEKKAH

Jadwal hari ini adalah ziarah ke beberapa tempat seputar Kota Mekkah. Kami berangkat setelah makan pagi, tepatnya jam 7 pagi waktu Mekkah. Kami serombongan juga sudah menggunakan baju ihrom dari hotel, karena kami nanti sekalian ambil miqot untuk menunaikan umroh yang kedua di Masjid Ji'ronah.

JABAL TSUR
Setelah makan pagi, kami berangkat satu rombongan dengan menggunakan bus pariwisata. Tujuan pertama kami adalah ke Jabal Tsur. Jabal Tsur merupakan bukit yang terletak sekitar 3 km dari Kota Makkah. Disebut Tsur karena dinisbatkan ke Tsur bin Abdi Manaf. Bukit ini digunakan Rasulullah SAW untuk bersembunyi selama tiga hari tiga malam dari kejaran orang-orang kafir ketika hendak Hijrah ke Madinah.
Saat itu dikisahkan, orang-orang Quraisy yang mencari Nabi tidak melihat beliau bersama Abu Bakar yang bersembunyi di salah satu gua di Jabal Tsur tersebut.
Peristiwa itu diabadikan dalam Alquran, "Ketika orang-orang kafir (Musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang satu dinantara dua orang ketika keduanya berada di dalam. Di waktu dia berkata pada temannya, "Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS At-taubah : 40).
Allah SWT menyelamatkan Nabi-Nya dengan memerintahkan laba-laba untuk membuat sarang di pintu gua tersebut. Demikian juga burung merpati yang sedang bertelur, supaya mereka mengira bahwa gunung itu tidak mungkin dimasuki seesorang. Akhirnya, kaum Kafir Quraisy yang memburu Nabi pulang dengan tangan hampa, dan Nabi beserta Abu Bakar melanjutkan perjalanan hijrahnya Madinah.

Jabal Tsur, Mekkah


Jabal Tsur, Mekkah


Untuk mendaki gunung ini sampai puncaknya akan memerlukan waktu sekitar satu jam dengan jalan yang sulit dan berbatu. Gua ini mempunyai dua pintu masuk, keduanya tertulis nama Gua tsur. Akan tetapi yang kedua itulah yang lebih benar, karena tempat masuk itu di dalamnya hanya satu arah.
Gua ini sangat sempit. Di dalamnya hanya dapat di tempati untuk tiga orang. Di bawah gua itu terdapat terdapat batu besar berbentuk kubah yang dapat dipakai untuk berteduh oleh sekitar 30 orang. Sebagian ahli sejarah memberi nama sebagai Qubah Jibril AS.
Tetapi kami tidak smapai naik keatasnya , karena keterbatasan waktu.

JABAL RAHMAH
Perjalanan kami lanjutkan kembali menuju Jabal Rahmah.Belum marem rasanya jika ke Tanah Suci ini tak singgah di Jabal Rahmah, bukit yang ada di seputaran Padang Arafah. Di bukit itulah Nabi Adam dan Siti Hawa bertemu kembali setelah berpisah beberapa tahun lamanya. Sampai kini, bukit ini masih berbentuk batu cadas dengan sebuah tugu monumen di puncaknya. Banyak jemaah yang naik ke bukit ini.
Jabal Rahmah yang berarti bukit penuh rahmat, selalu dipenuhi peziarah karena mempunyai sejarah penting dalam Islam.


Jabal Rahmah, Mekkah


Jabal Rahmah, Mekkah


Jabal Rahmah, Mekkah

Dikisahkan, di bukit inilah Nabi Adam dan Hawa bertemu setelah 100 tahun diturunkan dari langit ke bumi. Konon, di tempat ini merupakan tempat terbaik untuk berdoa meminta jodoh. Dikatakan, apabila seseorang berdoa di atas bukit ini untuk meminta pendamping hidup, niscaya doanya dikabulkan Allah. Wallahualam.
Di Jabal Rahmah, saya dan suami memanjatkan doa-doa kami, dan titipan doa-doa dari keluarga, teman dan kerabat semua. Kami juga sempat ngobrol-ngobrol dengan jamaah dari Libya dan berfoto bersama tentunya. Mungkin saking lamanya berdoa disana, kami tidak menyadari ternyata semua rombongan kami sudah masuk ke bus. Waduh....kami jadi berlarian mencari bus kami. Wah...kami agak kebingungan mencari bus kami yang rata-rata memang sama dengan bus-bus yang lain. Tapi untunglah akhirnya ketemu juga. Wah...langsung deh begitu sampai di bus digojlogin deh sama temen-temen satu rombongan. Hehehehe.....

Berpose dengan jamaah asal Libya


Berpose dengan jamaah asal Libya


AROFAH
Setelah dari Jabal Rahmah, perjalanan kami lanjutkan kembali untuk menuju ke Arofah, Muzdalifah & Mina. Kami ditunjukkan medan beribadah haji. Juga tempat-tempat mahtab Haji dari Indonesia. Wah....tenda-tenda yang permanen sangat bagus. 


Tenda-tenda permanen untuk Jamaah Haji Indonesia


Tenda-tenda permanen untuk jamaah Haji Indonesia

Arafah adalah daerah terbuka dan luas di sebelah timur luar kota suci umat Islam di Mekah, Arab Saudi. Di padang yang luas ini, pada satu hari (siang hari) tanggal 9 Dzulhijah pada penanggalan Hijriyah berkumpullah lebih dari dua juta umat Islam dari berbagai pelosok dunia untuk melaksanakan inti ibadah haji, ibadah Wukuf.
Ada beberapa tempat utama di Arafah yang selalu dijadikan kunjungan jamaah haji:
  • Jabal Rahmah,
  • Masjid Namira


MUZDALIFAH
Muzdalifah adalah daerah terbuka di antara Mekkah dan Mina di Arab saudi yang merupakan tempat jamaah haji diperintahkan untuk singgah dan bermalam setelah bertolak dari Arafah. Muzdalifah terletak di antara Ma’zamain (dua jalan yang memisahkan dua gunung yang saling berhadapan) Arafah dan lembah Muhassir. Luas Muzdalifah adalah sekitar 12,25 km², di sana terdapat rambu-rambu pembatas yang menentukan batas awal dan akhir Muzdalifah.
Jamaah haji setelah melaksanakan wukuf di Arafah bergerak menuju Muzdalifah saat setelah terbenamnya matahari (waktu Maghrib). Di Muzdalifah jamaah haji melaksanakan shalat Maghrib dan Isya secara digabungkan dan disingkat ( jamak qashar ) dan bermalam di sana hingga waktu fajar. Di Muzdalifah jamaah haji mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumroh.
Bermalam di Muzdalifah hukumnya wajib dalam haji. Maka siapa saja yang meninggalkannya diharuskan untuk membayar dam. Dianjurkan untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW bermalam hingga memasuki waktu shalat Subuh, kemudian berhenti hingga fajar menguning. Namun bagi orang-orang yang lemah, seperti kaum wanita, orang-orang tua dan yang seperti mereka, boleh meninggalkan Muzdalifah setelah lewat tengah malam. Setelah shalat Subuh, jamaah haji berangkat menuju ke Mina.

MINA
Mina adalah sebuah lembah di padang pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah Timur kota Mekkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara Mekkah dan Muzdalifah Mina mendapat julukan kota tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jamaah haji seluruh dunia. Tenda-tenda itu tetap berdiri meski musim haji tidak berlangsung. Mina paling dikenal sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan lempar jumrah dalam ibadah haji
Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah.
Jamaah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumrah. Tempat atau lokasi melempar jumrah ada 3 yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula. Di Mina jamaah haji wajib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu malam tanggal 11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11,12,13 dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani.
Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan binatang kurban . Di Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Nabi Muhammad SAW melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah haji.

Terowongan Mina


JABAL NUR
Jabal Nur terletak sekitar lima kilometer di utara Makkah atau di sebelah kiri perjalanan saat menuju Arafah. Tinggi puncak Jabal Nur kira-kira 200 meter. Perjalanan mendaki puncak Gua Hira membutuhkan waktu sekitar dua jam. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Gunung ini menjadi salah satu favorit umat Islam yang datang ke Makkah sebab di pegunungan (Jabal Nur) inilah Rasulullah SAW menerima wahyu pertama (QS al-Alaq [96]: 1–5). Ayat ini diterima Rasulullah SAW saat sedang bertafakur di sebuah gua kecil yang dinamakan Gua Hira. Dengan turunnya ayat tersebut, sekaligus mengukuhkan diri Rasulullah SAW sebagai utusan Allah untuk memperbaiki akhlak manusia dan membawanya ke jalan yang lurus (shiratal mustaqim).
Wah...semua medan ibadah haji membuat kami merasa takjub. Semoga kami bisa kembali ke tanah suci ini ya Allah untuk menunaikan ibadah haji. Amien ya robbal alamien. 

Jabal Nur, tempat Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama


MASJID JI'RONAH
Setelah itu perjalanan kami lanjutkan menuju Masjid Ji'ronah, untuk mengambil miqot umroh kedua. Saat turun dari bus dan memasuki Ji'ronah , wah....cuacanya sangat panas dan terik. Sangat berbeda dengan cuaca di sekitar Masjidil haram yang lebih bersahabat. Begitu turun dari bus, kami langsung disambut oleh orang yang berjualan pernak-pernik sebagai souvenir khas Mekkah. Gantungan kunci, tasbih, dll.

 
Masjid Ji'ronah yang sangat terik


Masjid Ji'ronah, ambil miqot umroh kedua



Ji’ronah adalah nama sebuah perkampungan Wadi Saraf. Masjid Ji'ronah digunakan penduduk Makkah sebagai tempat miqat untuk umroh. Masjid ini terletak di bagian timur laut dari kota Makkah dan jauhnya 22 KM dari Masjidil Haram. Luasnya mencapai 1.600 M2 dan masjidnya bisa menampung hingga 1.000 jama’ah shalat.
Karena Ji’ronah merupakan tanda batas haram maka di masjid inilah menjadi tempat miqat, dimana harus memakai pakaian ihram dan berniat ihram sebagai syarat memasuki tanah suci Mekkah. Dari sinilah Rasulallah saw berihram untuk melakukan umrohnya yang ke tiga kalinya. Ji’ronah merupakan tempat miqat umroh yang paling afdhal bagi penduduk Makkah, juga merupakan miqat paling tinggi derajatnya dibanding miqat yang lain. Ini menurut kebanyakan pendapat para ulama. Rasulallah saw sendiri melakukan umroh dari Ji’ronah. Beliau bermukim di sana selama 13 hari dan berihram dari sana.
Dikampung ini terdapat beberapa tempat ziarah, salah satunya sebuah Masjid dan Sumur Bir Thoflah (sumur yang airnya dikenal memiliki rasa tersendiri). Menurut riwayatnya sumur ini dahulunya terdapat salah satu mukjizat Rasulullah SAW saat kehabisan air usai perang Hunain. Rasulullah SAW bersama para pejuang Islam berhenti untuk membagi-bagikan hasil kemenangan. Karena persediaan air habis dan disana tidak ada sumur, Rasulallah saw memukulkan tongkatnya lalu keluarlah air. Air ini sering dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan tidak pernah kering.

Setelah Pulang dari Ji'ronah, kami pulang kembali menuju hotel, untuk selanjutnya sholat Dhuhur berjamaah di Masjidil Haram. Dan setelah Sholat Ashar kami melanjutkan untuk menunaikan ibadah umroh yang kedua. Umroh yang kedua ini berbeda dengan yang pertama. Umroh pertama kami dilakukan pada malam hari, sedangkan umroh yang kedua dilakukan siang menuju sore. Matahari masih memancarkan sinarnya tapi tidak terlalu panas walaupun agak silau.
Subhanallah....Ka'abah tidak pernah sepi dari ribuan jamaah yang melakukan thowaf dan ibadah disana. 24 jam tak pernah sepi. Kalau mencari waktu yang agak sepi menunggu thowaf, tak akan pernah kesampaian deh. Yang penting niat , insya Allah kita diberi kemudahan oleh Allah.
Saat melakukan thowaf mengelilingi Ka'bah, lagi-lagi air mata saya selalu meleleh tiada hentinya. Rasa haru yang teramat dalam, rasa syukur yang tak terhingga dan bahagia bercampur menjadi satu. Sungguh besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Dan didepan Ka'bah ini Allah terasa sangat dekat. Sungguh...Allah terasa dekat. Allahu Akbar !!
Setelah thowaf, kami lanjutkan dengan Sa'i , yaitu berjalan dan berlari-lari kecil bolak-balik antara bukit safa' dan marwah sebanyak 7 kali. Setelah itu diakhiri dengan tahalul, yaitu mencukur sebagian rambut sebagai tanda berakhirnya ibadah umroh . Alhamdulilah semua berjalan dengan lancar.

( Bersambung ke part 6 …......... )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar