KISAH
PERJALANAN UMROH +
CITY TOUR KE HONGKONG
( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )
( PART 5 )
CITY TOUR KE HONGKONG
( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )
( PART 5 )
SENIN,
11 MARET 2013
MEKKAH
Jadwal
hari ini adalah ziarah ke beberapa tempat seputar Kota Mekkah. Kami
berangkat setelah makan pagi, tepatnya jam 7 pagi waktu Mekkah. Kami
serombongan juga sudah menggunakan baju ihrom dari hotel, karena kami
nanti sekalian ambil miqot untuk menunaikan umroh yang kedua di
Masjid Ji'ronah.
JABAL
TSUR
Setelah
makan pagi, kami berangkat satu rombongan dengan menggunakan bus
pariwisata. Tujuan pertama kami adalah ke Jabal Tsur. Jabal
Tsur merupakan bukit yang terletak sekitar 3 km dari Kota Makkah.
Disebut Tsur karena dinisbatkan ke Tsur bin Abdi Manaf. Bukit ini
digunakan Rasulullah SAW untuk bersembunyi selama tiga hari tiga
malam dari kejaran orang-orang kafir ketika hendak Hijrah ke
Madinah.
Saat itu dikisahkan, orang-orang Quraisy yang mencari Nabi tidak melihat beliau bersama Abu Bakar yang bersembunyi di salah satu gua di Jabal Tsur tersebut.
Peristiwa itu diabadikan dalam Alquran, "Ketika orang-orang kafir (Musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang satu dinantara dua orang ketika keduanya berada di dalam. Di waktu dia berkata pada temannya, "Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS At-taubah : 40).
Allah SWT menyelamatkan Nabi-Nya dengan memerintahkan laba-laba untuk membuat sarang di pintu gua tersebut. Demikian juga burung merpati yang sedang bertelur, supaya mereka mengira bahwa gunung itu tidak mungkin dimasuki seesorang. Akhirnya, kaum Kafir Quraisy yang memburu Nabi pulang dengan tangan hampa, dan Nabi beserta Abu Bakar melanjutkan perjalanan hijrahnya Madinah.
Saat itu dikisahkan, orang-orang Quraisy yang mencari Nabi tidak melihat beliau bersama Abu Bakar yang bersembunyi di salah satu gua di Jabal Tsur tersebut.
Peristiwa itu diabadikan dalam Alquran, "Ketika orang-orang kafir (Musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang satu dinantara dua orang ketika keduanya berada di dalam. Di waktu dia berkata pada temannya, "Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS At-taubah : 40).
Allah SWT menyelamatkan Nabi-Nya dengan memerintahkan laba-laba untuk membuat sarang di pintu gua tersebut. Demikian juga burung merpati yang sedang bertelur, supaya mereka mengira bahwa gunung itu tidak mungkin dimasuki seesorang. Akhirnya, kaum Kafir Quraisy yang memburu Nabi pulang dengan tangan hampa, dan Nabi beserta Abu Bakar melanjutkan perjalanan hijrahnya Madinah.
Jabal Tsur, Mekkah |
Jabal Tsur, Mekkah |
Untuk mendaki gunung ini sampai puncaknya akan memerlukan waktu sekitar satu jam dengan jalan yang sulit dan berbatu. Gua ini mempunyai dua pintu masuk, keduanya tertulis nama Gua tsur. Akan tetapi yang kedua itulah yang lebih benar, karena tempat masuk itu di dalamnya hanya satu arah.
Gua ini sangat sempit. Di dalamnya hanya dapat di tempati untuk tiga orang. Di bawah gua itu terdapat terdapat batu besar berbentuk kubah yang dapat dipakai untuk berteduh oleh sekitar 30 orang. Sebagian ahli sejarah memberi nama sebagai Qubah Jibril AS.
Tetapi
kami tidak smapai naik keatasnya , karena keterbatasan waktu.
JABAL
RAHMAH
Perjalanan
kami lanjutkan kembali menuju Jabal Rahmah.Belum marem rasanya jika
ke Tanah Suci ini tak singgah di Jabal Rahmah, bukit yang ada di
seputaran Padang Arafah. Di bukit itulah Nabi Adam dan Siti Hawa
bertemu kembali setelah berpisah beberapa tahun lamanya. Sampai kini,
bukit ini masih berbentuk batu cadas dengan sebuah tugu monumen di
puncaknya. Banyak jemaah yang naik ke bukit ini.
Jabal Rahmah yang berarti
bukit penuh rahmat, selalu dipenuhi peziarah karena mempunyai sejarah
penting dalam Islam.
Jabal Rahmah, Mekkah |
Jabal Rahmah, Mekkah |
Jabal Rahmah, Mekkah |
Dikisahkan, di bukit
inilah Nabi Adam dan Hawa bertemu setelah 100 tahun diturunkan dari
langit ke bumi. Konon, di tempat ini merupakan tempat terbaik untuk
berdoa meminta jodoh. Dikatakan, apabila seseorang berdoa di atas
bukit ini untuk meminta pendamping hidup, niscaya doanya dikabulkan
Allah. Wallahualam.
Di
Jabal Rahmah, saya dan suami memanjatkan doa-doa kami, dan titipan
doa-doa dari keluarga, teman dan kerabat semua. Kami juga sempat
ngobrol-ngobrol dengan jamaah dari Libya dan berfoto bersama
tentunya. Mungkin saking lamanya berdoa disana, kami tidak menyadari
ternyata semua rombongan kami sudah masuk ke bus. Waduh....kami jadi
berlarian mencari bus kami. Wah...kami agak kebingungan mencari bus
kami yang rata-rata memang sama dengan bus-bus yang lain. Tapi
untunglah akhirnya ketemu juga. Wah...langsung deh begitu sampai di
bus digojlogin deh sama temen-temen satu rombongan. Hehehehe.....
Berpose dengan jamaah asal Libya |
Berpose dengan jamaah asal Libya |
AROFAH
Setelah
dari Jabal Rahmah, perjalanan kami lanjutkan kembali untuk menuju ke
Arofah, Muzdalifah & Mina. Kami ditunjukkan medan beribadah haji.
Juga tempat-tempat mahtab Haji dari Indonesia. Wah....tenda-tenda
yang permanen sangat bagus.
Tenda-tenda permanen untuk Jamaah Haji Indonesia |
Tenda-tenda permanen untuk jamaah Haji Indonesia |
Arafah
adalah daerah terbuka dan luas di sebelah timur luar kota suci umat
Islam di Mekah, Arab Saudi. Di padang yang luas ini, pada satu hari
(siang hari) tanggal 9
Dzulhijah pada penanggalan Hijriyah berkumpullah lebih dari dua juta
umat Islam dari berbagai pelosok dunia untuk melaksanakan inti
ibadah haji, ibadah Wukuf.
Ada beberapa tempat utama di Arafah yang
selalu dijadikan kunjungan jamaah haji:
- Jabal Rahmah,
- Masjid Namira
MUZDALIFAH
Muzdalifah adalah
daerah terbuka di antara Mekkah dan Mina di Arab saudi yang
merupakan tempat jamaah haji diperintahkan untuk singgah dan bermalam
setelah bertolak dari Arafah. Muzdalifah terletak di antara Ma’zamain
(dua jalan yang memisahkan dua gunung yang saling berhadapan) Arafah
dan lembah Muhassir. Luas Muzdalifah adalah sekitar 12,25 km², di
sana terdapat rambu-rambu pembatas yang menentukan batas awal dan
akhir Muzdalifah.
Jamaah haji setelah
melaksanakan wukuf di Arafah bergerak menuju Muzdalifah saat setelah
terbenamnya matahari (waktu Maghrib). Di Muzdalifah jamaah haji
melaksanakan shalat Maghrib dan Isya secara digabungkan dan disingkat
( jamak qashar ) dan bermalam di sana hingga waktu fajar. Di
Muzdalifah jamaah haji mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan
untuk melempar jumroh.
Bermalam di Muzdalifah
hukumnya wajib dalam haji. Maka siapa saja yang meninggalkannya
diharuskan untuk membayar dam. Dianjurkan untuk mengikuti jejak Nabi
Muhammad SAW bermalam hingga memasuki waktu shalat Subuh, kemudian
berhenti hingga fajar menguning. Namun bagi orang-orang yang lemah,
seperti kaum wanita, orang-orang tua dan yang seperti mereka, boleh
meninggalkan Muzdalifah setelah lewat tengah malam. Setelah shalat
Subuh, jamaah haji berangkat menuju ke Mina.
MINA
Mina adalah sebuah
lembah di padang pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah
Timur kota Mekkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara Mekkah dan
Muzdalifah Mina mendapat julukan kota tenda, karena berisi
tenda-tenda untuk jutaan jamaah haji seluruh dunia. Tenda-tenda itu
tetap berdiri meski musim haji tidak berlangsung. Mina paling dikenal
sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan lempar jumrah dalam ibadah
haji
Mina didatangi oleh jamaah
haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah.
Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan
shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah
sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah.
Jamaah haji datang lagi ke
Mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Jamaah haji ke
Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumrah. Tempat atau
lokasi melempar jumrah ada 3 yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan
Jumrah Ula. Di Mina jamaah haji wajib melaksanakan mabit (bermalam)
yaitu malam tanggal 11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang
melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11,12,13 dzulhijah bagi
jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani.
Mina juga merupakan tempat
atau lokasi penyembelihan binatang kurban . Di Mina ada mesjid Khaif,
merupakan masjid dimana Nabi Muhammad SAW melakukan shalat dan
khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah haji.
Terowongan Mina |
JABAL
NUR
Jabal
Nur terletak sekitar lima kilometer di utara Makkah atau di sebelah
kiri perjalanan saat menuju Arafah. Tinggi puncak Jabal Nur kira-kira
200 meter. Perjalanan mendaki puncak Gua Hira membutuhkan waktu
sekitar dua jam. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan
nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang
pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Gunung ini menjadi salah satu favorit umat Islam yang datang ke
Makkah sebab di pegunungan (Jabal Nur) inilah Rasulullah SAW menerima
wahyu pertama (QS al-Alaq [96]: 1–5). Ayat ini diterima Rasulullah
SAW saat sedang bertafakur di sebuah gua kecil yang dinamakan Gua
Hira. Dengan turunnya ayat tersebut, sekaligus mengukuhkan diri
Rasulullah SAW sebagai utusan Allah untuk memperbaiki akhlak manusia
dan membawanya ke jalan yang lurus (shiratal mustaqim).
Wah...semua
medan ibadah haji membuat kami merasa takjub. Semoga kami bisa
kembali ke tanah suci ini ya Allah untuk menunaikan ibadah haji.
Amien ya robbal alamien.
Jabal Nur, tempat Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama |
MASJID
JI'RONAH
Setelah
itu perjalanan kami lanjutkan menuju Masjid Ji'ronah, untuk mengambil
miqot umroh kedua. Saat turun dari bus dan memasuki Ji'ronah ,
wah....cuacanya sangat panas dan terik. Sangat berbeda dengan cuaca
di sekitar Masjidil haram yang lebih bersahabat. Begitu turun dari
bus, kami langsung disambut oleh orang yang berjualan pernak-pernik
sebagai souvenir khas Mekkah. Gantungan kunci, tasbih, dll.
Masjid Ji'ronah, ambil miqot umroh kedua |
Ji’ronah
adalah nama sebuah perkampungan Wadi Saraf. Masjid
Ji'ronah digunakan penduduk
Makkah sebagai tempat miqat untuk umroh. Masjid ini terletak di
bagian timur laut dari kota Makkah dan jauhnya 22 KM dari Masjidil
Haram. Luasnya mencapai 1.600 M2 dan masjidnya bisa menampung hingga
1.000 jama’ah shalat.
Karena Ji’ronah merupakan tanda batas haram maka di masjid inilah menjadi tempat miqat, dimana harus memakai pakaian ihram dan berniat ihram sebagai syarat memasuki tanah suci Mekkah. Dari sinilah Rasulallah saw berihram untuk melakukan umrohnya yang ke tiga kalinya. Ji’ronah merupakan tempat miqat umroh yang paling afdhal bagi penduduk Makkah, juga merupakan miqat paling tinggi derajatnya dibanding miqat yang lain. Ini menurut kebanyakan pendapat para ulama. Rasulallah saw sendiri melakukan umroh dari Ji’ronah. Beliau bermukim di sana selama 13 hari dan berihram dari sana.
Dikampung ini terdapat beberapa tempat ziarah, salah satunya sebuah Masjid dan Sumur Bir Thoflah (sumur yang airnya dikenal memiliki rasa tersendiri). Menurut riwayatnya sumur ini dahulunya terdapat salah satu mukjizat Rasulullah SAW saat kehabisan air usai perang Hunain. Rasulullah SAW bersama para pejuang Islam berhenti untuk membagi-bagikan hasil kemenangan. Karena persediaan air habis dan disana tidak ada sumur, Rasulallah saw memukulkan tongkatnya lalu keluarlah air. Air ini sering dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan tidak pernah kering.
Karena Ji’ronah merupakan tanda batas haram maka di masjid inilah menjadi tempat miqat, dimana harus memakai pakaian ihram dan berniat ihram sebagai syarat memasuki tanah suci Mekkah. Dari sinilah Rasulallah saw berihram untuk melakukan umrohnya yang ke tiga kalinya. Ji’ronah merupakan tempat miqat umroh yang paling afdhal bagi penduduk Makkah, juga merupakan miqat paling tinggi derajatnya dibanding miqat yang lain. Ini menurut kebanyakan pendapat para ulama. Rasulallah saw sendiri melakukan umroh dari Ji’ronah. Beliau bermukim di sana selama 13 hari dan berihram dari sana.
Dikampung ini terdapat beberapa tempat ziarah, salah satunya sebuah Masjid dan Sumur Bir Thoflah (sumur yang airnya dikenal memiliki rasa tersendiri). Menurut riwayatnya sumur ini dahulunya terdapat salah satu mukjizat Rasulullah SAW saat kehabisan air usai perang Hunain. Rasulullah SAW bersama para pejuang Islam berhenti untuk membagi-bagikan hasil kemenangan. Karena persediaan air habis dan disana tidak ada sumur, Rasulallah saw memukulkan tongkatnya lalu keluarlah air. Air ini sering dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan tidak pernah kering.
Setelah
Pulang dari Ji'ronah, kami pulang kembali menuju hotel, untuk
selanjutnya sholat Dhuhur berjamaah di Masjidil Haram. Dan setelah
Sholat Ashar kami melanjutkan untuk menunaikan ibadah umroh yang
kedua. Umroh yang kedua ini berbeda dengan yang pertama. Umroh
pertama kami dilakukan pada malam hari, sedangkan umroh yang kedua
dilakukan siang menuju sore. Matahari masih memancarkan sinarnya tapi
tidak terlalu panas walaupun agak silau.
Subhanallah....Ka'abah
tidak pernah sepi dari ribuan jamaah yang melakukan thowaf dan ibadah
disana. 24 jam tak pernah sepi. Kalau mencari waktu yang agak sepi
menunggu thowaf, tak akan pernah kesampaian deh. Yang penting niat ,
insya Allah kita diberi kemudahan oleh Allah.
Saat
melakukan thowaf mengelilingi Ka'bah, lagi-lagi air mata saya selalu
meleleh tiada hentinya. Rasa haru yang teramat dalam, rasa syukur
yang tak terhingga dan bahagia bercampur menjadi satu. Sungguh besar
kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Dan didepan Ka'bah ini Allah
terasa sangat dekat. Sungguh...Allah terasa dekat. Allahu Akbar !!
Setelah
thowaf, kami lanjutkan dengan Sa'i , yaitu berjalan dan berlari-lari
kecil bolak-balik antara bukit safa' dan marwah sebanyak 7 kali.
Setelah itu diakhiri dengan tahalul, yaitu mencukur sebagian rambut
sebagai tanda berakhirnya ibadah umroh . Alhamdulilah semua berjalan
dengan lancar.
(
Bersambung ke part 6 …......... )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar