Kamis, 11 April 2013

KISAH PERJALANAN UMROH + CITY TOUR KE HONGKONG ( PART 2 )

KISAH PERJALANAN UMROH +

CITY TOUR KE HONGKONG

( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2015 )

( PART 2 )


KAMIS, 07 MARET 2013

HONGKONG – JEDDAH – MADINAH

Setelah menunggu kurang lebih 2 jam di bandara Chek Lap Kok, Hongkong, kami berangkat menuju Jeddah melalui perjalanan udara. Kami menaiki pesawat Cathay Pacific CX 745. Kami berangkat pukul 01.15 dini hari waktu Hongkong. Setelah selama kurang lebih 6 jam perjalanan, pesawat kami mendarat di Dubai sekitar pukul 07.00 pagi waktu Dubai, untuk sekedar transit. Setelah kurang lebih 1 jam di bandara Dubai, kami melanjutkan perjalanan udara kembali menuju Jeddah.
Perjalanan dari Dubai ke Jeddah ditempuh selama kurang lebih 2 jam lewat perjalanan udara. Alhamdulilah kami mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah pukul 10.15 waktu Jeddah dengan lancar. Bandara King Abdul Aziz , Jeddah sangat berbeda dengan Bandara di Hongkong. Begitu turun dari pesawat kami dijemput bis bandara untuk menuju ke bandara King Abdul Aziz. Kira-kira perjalanan ditempuh selama kurang lebih 5 menit. Cuaca panas mulai terasa di Jeddah ini.


Bandara King Abdul Aziz, Jeddah

Setelah melalui proses imigrasi di Bandara King Abdul Aziz, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Kota Madinah melalui perjalanan darat. Kita menggunakan bus pariwisata yang ber AC, sehingga cuaca panas diluar tidak terasa. Sepanjang perjalanan menuju Kota Madinah, sejauh mata memandang , kanan-kiri kami hanya hamparan gunung-gunung bebatuan yang tandus. Kami juga melihat beberapa onta yang berada di hamparan gunung batu tersebut. Sangat terasa sekali nuansa Timur Tengahnya.. Sepanjang perjalanan menuju Madinah kami perbanyak membaca sholawat nabi, karena kami akan mengunjungi kota Nabi Muhammad SAW, rasanya sudah tidak sabar untuk menuju Kota Madinah.
Yang membuat hati saya bergetar adalah, sepanjang jalan gunung-gunung bebatuan itu, setiap jarak kurang lebih beberapa meter ada semacam rambu-rambu yang bertuliskan SUBHANALLAH dalam tulisan arab. Trus selang beberapa meter lagi ada lagi rambu yang bertuliskan ALLAHU AKBAR, begitu seterusnya. Subhanallah........tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata indahnya perjalanan ini. Terima kasih ya Allah saya bisa menikmati perjalanan yang indah ini. 


Perjalanan Menuju Madinah

Ditengah-tengah perjalanan , bus kami berhenti disuatu tempat untuk istirahat beberapa saat. Memberi kesempatan untuk yang pergi ke toilet, membeli makanan & minuman dsb. Cuaca masih terasa sangat panas dan terik. Lalu kami melanjutkan perjalanan kembali. Perjalanan darat dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah menuju Madinah ditempuh selama kurang lebih 5 jam.
Akhirnya tiba juga kami di Kota Madinah al Munawwaroh sekitar jam 5 sore waktu Madinah. Alhamdulilah....perjalanannya sangat lancar. Kami langsung check-in di hotel. Kami menginap di Hotel Durrat Al Andalus. Hanya berjarak sekitar kurang lebih 100 meter dari Masjid Nabawi. Setelah pembagian kunci kamar kami langsung menuju kamar hotel. Kami mendapat kamar di lantai 8. Tepatnya di kamar nomor 817. Kami menempati ruangan kamar yang berisi 4 orang. Sengaja kami memilih yang sekamar 4 orang. Agar kita punya teman berbagi dan tidak tertinggal informasi pastinya. Kami berdua sekamar dengan pasangan suami istri dari Jombang. Beliau adalah Pak Achmad Fanani & Mbak Maisarah. Mereka berdua adalah dosen di UNIPDU Jombang. Mereka berdua seumuran dengan kami dan ternyata mereka pasangan pengantin baru lho....hehehe. Ya...mereka berdua sangat baik sekali. Kami bersyukur sekali mendapat temen sekamar yang baik dan pengertian. Sehingga kita bisa menjalani ibadah dengan nyaman, tenang dan lebih khusyuk tentunya. Apalagi Pak Fanani sudah pernah menjalankan ibadah haji, sehingga kami sering sekali mendapat nasehat dan share dengan beliau. Alhamdulilah banget. Ini bener-bener kebetulan yang bukan kebetulan deh. Maksudnya pasti semua ini atas seijin Allah , kami dipertemukan dengan orang yang baik pula.

Bersama teman sekamar, Bp. Fanani & Mb. Maisarah

Di depan Hotel Durrat Al Andalus, Madinah

Di depan Hotel Durat Al- Andalus, Madinah

Di depan Hotel Durrat Al- Andalus, Madinah


Masjid Nabawi, Madinah
Setelah membersihkan diri dan istirahat sejenak di hotel, kami berbondong-bondong menuju Masjid Nabawi untuk menunaikan ibadah sholat maghrib berjamaah. Subhanalllah....suara adzan yang berkumandang sangat indah dan merdu sekali. Benar-benar menggetarkan hati bagi siapapun yang mendengarnya. Kami bersama beribu-ribu jamaah dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong menuju masjid , benar-benar pemandangan yang membuat hati tenang dan damai. Sejak keluar hotel sampai masuk ke pelataran masjid , di kanan – kiri kami banyak sekali pedagang yang berjualan berbagai macam barang. Ada kerudung, tasbih, baju muslim, tas , perhiasan dan masih banyak lagi deh, seperti pasar gitu lah. Tapi yang luar biasa adalah walaupun sedang berjualan, ketika mendengar adzan berkumandang, semua aktivitas jual – beli langsung berhenti dan semuanya langsung berbondong menuju masjid dengan barang dagangan yang masih ada di sepanjang jalan , tidak di beresin terlebih dahulu. Subhanalalh...sama sekali para penjual-penjual itu gak khawatir barang dagangannya hilang atau dicuri.. Subhanallah.
Saat pertama kali memasuki Masjid Nabawi, Madinah ini...... hati terasa tenang dan damai. Tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata rasanya. Saya merasa bersyukur ya Allah bisa diberi kesempatan untuk sholat di Masjid Nabawi ini yang konon bila sholat disana pahalanya berlipat 1.000 kali lipat. Masya Allah..... .Keutamaannya dinyatakan oleh Nabi saw., sebagaimana diterima dari Jabir ra. (yang artinya):
"Satu kali shalat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali salat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid lainnya." (Riwayat Ahmad, dengan sanad yang sah)
Masjid Nabawi, adalah salah satu masjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah, Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah. 

Kubah Di Masjid Nabawi yang bisa terbuka otomatis

Payung-Payung Di Masjid Nabawi yang akan terbuka otomatis

Masjid Nabawi, Madinah

Masjid Nabawi, Madinah

Salah Satu Pintu di Masjid Nabawi, Madinah

Di dalam Masjid Nabawi, Madinah

Di Dalam Masjid Nabawi, Madinah

Setelah sholat maghrib berjamaah, kami beserta rombongan berkumpul untuk selanjutnya berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as Shiddiq, Umar bin Khattab lalu ke makam Baqi'. Lokasi makam Nabi Muhammad SAW masih dalam area Masjid Nabawi. Kami berkumpul di depan pintu 25. Setelah kumpul semua, kami berjalan menyusuri Masjid Nabawi menuju makam Nabi yang berada dibawah kubah masjid yang berwarna hijau. Ya Allah...saat berdoa didepan makam nabi , tak terasa air mata saya terjatuh begitu saja. Ada getaran hebat yang saya rasakan. Bayangkan saja, saat itu saya benar-benar berada didepan makam Nabi Muhammad SAW dan para sahabat Nabi. Rasa bersyukur saya tiada henti-hentinya kepada Allah SWT yang meridhoi saya berada di tempat suci ini. 


Makam Nabi Muhammad SAW berada tepat dibawah Kubah Hijau

Setelah berziarah ke makam Nabi Muhammad, kami masuk kedalam Masjid lagi untuk Sholat Isya' berjamaah. Di Masjid Nabawi jamaah laki-laki dan perempuan dipisah sehingga penataan sangat tertib. Dan ketika memasuki masjid, ada petugas wanita yang memeriksa tas kita. Alhamdulilah kita boleh masuk. ( karena ternyata ada juga yang tidak boleh masuk lho ). Ada hal baru buat saya saat sholat Isya' di Masjid Nabawi ini. Karena saya melihat banyak sekali ibu-ibu yang sholat dengan membawa bayi dan balita. Sehingga saat sholat berlangsung, banyak bayi dan balita yang menangis bersahut-sahutan karena ibu mereka pada sholat semua. Kan bayi seusia segitu masih lengket dengan ibunya.
Sehabis sholat Isya' , saya sempatkan untuk minum air zam-zam yang berada di dalam area masjid. Penataan galon-galonnya juga rapi dan selalu bersih, karena selalu ada petugas yang mengepel lantainya. Kami bisa minum sepuasnya dan yang penting juga boleh isi ulang kok. Saya membawa botol kosong yang siap untuk diisi ulang. Hehehehe....Wah....Air zam-zam ini luar biasa segarnya. Badan jadi fresh kembali setelah diterpa perjalanan jauh yang panjang dan melelahkan.
Setelah sholat Isya' kami kembali menuju hotel. Wah...sepanjang perjalanan menuju hotel yang hanya berjarak kurang lebih 100 meter itu, kami terkesima dengan para penjual disana deh. Ada yang menjajakan dagangannya dengan melemparkan dagangannya keatas, seperti penjual kerudung yang lokasinya tepat di depan pintu keluar Masjid Nabawi ini. Hehehhe....ada-ada saja. Yaa...lumayanlah bisa cuci mata juga.


Salah satu pedagang di Madinah yang piawai menarik para pembeli
Sesampai di hotel kami langsung menuju ruang makan untuk makan malam. Wah...menu makannnya cocok deh. Abis kebanyakan banyak jamaah Indonesia yang disana, jadi menunya juga Indonesia banget deh. Abis makan malam kita ngopi sebentar trus kembali ke kamar hotel. Eh....setelah itu kami turun lagi kebawah untuk jalan-jalan sebentar sambil menikmati udara malam Kota Madinah ini. Udara malam hari di Kota Madinah ini sangat dingin menusuk tulang lho. Sementara siangnya luamayan panas juga. Jadi harus pandai jaga kesehatan ini.

JUM'AT, 08 MARET 2013
MADINAH
Kami bangun jam 2 malam. Tidur kurang lebih hanya 2 jam saja. Kita langsung bersiap-siap ke Masjid Nabawi untuk sholat tahajud. Dari hotel kami, sayup-sayup terdengar suara adzan yang lagi-lagi merdu dan indah sekali. Sangat memenangkan hati. Saya juga terheran, kok jam segini sudah adzan ya. Kata Pak Fanani teman sekamar kami , memang sebelum adzan Shubuh ada adzan juga , biasanya adzan panggilan untuk sholat malam atau sholat tahajud. Ohhh......!!
Di Masjid Nabawi kami puas-puaskan untuk Ber- i'tikaf, baca Al- Qur'an, sholat tahajud, dan sholat-sholat sunnah lainnya sambil menunggu waktu masuk Shubuh. Suasananya sungguh menenangkan. Rasanya tak ada tempat yang setenang ini sebelumnya yang saya rasakan. Benar-benar lupa semua urusan duniawi. Saya dan Mbak Mai, teman sekamar seya mengambil tempat yang paling depan. Di dalam Masjid Nabawi sudah disediakan Al- Quran untuk dibaca, jadi meskipun nggak bawa Al Qur'an, kita bisa membaca Al Qur'an dari tempat yang sudah disediakan.
Setelah sholat Shubuh, saat kami melewati pelataran Masjid Nabawi, saat itu pula payung-payung besar yang menaungi pelataran masjid terbuka secara otomatis. Saya langsung mengabadikan moment indah itu. WOW......luar biasa. Saya jadi terpana melihat payung-payung besar itu terbuka dengan indahnya.. Saya menikmati moment itu hingga payung – payung tersebut terbuka semuanya. Wah....pelataran masjid jadi terasa adem dengan payung-payung yang menaunginya. Sangat indah.....Masya Allah....

 
Payung-Payung nan indah Masjid Nabawi Madinah

Pelataran Masjid Nabawi, Madinah

Pelataran Masjid Nabawi Madinah


Setelah itu kami menuju hotel untuk makan pagi bersama. Lalu jadwal berikutnya kami serombongan mengikuti ziarah seputar Kota Madinah dengan menggunakan bus ber AC dengan dipandu pembimbing kami.

Masjid Quba, Madinah
Tujuan pertama adalah ke Masjid Quba. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa masjid Quba adalah mesjid yang dibangun atas dasar takwa ( Surat At – Taubah : 108 ).
Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.
Oh ya, Sebelum berangkat ke Masjid Quba, kami sudah berwudhu dari kamar hotel kami masing-masing. Karena jika kita berhasil sholat di Masjid Quba dengan menjaga wudhu dari tempat kita menginap dan tidak batal wudhunya, maka pahalanya sama dengan melaksanakan satu kali umroh. Dan alhamdulilah saya berhasil menjaga wudhu saya tidak batal , sehingga kami langsung sholat di Masjid Quba. Dalilnya adalah sbb :
“Barangsiapa yang bersuci dari rumahnya kemudian ia datang ke Masjid Quba lalu shalat di dalamnya maka baginya seperti pahala umrah.” (HR. an-Nasai dan Ibnu Majah). 

Masjid Quba, Madinah
Masjid Quba' Madinah

Bersama Pembimbing kami, Bp. KH. Achmad Shofwan

Masjid Quba, Madinah


Masjid Qiblatain & Masjid Sab'ah / Khandaq.
Perjalanan berikutnya adalah Masjid Qiblatain & Masjid Sab'ah / Khandaq. Tetapi kami tidak turun dari bus hanya mampir sebentar saja dan mengambil gambar dari bus , karena waktu yang terbatas sementara masih banyak tempat-tempat yang lain yang harus dikunjungi.
Masjid Qiblatain (artinya: masjid dua kiblat) adalah salah satu masjid terkenal di Madinah Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.

Masjid Qiblatain, Madinah


Jabal Uhud
Tujuan berikutnya adalah kami mengunjungi Jabal Uhud. Jabal Uhud, adalah tempat terjadinya pertempuran Uhud. Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 Maret 625 M ( 7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badr. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.
Saat masuk di Jabal Uhud, disana ada peta tentang jalannya pertempuran Uhud yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad. Kami mendengarkan penjelasan dari pembimbing kami tentang pertempuran Uhud melalui peta yang ada di sana. Wow.....luar biasa perjuangan umat Islam waktu itu ya. Para Syuhada – syuhada yang gugur saat pertempuran itu dimakamkan disana juga.

Jabal Uhud, Madinah


Jabal Uhud, Madinah


Jabal Uhud, Madinah


Jabal Uhud, Madinah


Jabal Uhud, Madinah


Kebun dan Pasar Kurma
Perjalanan kami selanjutnya adalah mengunjungi kebun dan pasar kurma. Disana kami boleh menikmati makanan yang ada disana....Halal !! Tapi kalau mau dibawa pulang harus beli lah. Di Kebun kurma juga disediakan minuman yang kita bisa ambil sendiri dan gratis lho. Ada jus kurma dan teh hangat. Wah.....sangat nikmat dinikmati disana. Kami berbelanja beberapa kurma, coklat, dan camilan lainnya untuk oleh-oleh sanak famili di rumah.

Kebun Kurma, Madinah


Kebun Kurma, Madinah


Pasar Kurma, Madinah


Pasar Kurma, Madinah


Pasar Kurma, Madinah


Setelah berkeliling kota Madinah , kita saatnya kembali ke hotel, karena jam sudah mendekati waktu Sholat Dhuhur.. Apalagi, hari itu Hari Jum'at. Jadi kita bisa menunaikan Sholat Jum'at di Masjid Nabawi. Alhamdulilah. Kita kaum perempuan juga sekalian ikut Sholat Jum'at disana. Wah......sholat Jum'at di Masjid Nabawi waktu itu sangat penuh sekali. Tapi Alhamdulilah saya berhasil mendapat tempat di dalam masjid, tidak di pelatarannya. Saya memang usahakan selalu mendapat tempat di dalam masjid. Karena merasa lebih tenang dan damai aja.
Begitulah, hari – hari disana benar-benar saya menfaatkan untuk maksimal beribadah. Shalat Ashar, Sholat Maghrib dan Isya' berjamaah terus di Masjid Nabawi. Kami juga sesekali berkomunikasi dengan jamaah dari negara lain. Kami senang berkenalan dengan umat muslim dari belahan dunia lainnya. Kami mengobrol dari jamaah asal Pakistan, Libya, Malaysia, dan tentunya dengan jamaah asal Madinah sendiri. Rata-rata mereka suka dengan keramahan orang Indonesia lho. Wah...hal ini harus dijaga. 

 
Berpose dengan jamaah asal Libya


Berpose dengan jamaah asal Pakistan

 
Satu hal lagi yang membuat saya takjub adalah, banyak pedagang-pedagang di Madinah ini bisa berbahasa Indonesia. Mereka sangat mahir menawarkan dagangan mereka dengan Bahasa Indonesia. Bahkan tawar menawarpun , mereka juga mahir lho berbahasa Indonesia. Bahkan juga ada beberapa yang menerima pembayaran menggunakan mata uang Indonesia. Rupiah. Wah...salut deh !

( Bersambung ke Part 3 …................... )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar