KISAH
PERJALANAN UMROH +
CITY TOUR KE HONGKONG
( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )
( PART 6)
CITY TOUR KE HONGKONG
( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )
( PART 6)
SELASA,
12 MARET 2013
MEKKAH
Jadwal
hari ini dari lembaga kami tidak ada acara khusus, hanya ada ceramah
agama dari pembimbing kami , Bp. KH. Achmad Shofwan setelah Sholat
Ashar nanti.. Kami dibebaskan memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.
Pagi ini, setelah makan pagi di hotel, kami dan teman sekamar kami,
berinisiatif untuk berjalan-jalan berempat di seputar Kota Makkah.
Bp. Fanani mengajak kami untuk ke tempat pemondokan waktu beliau
berangkat haji Thn 2011 dulu. Letaknya sebenarnya tidak begitu jauh
dari hotel tempat kami menginap , tetapi karena rute jalannya
memutar, jadi ya lumayan jauh juga jadinya. Kami memutuskan naik taxi
berempat. Ya...jarak yang sebenarnya dekat, tetapi dengan naik taxi ,
ongkosnya jadi 20 real deh. ( sekitar kurang lebih 60 ribu rupiah lah
).
Kurang
lebih 5 menit ditempuh dengan naik taxi, kami sampai ditempat yang
dituju. Nama tempatnya sih saya sudah lupa. Pemandangan disana banyak
terdapat perbaikan gedung-gedung, jadi banyak debu deh. Dan menurut
Bp. Fanani, tempat itu saat musim haji banyak sekali orang berjualan
kurma, dll murah-murah lho.....Bahkan nama tokonya pun bikin kami
tertawa geli deh . Ada salah satu Toko yang masih tutup sih, dengan
tulisan “ TOKO INDONESIA MAKAAN KHURMA MURA MURA “.
Salah satu sudut Kota Mekah |
Toko Indonesia Makaan Khurma Mura Mura |
Toko Indonesia Makaan Khurma Mura Mura |
Sudut lain Kota Mekah |
Sudut lain Kota Mekah |
Sudut lain Kota Mekah |
Sudut lain Kota Mekah |
Saat
kami sampai ditempat itu, terlihat sepi. Hanya ada beberapa toko yang
terlihat masih buka. Tetapi yang disepanjang jalan, tidak ada sama
sekali orang berjualan. Mungkin orang yang berjualan disana hanya
saat musim haji saja, semacam pasar kaget gitu kali ya atau pasar
musiman.
Akhirnya
kami hanya berjalan-jalan menyusuri sepanjang jalan itu sambil
sesekali belanja seperlunya aja. Saat kita melewati sebuah bangunan
gedung sekolah, kami berpapasan dengan sekelompok murid-murid
laki-laki seusia SMP gitu deh. Wah...mereka sangat antusias menyapa
kami berempat. “ Assalamualaikum....Indonisi ? “ tanya mereka
kepada kami. Kayaknya mereka senang berpapasan dengan kami dari
Indonesia. Wah...mereka kok tahu kalau kita dari Indonesia
ya....hehehe. “ Waalaikumsalam.....yes, we are from Indonesia “,
jawab kami. Wah...mereka terlihat senang dan malah mengajak kita
berfoto bersama. Ya..jadi deh berfoto ria bersama ABG-ABG Arab Saudi,
kapan lagi nih. Apalagi gaya mereka pada alay juga ternyata. Jadi
terbawa deh jadinya. Hehehe....
Bersama siswa siswa Arab Saudi saat bubaran sekolah |
Setelah
itu kami lanjutkan lagi berjalan-jalan mengelilingi sepanjang jalan
itu, kami juga mampir ke Money Changer yang kebetulan kami lewati,
tapi ternyata nilai tukarnya cukup mahal, jadinya gak jadi tukar
deh....:-(
Tak terasa matahari sudah sangat terik, kami langsung saja menuju Masjidil haram dengan naik taxi lagi. Karena ternyata kita jalan tadi lumayan jauh lho...sehingga posisi kita mendekati Masjidil Haram. Tetapi karena sudah agak kecapekan dan cuaca sangat panas, kami memutuskan naik taxi saja. Kali ini lebih murah ke Masjidil Haram naik taxi hanya di tarif 10 real.
Pelataran Masjidil Haram jam 11 siang |
Waktu
kami sampai di Masjidil Haram sebenarnya masuk Sholat Dhuhur masih
lama, sekitar 2 jam lagi. Tetapi kami putuskan untuk beri'tikaf
disana. Kami bisa menikmati keindahan dan keagungan Masjidil Haram.
Dan bisa puas-puasin melakukan ibadah dengan tenang, memperbanyak
dzikir, sholat dan membaca Al Qur'an yang sudah disediakan di setiap
sudut masjid.
Kami
lihat di seputar Ka'bah selalu ramai dengan orang yang melakukan
thowaf disana. Subhanallah....Ka'bah benar-benar tidak pernah sepi.
Pagi, siang, sore, malam bahkan dini hari pun selalu ramai.
Benar-benar 24 jam Ka'bah tidak pernah sepi. Allahu Akbar !!
Setelah
sholat Ashar , kami berkumpul di aula hotel untuk mendengarkan
ceramah agama dari pembimbing kami Bp. KH. Achmad Shofwan.
Wah...ceramah agama beliau sangat menyentuh, sehingga tak terasa saya
meneteskan air mata mendengarnya. Ya Allah Engkau benar-benar Maha
Besar...terima kasih atas rahmatMu dan kebesaranMu Ya Allah...Engkau
beri kesempatan yang luar biasa ini bagi kami bisa sampai ditanah
suci-Mu ini untuk mengunjungi BaitullahMu dan menjalankan ibadah
umroh ini dengan lancar dan mudah. Rasa syukur yang tiada
henti-hentinya kami panjatkan kepadaMu Ya
Allah......Alhamdulilahirrobbil alamien.
Pada
Malam hari, kami bangun jam 2 dini hari, kami dengan beberapa orang
rombongan segera menuju ke Masjidil Haram dengan dipimpin pembimbing
kami. Kali ini tidak semua rombongan ikut, mungkin hanya setengahnya
yang ikut. Kami langsung menuju ke Ka'bah untuk melaksankan Thowaf
sunnah. Dan seperti biasanya, meskipun dini hari begini, Ka'bah tidak
pernah sepi. Subahanallah.......
Saat
thowaf, lagi-lagi saya tidak bisa membendung air mata saya yang
meleleh......rasanya Allah begitu dekat.....Allahu Akbar. Setelah
thowaf selesai, kami serombongan berdoa di depan Multazam, yaitu
tempat diantara Batu Hajar Aswad dengan pintu Ka'bah, yang berjarak
kurang lebih 1-2 meter saja. Tetapi semakin kami mendekat, semakin
ramai oleh lautan manusia disini. Bayangkan saja, semua orang dari
berbagai penjuru dunia berebutan untuk mendekati Batu Hajar Aswad
yang terletak diujung Ka'bah ini. Air mata kami semakin menjadi-jadi
tatkala kita berdoa di depan Multazam. Ya Allah...kabulkanlah segala
permohonan kami ini. Amien.
Saat
berdoa didepan Multazam, Masya Allah tubuh saya terasa dihempas
gelombang lautan manusia. Tubuh saya yang kecil ini, harus bertahan
dengan desakan dengan tubuh-tubuh yang besar terutama saat kita
berdekatan dengan jamaah dari Turki atau negara timur tengah lainnya.
Saya benar-benar seperti “berjalan sendiri” atau “bergeser
dengan sendirinya” karena kuatnya arus gelombang manusia yang
memenuhi tempat ini. Ya Allah...berilah hamba kekuatan. Tubuh saya
terus bergeser sendiri ke arah mendekati Batu Hajar Aswad. Sementara
saya melihat suami saya dan jamaah rombongan saya sudah berpindah
mengarah ke arah Hijir Ismail. Mereka sudah berjalan kearah kanan.
Tapi saya terdesak dengan lautan manusia disini. Saya tidak bisa
mengikuti rombongan saya. Saya hanya menyaksikan mereke berlalu dari
tempat saya berdiri ini, sedang saya terjebak dalam lautan manusia
dan sulit untuk bergerak menyusul mereka. Ya Allah saya pasrah saja.
Tiba-tiba saya tersadar bahwa posisi saya sudah didepan Hajar Aswad,
hanya beberapa jengkal saja. Wah...mumpung saya sudah diposisi depan,
sangat disayangkan jika saya mundur kebelakang, lagipula saya sudah
jauh-jauh kesini masa saya sia-siakan kesempatan luar biasa ini sih.
Tangan saya terus menggapai-gapai kearah Batu Hajar Aswad. Didepan
saya ada sepasang suami istri yang tiba-tiba membantu menarik tangan
saya untuk bisa menyentuh Hajar Aswad. “ Sini dik, saya bantu..!! “
teriak mereka berdua. Tangan saya akhirnya bisa menggapai Batu Hajar
Aswad tersebut, setelah menyentuh batu dari surga tersbut, trus
tangan saya saya kecup, begitu lagi saya lakukan berkali-kali dengan
dibantu sepasang suami istri yang berada didepan saya. Tetapi saya
belum bisa secara langsung mencium batu Hajar Aswa tersebut.
Desakan
gelombang manusia dari belakang, kanan, kiri depan semakin lama
semakin memuncak. Rasanya tubuh saya semakin terdesak. Ya
Allah...berilah kekuatan kepada hambaMu ini. Saya menyaksikan
orang-orang pada berebut mencium Batu Hajar Aswad ini. Ya
Allah....jangan sampai hamba tergoda untuk menyakiti orang-orang
disekitar saya ini. Saya nggak mau ikut dorong-mendorong di sini.
Saya nggak mau karena melakukan hal yang sunnah, tapi menyakiti orang
lain. Akhirnya saya memutuskan untuk mundur dari gelombang lautan
manusia ini. Toh saya sudah berhasil memegang batu Hajar Aswad
tersebut dan mengecup lewat tangan saya , saya rasa itu sudah cukup.
Walaupun belum bisa mencium batu Hajar Aswad secara langsung tapi
saya sudah bersyukur. Bayangin saja, saya ngeri membayangkan lautan
manusia ini semakin mendesak-mendesak saya. Bisa-bisa kehabisan nafas
ini. Pelan-pelan saya meringsek mundur, saya menjauhi desakan
manusia-manusia ini. Saya bergeser kebelakang sedikit demi sedikit.
Saya gak mungkin berbalik arah dan melawan arus, wah...bisa gawat
jadinya.
Akhirnya
dengan kekuasaan Allah saya berhasil keluar dari himpitan lautan
manusia itu. Akh...ternyata longgar juga setelah keluar dari situ.
Dan posisi saya masih didepan Ka'bah....ternyata disini kok sepi
yaa....akhirnya saya dengan leluasa bisa mencium dinding Ka'bah ini
sepuasnya. Padahal pas didepan Hajar Aswad berjubel sekali dengan
lautan manusia, sementara disebelah pintu Ka'bah sebelah kanan ini
sangat longgar sekali, saya menangis sejadi-jadinya. Saya tumpahin
segala rasa ini. Rasa syukur berhasil menyentuh dan mencium dinding
Ka'bah ini. Tidak ada maksud apa-apa selain rasa syukur yang sangat
besar. Tak cukup rasanya tangisan ini melukiskan betapa bersyukurnya
saya saat itu Ya Allah. Bayangkan saja, saat ini saya berada sangat
dekat, bahkan bisa mendekap erat rumahMu Ya Allah......yang selama
ini kita sholat hanya bisa menghadap kearah kiblat, tanpa tahu
keberadaan Ka'bah sebenarnya. Dan saat ini, detik ini, Ka'bah
benar-benar bisa saya dekap....Subhanallah......Tak cukup kata untuk
bisa melukiskan perasaan saya saat itu.....Allahu Akbar.....Allahu
Akbar......Allahu Akbar !!!
Saat Mencium Ka'bah |
Setelah cukup lama, bisa mendekap Ka'bah dengan leluasa, saya berjalan menuju Hijir Ismail. Masih dengan tangan menempel didinding Ka'bah, saya mengikuti arusnya. Kalau saya menuju ketengah lagi, pasti akan repot lagi kalau akan masuk ke Hijir Ismail.
Akhirnya
saya berhasil masuk ke Hijir Ismail. Saya melihat ada askar yang
menjaga di dekat pintu masuk Hijir Ismail ini, tetapi mereka hanya
berdiam diri saja. Saya masuk ke Hijir Ismail untuk sholat disana.
Setelah sholat di Hijir Ismail saya beranjak mendekati dinding Ka'bah
lagi dan berdoa tepat di bawah Talang emas atau Pancuran emas . Saya
dekap kembali dinding Ka'bah dan menciumnya. Saya tegaskan kembali,
tidak ada maksud apa-apa mencium dinding Ka'bah, selain rasa syukur
yang mendalam.
Aroma
dinding Ka'bah begitu harum dan semerbak aromanya begitu lembut. Sama
sekali tidak menusuk hidung wanginya. Sangat lembuut.....( saya masih
bisa merasakan aroma harumnya, pun sampai sekarang dan rasanya tidak
akan pernah bisa hilang ). Alhamdulilah...saya bisa leluasa berada
dibawah Talang Emas sini dan berdoa sepuasnya tanpa ada yang
mengganggu. Allahu Akbar !!
Setelah
dirasa cukup berada di Hijir Ismail, saya keluar untuk segera mencari
rombongan saya dan suami saya yang berpisah sedari tadi saat berada
di Multazam. Rasanya apa yang saya alami sudah lebih dari cukup Ya
Allah. Tetapi saat saya baru melangkah keluar dari Hijir Ismail,
tiba-tiba ada seorang perempuan, memakai jubah hitam dan berkerudung
putih mendekati saya. Lalu beliau menyapa saya . “ Assalamu'alaikum
“ . “ Waalaikumsalam “, saya membalasnya.
Dia
berkata lagi kepada saya “ Adik sudah mencium Hajar Aswad ?” .
“ Kalau
mencium sih belum ibu, tapi saya berhasil menempelkan tangan saya di
Batu Hajar Aswad dan saya mengecup tangan saya sebagai isyarat
menciumnya “, jawab saya.
“ Mari
saya antar adik. “
“
Apa....ibu mau
mengantarkan saya ? Benarkah Ibu ?” jawab saya terbata-bata serasa
tak percaya.
Ibu
itu hanya mengangguk. Lalu saya berjalan mengikuti beliau. Saya
seperti berlari menembus gelombang lautan manusia itu. Saat melintasi
orang yang sedang thowafpun, rasanya mereka memberi jalan kepada saya
untuk melintasinya. Ya Allah saya berjalan cepat menembus ribuan
orang-orang berjubel disana dengan menangis sejadi-jadinya sambil
berdzikir. Allahu Akbar!!. Serasa tak percaya, padahal saya tadi
sudah berada ditempat ini sebelumnya rasanya sulit sekali menembus
gelombang lautan manusia yang menyemut di depan Batu hajar Aswad ini.
Dan kali ini sebegitu mudahnya saya sampai didepan Batu hajar Aswad
dengan mudah, bahkan seperti berlari. Karena jalan seperti membuka
dengan sendirinya dan longgar ditengah lautan manusia ini. Ya
Allah......Engkau memang maha Besar !!
Tiba-tiba
tanpa saya sadari posisi saya sudah didepan Batu Hajar Aswad. Ya
Allah....Saya tidak rasa lagi bagaimana tadi saya bisa sampai di
depan ini dengan mudahnya dalam hitungan menit. Dimana sebelumnya
untuk menuju ke posisi ini sangat tidak mudah. Tiba-tiba Ibu itu
menyeru kepada saya “ Ayo menunduk dik, masukkan kepalanya. ! “
Saya
langsung memasukkan kepala saya ke dalam lingkaran batu berwarna
silver yang menyelimuti Batu Hajar Aswad itu. Begitu berhasil
memasukkan kepala saya, saya langsung mencium dan mengecup Batu Hajar
Aswad itu berkali-kali. Ya Allah.....dengan seizin-Mu, aku berhasil
mencium Batu dari surga ini Ya Allah. Puji syukur yang tiada henti
kepadaMu Ya Allah.
Saat
mencium Batu Hajar Aswad itu, aromanya sangat haruuumm sekali. Aroma
yang lembut yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Sama sekali
tidak menohok di hidung harumnya. Dan anehnya saat kepala saya masuk
di dalam batu tersebut, Bleng.....!! saya terasa berada di dimensi
lain. Entah dimana rasanya. Saya tidak pernah rasakan sebelumnya.
Saya merasa ada di dimensi lain, tenang dan longgar. Bayangkan saja,
batu ini diperebutkan oleh ribuan bahkan berjuta-juta orang diluar
sana. Tapi begitu kepala saya masuk dengan posisi badan yang sedikit
menunduk, secara logika pasti tubuh saya sudah terguncang-guncang
oleh orang-orang dibelakang saya yang berusaha masuk ke lingkaran
batu silver ini dan mencium batu Hajar Aswad yang berada didalamnya.
Selain itu bisa jadi kepala saya bisa-bisa terbentur ke dinding
batunya karena desakan orang-orang dibelakang saya. Tapi luar
biasanya, saya tidak merasakan badan saya terguncang-guncang , atau
badan saya disenggol-senggol oleh orang-orang disekitar saya yang
pasti pada berebut untuk segera masuk dan mencium Batu Hajar Aswad
ini. Dalam bahasa Jawa rasanya saya “ Ngijeni “ di
tempat ini. Subhanallah...terasa longgar, sunyi dan syahdu.
Bener-bener tidak bisa dilukiskan deh gimana rasanya. Tenang, damai,
bener-bener seperti berada di dimensi lain , yang saya gak tahu apa
namanya. Masya Allah.....Allahu Akbar!!. Bahkan suara orang-orang di
belakang saya yang berjubel pada berebut ingin mencium Hajar Aswad
terasa terdengar sayup-sayup saja, saya seperti tak merasa mereka
ada di belakang saya. Padahal tahu sendiri khan, untuk sampai ke
tempat ini, harus melalui lautan manusia itu.
Setelah
saya rasa cukup mencium Batu Hajar Aswad tersebut, saya langsung
mengeluarkan kepala saya, dan Masya Allah, saya kembali berada di
antara ribuan orang-orang yang berjubel ingin mencium Hajar Aswad.
Tubuh saya terhempas kesana kemari untuk mencari jalan keluar. Saya
hanya memejamkan mata saja. Tak berani rasanya melihat tubuh kecil
saya berhimpitan dengan ribuan orang dari berbagai penjuru dunia ini.
Dengan mata terpejam , saya pelan-pelan bergeser mundur kearah luar.
Dan begitu saya membuka mata, saya sudah berada ditempat yang agak
longgar, dan tiba-tiba lautan manusia itu membelah sekan memberi
jalan saya untuk melaluinya. Subhanallah....Allahu Akbar !!!. Saat
berada ditempat yang agak sepi, saya langsung sujud syukur mensyukuri
nikmat yang tiada tara ini Ya Allah. Dalam sujud saya mengucap syukur
sebanyak-banyaknya dan menangis sejadi-jadinya. Saya seakan tak
percaya dengan kejadian yang baru saja saya alami ini . Ini
sungguh-sungguh pengalaman spiritual yang luar biasa. Alahamdulilah
ya Allah.
Setelah
manangis sejadi-jadinya, tubuh saya terasa agak lemas. Bayangkan saja
peristiwa barusan, benar-benar menguras, fisik dan psikis saya. Saya
langsung berdiri dan mengamati Ka'bah yang berdiri dengan kokoh dan
megahnya itu. Dan sekali lagi saya bersyukur, karena berhasil
melewati ribuan manusia yang saat ini masih memadati diseputar posisi
Hajar Aswad berada. Ya Allah...serasa tak percaya saya tadi berada
diantara kerumunan manusia itu dan saya berhasil menembusnya. Allahu
Akbar !!
Kemudian
saya berjalan sendirian menuju tempat sa'i untuk mencari air zam-zam.
Untung saya sudah menguasai medan di Masjidil haram ini. Sehingga
saya tahu posisi mana yang mau saya tuju. Saya putuskan untuk mencari
rombongan saya nanti saja. Lagipula ini juga sudah mendekati adzan
Shubuh. Lebih baik saya mencari tempat untuk sholat Shubuh saja. Saat
tiba di galon-galon tempat air zam-zam saya langsung meminumnya dan
saya buat berwudhu juga. Ya Allah....sungguh terasa segar air zam-zam
ini. Begitu terasa manfaatnya sampai ke seluruh tubuh segarnya.
Saya
langsung mengambil tempat sholat Shubuh di area tempat Sa'i . Sambil
menunggu saat adzan Shubuh saya tak berhenti bersyukur, berdzikir
atas karunia Allah. Saya menangis terus menerus tiada henti. Berbagai
macam perasaan bercampur manjadi satu. Rasa haru, bersyukur, bahagia
dan sebagainya rasanya tak cukup kata untuk melukiskan perasaan saya
waktu itu. Mungkin karena menangis terus, mata saya jadi sembab. Saya
sampai-sampai tak menyadari bahwa jamaah di kanan kiri saya yang
semuanya sepertinya jaamah dari pakistan, nggak ada jamaah dari
Indonesia satupun deh kayaknya.
Begitu
selesai Sholat Shubuh saya langsung keluar menuju pintu 1, tempat
saya masuk dari awal. Selain itu sandal saya khan saya taruh di
tempat sandal di pintu 1. Saya tidak mencari rombongan saya deh. Bisa
dibayangin nyari di sebelah mana mereka diantara luasnya Masjidil
Haram ini. Pikir saya, meskipun nggak ketemu dengan suami dan
rombongan saya yang lain , Insya Allah saya pulang sendiri saja
menuju hotel. Alhamdulilah saya sudah faham tempat dan jalan menuju
hotel.
Tetapi
pas saat saya sampai di tempat penitipan sandal di pintu 1, saya
bertemu dengan suami saya.....Alhamdulilah ya Allah. Rupanya suami
saya menunggu saya. Rupanya sejak terpisah dari Multazam tadi suami
saya mencari saya dan menanyakan keberadaan saya kepada jamaah yang
lain.Dan Alhamdulilah ternyata kami dipertemukan Allah disini. Saat
mengambil sandal, suami saya melihat sandal saya masih ada di
tempatnya, jadi beliau menunggu saya . Emang suami saya TOP BGT deh.
Alhamdulilah....akhirnya kami pulang menuju hotel berdua. Terima
kasih ya Allah.......
(
Bersambung ke Part 7 …...)
Subhanallah alhamdulillah indahnya pengalamannya mbak, ikut bergetar rasanya hati ini dan menangis bacanya. Moga saya juga di beri kemudahan saat di sana nanti, maksimal ibadah, bisa sholat di raudah, mencium hajar aswad, berdo'a di Multazam, sholat di Hijir Ismail.
BalasHapusSalam kenal ya mbak Yuyung, terima kasih sharing cerita nya ini. Insya Allah saya juga ikut Rombongan Pak Kyai Sofyan, Adzikra (Jabal Rahma Group) akhir tahun ini.
Mbak @fani rakhmah.....terima kasih banyak atensinya mbak Fani. Wah...Alhamdulilah ya mbak Fani juga akan berangkat Umroh . Lewat Adzikra ya mbak, sama kayak saya donk. hehehe... Saya doakan semoga ibadah umrohnya diberi kelancaran hingga samapi kembali ke tanah air mbak. Dan semoga umrohnya maqbul ya. Amin.
HapusSemoga sharing cerita saya ini bisa bermanfaat untuk mbak Fani sbg bahan referensi aja ya mbak.
wah saya jadi pengen nangis jg baca ini mb, bergetar, pgn cpt2 umroh,smg allah melimpahkan rezeki biar bs cpt umroh diusia muda aminnn
BalasHapusbtw mb saya bs mnt cp ato web adzikra gak? tour yg dipake pas umroh,makasi mb,