Kamis, 25 April 2013

KISAH PERJALANAN UMROH + CITY TOUR KE HONGKONG ( PART 6 )

KISAH PERJALANAN UMROH +

CITY TOUR KE HONGKONG

( 06 MARET 2013 – 15 MARET 2013 )

( PART 6)



SELASA, 12 MARET 2013

MEKKAH



Jadwal hari ini dari lembaga kami tidak ada acara khusus, hanya ada ceramah agama dari pembimbing kami , Bp. KH. Achmad Shofwan setelah Sholat Ashar nanti.. Kami dibebaskan memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Pagi ini, setelah makan pagi di hotel, kami dan teman sekamar kami, berinisiatif untuk berjalan-jalan berempat di seputar Kota Makkah. Bp. Fanani mengajak kami untuk ke tempat pemondokan waktu beliau berangkat haji Thn 2011 dulu. Letaknya sebenarnya tidak begitu jauh dari hotel tempat kami menginap , tetapi karena rute jalannya memutar, jadi ya lumayan jauh juga jadinya. Kami memutuskan naik taxi berempat. Ya...jarak yang sebenarnya dekat, tetapi dengan naik taxi , ongkosnya jadi 20 real deh. ( sekitar kurang lebih 60 ribu rupiah lah ). 

Naik Taxi keliling Kota Mekah

Naik Taxi, keliling Kota Mekah

 

Kurang lebih 5 menit ditempuh dengan naik taxi, kami sampai ditempat yang dituju. Nama tempatnya sih saya sudah lupa. Pemandangan disana banyak terdapat perbaikan gedung-gedung, jadi banyak debu deh. Dan menurut Bp. Fanani, tempat itu saat musim haji banyak sekali orang berjualan kurma, dll murah-murah lho.....Bahkan nama tokonya pun bikin kami tertawa geli deh . Ada salah satu Toko yang masih tutup sih, dengan tulisan “ TOKO INDONESIA MAKAAN KHURMA MURA MURA “. 

 
Salah satu sudut Kota Mekah


Toko Indonesia Makaan Khurma Mura Mura

Toko Indonesia Makaan Khurma Mura Mura
Sudut lain Kota Mekah

Sudut lain Kota Mekah

Sudut lain Kota Mekah

Sudut lain Kota Mekah

 

Saat kami sampai ditempat itu, terlihat sepi. Hanya ada beberapa toko yang terlihat masih buka. Tetapi yang disepanjang jalan, tidak ada sama sekali orang berjualan. Mungkin orang yang berjualan disana hanya saat musim haji saja, semacam pasar kaget gitu kali ya atau pasar musiman.

Akhirnya kami hanya berjalan-jalan menyusuri sepanjang jalan itu sambil sesekali belanja seperlunya aja. Saat kita melewati sebuah bangunan gedung sekolah, kami berpapasan dengan sekelompok murid-murid laki-laki seusia SMP gitu deh. Wah...mereka sangat antusias menyapa kami berempat. “ Assalamualaikum....Indonisi ? “ tanya mereka kepada kami. Kayaknya mereka senang berpapasan dengan kami dari Indonesia. Wah...mereka kok tahu kalau kita dari Indonesia ya....hehehe. “ Waalaikumsalam.....yes, we are from Indonesia “, jawab kami. Wah...mereka terlihat senang dan malah mengajak kita berfoto bersama. Ya..jadi deh berfoto ria bersama ABG-ABG Arab Saudi, kapan lagi nih. Apalagi gaya mereka pada alay juga ternyata. Jadi terbawa deh jadinya. Hehehe....

 
Bersama siswa siswa Arab Saudi saat bubaran sekolah

Setelah itu kami lanjutkan lagi berjalan-jalan mengelilingi sepanjang jalan itu, kami juga mampir ke Money Changer yang kebetulan kami lewati, tapi ternyata nilai tukarnya cukup mahal, jadinya gak jadi tukar deh....:-(





Tak terasa matahari sudah sangat terik, kami langsung saja menuju Masjidil haram dengan naik taxi lagi. Karena ternyata kita jalan tadi lumayan jauh lho...sehingga posisi kita mendekati Masjidil Haram. Tetapi karena sudah agak kecapekan dan cuaca sangat panas, kami memutuskan naik taxi saja. Kali ini lebih murah ke Masjidil Haram naik taxi hanya di tarif 10 real. 

 
Pelataran Masjidil Haram jam 11 siang

 

Waktu kami sampai di Masjidil Haram sebenarnya masuk Sholat Dhuhur masih lama, sekitar 2 jam lagi. Tetapi kami putuskan untuk beri'tikaf disana. Kami bisa menikmati keindahan dan keagungan Masjidil Haram. Dan bisa puas-puasin melakukan ibadah dengan tenang, memperbanyak dzikir, sholat dan membaca Al Qur'an yang sudah disediakan di setiap sudut masjid.

Kami lihat di seputar Ka'bah selalu ramai dengan orang yang melakukan thowaf disana. Subhanallah....Ka'bah benar-benar tidak pernah sepi. Pagi, siang, sore, malam bahkan dini hari pun selalu ramai. Benar-benar 24 jam Ka'bah tidak pernah sepi. Allahu Akbar !!

Setelah sholat Ashar , kami berkumpul di aula hotel untuk mendengarkan ceramah agama dari pembimbing kami Bp. KH. Achmad Shofwan. Wah...ceramah agama beliau sangat menyentuh, sehingga tak terasa saya meneteskan air mata mendengarnya. Ya Allah Engkau benar-benar Maha Besar...terima kasih atas rahmatMu dan kebesaranMu Ya Allah...Engkau beri kesempatan yang luar biasa ini bagi kami bisa sampai ditanah suci-Mu ini untuk mengunjungi BaitullahMu dan menjalankan ibadah umroh ini dengan lancar dan mudah. Rasa syukur yang tiada henti-hentinya kami panjatkan kepadaMu Ya Allah......Alhamdulilahirrobbil alamien.

Pada Malam hari, kami bangun jam 2 dini hari, kami dengan beberapa orang rombongan segera menuju ke Masjidil Haram dengan dipimpin pembimbing kami. Kali ini tidak semua rombongan ikut, mungkin hanya setengahnya yang ikut. Kami langsung menuju ke Ka'bah untuk melaksankan Thowaf sunnah. Dan seperti biasanya, meskipun dini hari begini, Ka'bah tidak pernah sepi. Subahanallah.......

Saat thowaf, lagi-lagi saya tidak bisa membendung air mata saya yang meleleh......rasanya Allah begitu dekat.....Allahu Akbar. Setelah thowaf selesai, kami serombongan berdoa di depan Multazam, yaitu tempat diantara Batu Hajar Aswad dengan pintu Ka'bah, yang berjarak kurang lebih 1-2 meter saja. Tetapi semakin kami mendekat, semakin ramai oleh lautan manusia disini. Bayangkan saja, semua orang dari berbagai penjuru dunia berebutan untuk mendekati Batu Hajar Aswad yang terletak diujung Ka'bah ini. Air mata kami semakin menjadi-jadi tatkala kita berdoa di depan Multazam. Ya Allah...kabulkanlah segala permohonan kami ini. Amien.

Saat berdoa didepan Multazam, Masya Allah tubuh saya terasa dihempas gelombang lautan manusia. Tubuh saya yang kecil ini, harus bertahan dengan desakan dengan tubuh-tubuh yang besar terutama saat kita berdekatan dengan jamaah dari Turki atau negara timur tengah lainnya. Saya benar-benar seperti “berjalan sendiri” atau “bergeser dengan sendirinya” karena kuatnya arus gelombang manusia yang memenuhi tempat ini. Ya Allah...berilah hamba kekuatan. Tubuh saya terus bergeser sendiri ke arah mendekati Batu Hajar Aswad. Sementara saya melihat suami saya dan jamaah rombongan saya sudah berpindah mengarah ke arah Hijir Ismail. Mereka sudah berjalan kearah kanan. Tapi saya terdesak dengan lautan manusia disini. Saya tidak bisa mengikuti rombongan saya. Saya hanya menyaksikan mereke berlalu dari tempat saya berdiri ini, sedang saya terjebak dalam lautan manusia dan sulit untuk bergerak menyusul mereka. Ya Allah saya pasrah saja.

Tiba-tiba saya tersadar bahwa posisi saya sudah didepan Hajar Aswad, hanya beberapa jengkal saja. Wah...mumpung saya sudah diposisi depan, sangat disayangkan jika saya mundur kebelakang, lagipula saya sudah jauh-jauh kesini masa saya sia-siakan kesempatan luar biasa ini sih. Tangan saya terus menggapai-gapai kearah Batu Hajar Aswad. Didepan saya ada sepasang suami istri yang tiba-tiba membantu menarik tangan saya untuk bisa menyentuh Hajar Aswad. “ Sini dik, saya bantu..!! “ teriak mereka berdua. Tangan saya akhirnya bisa menggapai Batu Hajar Aswad tersebut, setelah menyentuh batu dari surga tersbut, trus tangan saya saya kecup, begitu lagi saya lakukan berkali-kali dengan dibantu sepasang suami istri yang berada didepan saya. Tetapi saya belum bisa secara langsung mencium batu Hajar Aswa tersebut.

Desakan gelombang manusia dari belakang, kanan, kiri depan semakin lama semakin memuncak. Rasanya tubuh saya semakin terdesak. Ya Allah...berilah kekuatan kepada hambaMu ini. Saya menyaksikan orang-orang pada berebut mencium Batu Hajar Aswad ini. Ya Allah....jangan sampai hamba tergoda untuk menyakiti orang-orang disekitar saya ini. Saya nggak mau ikut dorong-mendorong di sini. Saya nggak mau karena melakukan hal yang sunnah, tapi menyakiti orang lain. Akhirnya saya memutuskan untuk mundur dari gelombang lautan manusia ini. Toh saya sudah berhasil memegang batu Hajar Aswad tersebut dan mengecup lewat tangan saya , saya rasa itu sudah cukup. Walaupun belum bisa mencium batu Hajar Aswad secara langsung tapi saya sudah bersyukur. Bayangin saja, saya ngeri membayangkan lautan manusia ini semakin mendesak-mendesak saya. Bisa-bisa kehabisan nafas ini. Pelan-pelan saya meringsek mundur, saya menjauhi desakan manusia-manusia ini. Saya bergeser kebelakang sedikit demi sedikit. Saya gak mungkin berbalik arah dan melawan arus, wah...bisa gawat jadinya.

Akhirnya dengan kekuasaan Allah saya berhasil keluar dari himpitan lautan manusia itu. Akh...ternyata longgar juga setelah keluar dari situ. Dan posisi saya masih didepan Ka'bah....ternyata disini kok sepi yaa....akhirnya saya dengan leluasa bisa mencium dinding Ka'bah ini sepuasnya. Padahal pas didepan Hajar Aswad berjubel sekali dengan lautan manusia, sementara disebelah pintu Ka'bah sebelah kanan ini sangat longgar sekali, saya menangis sejadi-jadinya. Saya tumpahin segala rasa ini. Rasa syukur berhasil menyentuh dan mencium dinding Ka'bah ini. Tidak ada maksud apa-apa selain rasa syukur yang sangat besar. Tak cukup rasanya tangisan ini melukiskan betapa bersyukurnya saya saat itu Ya Allah. Bayangkan saja, saat ini saya berada sangat dekat, bahkan bisa mendekap erat rumahMu Ya Allah......yang selama ini kita sholat hanya bisa menghadap kearah kiblat, tanpa tahu keberadaan Ka'bah sebenarnya. Dan saat ini, detik ini, Ka'bah benar-benar bisa saya dekap....Subhanallah......Tak cukup kata untuk bisa melukiskan perasaan saya saat itu.....Allahu Akbar.....Allahu Akbar......Allahu Akbar !!!


 
Saat Mencium Ka'bah


Setelah cukup lama, bisa mendekap Ka'bah dengan leluasa, saya berjalan menuju Hijir Ismail. Masih dengan tangan menempel didinding Ka'bah, saya mengikuti arusnya. Kalau saya menuju ketengah lagi, pasti akan repot lagi kalau akan masuk ke Hijir Ismail.

Akhirnya saya berhasil masuk ke Hijir Ismail. Saya melihat ada askar yang menjaga di dekat pintu masuk Hijir Ismail ini, tetapi mereka hanya berdiam diri saja. Saya masuk ke Hijir Ismail untuk sholat disana. Setelah sholat di Hijir Ismail saya beranjak mendekati dinding Ka'bah lagi dan berdoa tepat di bawah Talang emas atau Pancuran emas . Saya dekap kembali dinding Ka'bah dan menciumnya. Saya tegaskan kembali, tidak ada maksud apa-apa mencium dinding Ka'bah, selain rasa syukur yang mendalam.

Aroma dinding Ka'bah begitu harum dan semerbak aromanya begitu lembut. Sama sekali tidak menusuk hidung wanginya. Sangat lembuut.....( saya masih bisa merasakan aroma harumnya, pun sampai sekarang dan rasanya tidak akan pernah bisa hilang ). Alhamdulilah...saya bisa leluasa berada dibawah Talang Emas sini dan berdoa sepuasnya tanpa ada yang mengganggu. Allahu Akbar !!

Setelah dirasa cukup berada di Hijir Ismail, saya keluar untuk segera mencari rombongan saya dan suami saya yang berpisah sedari tadi saat berada di Multazam. Rasanya apa yang saya alami sudah lebih dari cukup Ya Allah. Tetapi saat saya baru melangkah keluar dari Hijir Ismail, tiba-tiba ada seorang perempuan, memakai jubah hitam dan berkerudung putih mendekati saya. Lalu beliau menyapa saya . “ Assalamu'alaikum “ . “ Waalaikumsalam “, saya membalasnya.

Dia berkata lagi kepada saya “ Adik sudah mencium Hajar Aswad ?” .

Kalau mencium sih belum ibu, tapi saya berhasil menempelkan tangan saya di Batu Hajar Aswad dan saya mengecup tangan saya sebagai isyarat menciumnya “, jawab saya.

Mari saya antar adik. “

Apa....ibu mau mengantarkan saya ? Benarkah Ibu ?” jawab saya terbata-bata serasa tak percaya.

Ibu itu hanya mengangguk. Lalu saya berjalan mengikuti beliau. Saya seperti berlari menembus gelombang lautan manusia itu. Saat melintasi orang yang sedang thowafpun, rasanya mereka memberi jalan kepada saya untuk melintasinya. Ya Allah saya berjalan cepat menembus ribuan orang-orang berjubel disana dengan menangis sejadi-jadinya sambil berdzikir. Allahu Akbar!!. Serasa tak percaya, padahal saya tadi sudah berada ditempat ini sebelumnya rasanya sulit sekali menembus gelombang lautan manusia yang menyemut di depan Batu hajar Aswad ini. Dan kali ini sebegitu mudahnya saya sampai didepan Batu hajar Aswad dengan mudah, bahkan seperti berlari. Karena jalan seperti membuka dengan sendirinya dan longgar ditengah lautan manusia ini. Ya Allah......Engkau memang maha Besar !!

Tiba-tiba tanpa saya sadari posisi saya sudah didepan Batu Hajar Aswad. Ya Allah....Saya tidak rasa lagi bagaimana tadi saya bisa sampai di depan ini dengan mudahnya dalam hitungan menit. Dimana sebelumnya untuk menuju ke posisi ini sangat tidak mudah. Tiba-tiba Ibu itu menyeru kepada saya “ Ayo menunduk dik, masukkan kepalanya. ! “

Saya langsung memasukkan kepala saya ke dalam lingkaran batu berwarna silver yang menyelimuti Batu Hajar Aswad itu. Begitu berhasil memasukkan kepala saya, saya langsung mencium dan mengecup Batu Hajar Aswad itu berkali-kali. Ya Allah.....dengan seizin-Mu, aku berhasil mencium Batu dari surga ini Ya Allah. Puji syukur yang tiada henti kepadaMu Ya Allah.

Saat mencium Batu Hajar Aswad itu, aromanya sangat haruuumm sekali. Aroma yang lembut yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Sama sekali tidak menohok di hidung harumnya. Dan anehnya saat kepala saya masuk di dalam batu tersebut, Bleng.....!! saya terasa berada di dimensi lain. Entah dimana rasanya. Saya tidak pernah rasakan sebelumnya. Saya merasa ada di dimensi lain, tenang dan longgar. Bayangkan saja, batu ini diperebutkan oleh ribuan bahkan berjuta-juta orang diluar sana. Tapi begitu kepala saya masuk dengan posisi badan yang sedikit menunduk, secara logika pasti tubuh saya sudah terguncang-guncang oleh orang-orang dibelakang saya yang berusaha masuk ke lingkaran batu silver ini dan mencium batu Hajar Aswad yang berada didalamnya. Selain itu bisa jadi kepala saya bisa-bisa terbentur ke dinding batunya karena desakan orang-orang dibelakang saya. Tapi luar biasanya, saya tidak merasakan badan saya terguncang-guncang , atau badan saya disenggol-senggol oleh orang-orang disekitar saya yang pasti pada berebut untuk segera masuk dan mencium Batu Hajar Aswad ini. Dalam bahasa Jawa rasanya saya “ Ngijeni “ di tempat ini. Subhanallah...terasa longgar, sunyi dan syahdu. Bener-bener tidak bisa dilukiskan deh gimana rasanya. Tenang, damai, bener-bener seperti berada di dimensi lain , yang saya gak tahu apa namanya. Masya Allah.....Allahu Akbar!!. Bahkan suara orang-orang di belakang saya yang berjubel pada berebut ingin mencium Hajar Aswad terasa terdengar sayup-sayup saja, saya seperti tak merasa mereka ada di belakang saya. Padahal tahu sendiri khan, untuk sampai ke tempat ini, harus melalui lautan manusia itu.

Setelah saya rasa cukup mencium Batu Hajar Aswad tersebut, saya langsung mengeluarkan kepala saya, dan Masya Allah, saya kembali berada di antara ribuan orang-orang yang berjubel ingin mencium Hajar Aswad. Tubuh saya terhempas kesana kemari untuk mencari jalan keluar. Saya hanya memejamkan mata saja. Tak berani rasanya melihat tubuh kecil saya berhimpitan dengan ribuan orang dari berbagai penjuru dunia ini. Dengan mata terpejam , saya pelan-pelan bergeser mundur kearah luar. Dan begitu saya membuka mata, saya sudah berada ditempat yang agak longgar, dan tiba-tiba lautan manusia itu membelah sekan memberi jalan saya untuk melaluinya. Subhanallah....Allahu Akbar !!!. Saat berada ditempat yang agak sepi, saya langsung sujud syukur mensyukuri nikmat yang tiada tara ini Ya Allah. Dalam sujud saya mengucap syukur sebanyak-banyaknya dan menangis sejadi-jadinya. Saya seakan tak percaya dengan kejadian yang baru saja saya alami ini . Ini sungguh-sungguh pengalaman spiritual yang luar biasa. Alahamdulilah ya Allah.

Setelah manangis sejadi-jadinya, tubuh saya terasa agak lemas. Bayangkan saja peristiwa barusan, benar-benar menguras, fisik dan psikis saya. Saya langsung berdiri dan mengamati Ka'bah yang berdiri dengan kokoh dan megahnya itu. Dan sekali lagi saya bersyukur, karena berhasil melewati ribuan manusia yang saat ini masih memadati diseputar posisi Hajar Aswad berada. Ya Allah...serasa tak percaya saya tadi berada diantara kerumunan manusia itu dan saya berhasil menembusnya. Allahu Akbar !!

Kemudian saya berjalan sendirian menuju tempat sa'i untuk mencari air zam-zam. Untung saya sudah menguasai medan di Masjidil haram ini. Sehingga saya tahu posisi mana yang mau saya tuju. Saya putuskan untuk mencari rombongan saya nanti saja. Lagipula ini juga sudah mendekati adzan Shubuh. Lebih baik saya mencari tempat untuk sholat Shubuh saja. Saat tiba di galon-galon tempat air zam-zam saya langsung meminumnya dan saya buat berwudhu juga. Ya Allah....sungguh terasa segar air zam-zam ini. Begitu terasa manfaatnya sampai ke seluruh tubuh segarnya.

Saya langsung mengambil tempat sholat Shubuh di area tempat Sa'i . Sambil menunggu saat adzan Shubuh saya tak berhenti bersyukur, berdzikir atas karunia Allah. Saya menangis terus menerus tiada henti. Berbagai macam perasaan bercampur manjadi satu. Rasa haru, bersyukur, bahagia dan sebagainya rasanya tak cukup kata untuk melukiskan perasaan saya waktu itu. Mungkin karena menangis terus, mata saya jadi sembab. Saya sampai-sampai tak menyadari bahwa jamaah di kanan kiri saya yang semuanya sepertinya jaamah dari pakistan, nggak ada jamaah dari Indonesia satupun deh kayaknya.

Begitu selesai Sholat Shubuh saya langsung keluar menuju pintu 1, tempat saya masuk dari awal. Selain itu sandal saya khan saya taruh di tempat sandal di pintu 1. Saya tidak mencari rombongan saya deh. Bisa dibayangin nyari di sebelah mana mereka diantara luasnya Masjidil Haram ini. Pikir saya, meskipun nggak ketemu dengan suami dan rombongan saya yang lain , Insya Allah saya pulang sendiri saja menuju hotel. Alhamdulilah saya sudah faham tempat dan jalan menuju hotel.

Tetapi pas saat saya sampai di tempat penitipan sandal di pintu 1, saya bertemu dengan suami saya.....Alhamdulilah ya Allah. Rupanya suami saya menunggu saya. Rupanya sejak terpisah dari Multazam tadi suami saya mencari saya dan menanyakan keberadaan saya kepada jamaah yang lain.Dan Alhamdulilah ternyata kami dipertemukan Allah disini. Saat mengambil sandal, suami saya melihat sandal saya masih ada di tempatnya, jadi beliau menunggu saya . Emang suami saya TOP BGT deh. Alhamdulilah....akhirnya kami pulang menuju hotel berdua. Terima kasih ya Allah.......



( Bersambung ke Part 7 …...)

3 komentar:

  1. Subhanallah alhamdulillah indahnya pengalamannya mbak, ikut bergetar rasanya hati ini dan menangis bacanya. Moga saya juga di beri kemudahan saat di sana nanti, maksimal ibadah, bisa sholat di raudah, mencium hajar aswad, berdo'a di Multazam, sholat di Hijir Ismail.

    Salam kenal ya mbak Yuyung, terima kasih sharing cerita nya ini. Insya Allah saya juga ikut Rombongan Pak Kyai Sofyan, Adzikra (Jabal Rahma Group) akhir tahun ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak @fani rakhmah.....terima kasih banyak atensinya mbak Fani. Wah...Alhamdulilah ya mbak Fani juga akan berangkat Umroh . Lewat Adzikra ya mbak, sama kayak saya donk. hehehe... Saya doakan semoga ibadah umrohnya diberi kelancaran hingga samapi kembali ke tanah air mbak. Dan semoga umrohnya maqbul ya. Amin.

      Semoga sharing cerita saya ini bisa bermanfaat untuk mbak Fani sbg bahan referensi aja ya mbak.

      Hapus
  2. wah saya jadi pengen nangis jg baca ini mb, bergetar, pgn cpt2 umroh,smg allah melimpahkan rezeki biar bs cpt umroh diusia muda aminnn
    btw mb saya bs mnt cp ato web adzikra gak? tour yg dipake pas umroh,makasi mb,

    BalasHapus